Cara Beli Saham yang Sedang ARA: Strategi Cerdas
Saham yang sedang ARA (Auto Reject Atas) selalu jadi sorotan para investor. Kenaikan harga yang mencapai batas maksimal harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang terlihat menggiurkan. Namun, banyak yang masih bingung bagaimana cara membeli saham dalam kondisi ini.
Pertanyaannya sederhana: apakah bisa membeli saham yang sedang ARA? Jawabannya: bisa, tapi dengan strategi yang tepat, kesabaran, dan pemahaman risiko yang jelas.
Apa Itu ARA dalam Saham?
Auto Reject Atas (ARA) adalah mekanisme batas kenaikan harga harian yang ditetapkan BEI. Jika harga saham naik terlalu tinggi, sistem otomatis akan menolak order di atas batas ini.
Per Agustus 2025, ketentuan ARA masih berlaku sebagai berikut:
Harga saham Rp50 – Rp200 → batas naik maksimal 35% per hari.
Harga saham Rp200 – Rp5.000 → batas naik maksimal 25% per hari.
Harga saham di atas Rp5.000 → batas naik maksimal 20% per hari.
Artinya, jika sebuah saham mencapai level ARA, harga tidak bisa naik lebih tinggi pada hari itu. Order beli hanya bisa masuk di harga batas ARA atau di bawahnya.
Langkah-Langkah Cara Beli Saham yang Sedang ARA
1. Persiapan Awal
Buka Rekening Saham di sekuritas resmi BEI seperti BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Mirae Asset, Ajaib, Stockbit, atau IPOT.
Setelah verifikasi, Anda akan mendapatkan Rekening Dana Nasabah (RDN) untuk transaksi.
Isi saldo RDN sesuai kebutuhan. Ingat, minimal pembelian adalah 1 lot (100 lembar saham).
2. Identifikasi Saham ARA
Gunakan fitur Top Gainer di aplikasi sekuritas atau situs BEI untuk melihat saham yang menyentuh ARA.
Cek juga order book. Saham ARA biasanya punya antrian beli (bid) yang sangat panjang di harga ceiling.
Pastikan memahami penyebab kenaikannya: apakah karena laporan keuangan, aksi korporasi, atau hanya euforia pasar.
3. Masukkan Order Beli
Buka aplikasi trading → pilih menu Buy Order.
Masukkan kode saham (misalnya, BBRI, TLKM, atau saham lain yang ARA).
Tentukan jumlah lot, lalu masukkan harga di ceiling (harga ARA).
Gunakan Limit Order agar bisa masuk antrean beli.
Catatan: Saham ARA biasanya punya antrean sangat panjang, sehingga order tidak selalu langsung tereksekusi.
4. Pantau Antrian
Jika antrean terlalu panjang, ada kemungkinan order Anda tidak kebagian saham.
Trik yang sering digunakan trader adalah membatalkan order lama lalu memasang order baru agar posisi antrean naik ke depan.
5. Kelola Risiko
Gunakan stop-loss bila harga turun tajam setelah ARA dibuka.
Jangan all-in. Sisihkan hanya sebagian dana untuk saham ARA.
Tentukan strategi:
Trading cepat → ambil keuntungan segera setelah harga naik lagi.
Investasi jangka panjang → pastikan saham punya fundamental kuat, bukan sekadar "gorengan".
Risiko Membeli Saham ARA
Volatilitas tinggi: Saham bisa langsung terkoreksi ke ARB (Auto Reject Bawah) di hari berikutnya.
Antrean panjang: Order bisa gagal tereksekusi karena terlalu banyak peminat.
Manipulasi pasar: Beberapa saham ARA dipicu oleh "pom-pom" di media sosial tanpa alasan fundamental.
Psikologis: Rasa takut ketinggalan (FOMO) sering membuat investor masuk tanpa analisis.
Contoh Kasus Perhitungan
Misalnya saham TLKM naik 20% dari Rp3.800 ke Rp4.560 (ARA):
Anda ingin membeli 10 lot (1.000 lembar).
Total harga: Rp4.560 x 1.000 = Rp4.560.000.
Biaya transaksi (0,2%): Rp9.120.
Dana yang perlu disiapkan: Rp4.569.120.
Jika order Anda tereksekusi, pantau pergerakan harga di hari berikutnya. Banyak saham ARA kembali naik, tapi tidak sedikit juga yang langsung terkoreksi tajam.
Tips Tambahan untuk Pemula
Siapkan order sejak pre-opening (08:45 WIB) agar punya peluang masuk antrean lebih awal.
Gunakan aplikasi dengan kecepatan eksekusi tinggi (low latency).
Jangan membeli saham ARA hanya karena ikut-ikutan. Pastikan ada alasan kuat di balik kenaikannya.
Diversifikasi portofolio Anda. Jangan taruh semua modal di saham yang sedang ARA.
Posting Komentar