Cara Mengetahui Saham Akan ARA, Ciri-Ciri dan Strategi Membacanya
Bagi investor dan trader harian, istilah ARA (Auto Rejection Atas) sudah tidak asing lagi. ARA adalah kondisi di mana harga saham naik hingga menyentuh batas maksimal yang ditentukan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam satu hari perdagangan. Ketika hal ini terjadi, harga saham tidak bisa naik lagi, meskipun permintaan beli masih sangat besar.
Kondisi ini menjadi momen yang paling ditunggu trader, karena dalam sehari potensi keuntungan bisa mencapai puluhan persen. Namun, tidak mudah menebak saham mana yang akan ARA. Dibutuhkan pemahaman teknikal, fundamental, dan sentimen pasar.
Pengertian ARA dan Aturannya di BEI
BEI menetapkan batas auto rejection untuk menjaga kestabilan pasar. Update peraturan terbaru masih berlaku dengan rincian:
-
Harga saham Rp50 – Rp200 → batas ARA 35%
-
Harga saham Rp200 – Rp5.000 → batas ARA 25%
-
Harga saham di atas Rp5.000 → batas ARA 20%
Sebagai contoh, jika harga penutupan saham kemarin Rp1.000, maka batas kenaikan maksimal hari ini adalah Rp1.250. Begitu harga mencapai angka tersebut, sistem akan otomatis menolak order beli di atas Rp1.250.
Ciri-Ciri Saham yang Akan ARA
Untuk mengetahui saham berpotensi ARA, beberapa tanda biasanya muncul lebih dulu di order book dan pergerakan harga.
1. Antrean Beli Sangat Besar
Jika antrean beli (bid) terus menumpuk di harga teratas dan jumlahnya jauh lebih besar dibanding antrean jual (offer), artinya permintaan pasar sedang sangat tinggi.
2. Penjual Hampir Tidak Ada
Saham yang akan ARA biasanya sepi di sisi penawaran jual. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemegang saham enggan melepas sahamnya karena yakin harga akan terus naik.
3. Harga Melonjak Konsisten
Lonjakan harga yang cepat, tanpa jeda koreksi, adalah tanda bahwa minat beli mengalir deras. Biasanya, kondisi ini muncul sejak awal sesi perdagangan.
4. Indikator di Aplikasi Sekuritas
Beberapa aplikasi sekuritas memberi penanda khusus, misalnya label hijau mencolok, kode “ARA”, atau garis batas harga. Trader bisa memanfaatkan fitur ini untuk memantau saham-saham yang sudah mendekati batas.
5. Lonjakan Volume Transaksi
Volume yang meningkat tajam hingga melampaui rata-rata harian menjadi sinyal bahwa pergerakan harga didukung modal besar. Ini salah satu bahan bakar utama menuju ARA.
Cara Praktis Menghitung Batas ARA
Menghitung potensi ARA cukup sederhana.
-
Lihat harga penutupan kemarin
Misalnya Rp500. -
Cek kategori harga saham
Rp200 – Rp5.000 → batas ARA 25%. -
Hitung kenaikan maksimal
Rp500 + (Rp500 x 25%) = Rp625.
Jika saham tersebut menembus Rp625, maka harga sudah menyentuh batas ARA.
Strategi Mengenali Saham yang Berpotensi ARA
1. Analisis Teknikal
Gunakan alat teknikal untuk membaca arah pergerakan harga. Beberapa indikator yang relevan:
-
Volume Perdagangan: Lonjakan besar di awal sesi menandakan permintaan tinggi.
-
Moving Average (MA): Jika harga menembus garis MA disertai volume, peluang kenaikan lebih kuat.
-
Pola Candlestick Bullish: Seperti bullish engulfing atau three white soldiers yang biasanya menandai awal tren naik.
-
RSI (Relative Strength Index): RSI yang naik dari level oversold ke zona netral-bullish sering menjadi sinyal pergerakan kuat.
2. Analisis Broker Summary
Perhatikan broker summary di aplikasi sekuritas. Jika ada satu atau beberapa broker melakukan akumulasi besar, bisa jadi ada “bandar” yang sedang menggerakkan saham menuju ARA.
3. Perhatikan Sentimen Pasar
Saham yang terkena ARA umumnya memiliki katalis kuat, seperti laporan keuangan positif, aksi korporasi (rights issue, akuisisi, stock split), hingga sentimen sektoral. Misalnya, ketika tren kendaraan listrik sedang naik, saham terkait nikel atau baterai berpotensi terkena ARA.
4. Amati Dana Asing
Masuknya dana asing ke saham tertentu menjadi sinyal tambahan. Investor asing biasanya masuk ke saham-saham berfundamental bagus dan mampu menggerakkan harga secara signifikan.
Risiko di Balik Saham ARA
Saham yang ARA memang bisa menghasilkan keuntungan besar, tetapi risikonya juga tinggi. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
-
Potensi ARB Keesokan Harinya: Saham yang ARA sering kali langsung turun tajam (ARB) di hari berikutnya jika euforia mereda.
-
FOMO Berbahaya: Membeli di harga pucuk bisa membuat trader terjebak saat harga berbalik turun.
-
Trading Plan Wajib Ada: Tentukan target take profit dan cut loss sebelum masuk.
-
Gunakan Modal Sehat: Jangan memakai dana pinjaman atau dana darurat untuk mengejar saham ARA.
Catatan Penting untuk Investor
-
Tidak ada metode pasti untuk memprediksi saham ARA, yang ada hanyalah probabilitas berdasarkan data.
-
Analisis teknikal, fundamental, dan sentimen harus digunakan bersama agar lebih akurat.
-
Investor harus selalu siap dengan manajemen risiko, karena volatilitas saham ARA sangat tinggi.
Posting Komentar