Apakah Saham ARB Bisa Dijual? Begini Fakta dan Strateginya

Daftar Isi

Bagi investor, terutama yang baru terjun ke pasar modal, salah satu momen paling menegangkan adalah ketika saham yang dimiliki terkena Auto Rejection Bawah (ARB). Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah saham ARB bisa dijual?”

Jawabannya, secara teknis tetap bisa dijual, tetapi dalam praktiknya sangat sulit, bahkan hampir mustahil dieksekusi pada hari yang sama.

Untuk memahami alasannya, mari kita bahas lebih dalam.

Memahami Mekanisme Auto Rejection Bawah (ARB)

Auto Rejection (AR) adalah sistem pengaman yang diterapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatasi fluktuasi harga saham dalam satu hari perdagangan.

  • Auto Rejection Atas (ARA): Batas kenaikan harga maksimum harian.

  • Auto Rejection Bawah (ARB): Batas penurunan harga maksimum harian.

Per April 2025, aturan BEI terbaru menetapkan batas ARB diseragamkan menjadi 15% untuk semua rentang harga saham, sesuai Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00002/BEI/04-2025 dan Kep-00003/BEI/04-2025.

Catatan: Sebelum aturan ini, batas ARB berbeda-beda, misalnya 35% untuk saham Rp50–Rp200, 25% untuk Rp200–Rp5.000, dan 20% untuk saham di atas Rp5.000.

Contoh:
Jika saham A ditutup kemarin di Rp1.000, maka harga terendah yang diperbolehkan hari ini adalah Rp850 (turun 15%). Saham bisa dijual di Rp850, tetapi tidak bisa lebih rendah.

Mengapa Saham ARB Sulit Dijual?

Meskipun BEI mengizinkan penjualan di harga ARB, kenyataannya transaksi hampir tidak terjadi karena:

  1. Antrean Jual Menumpuk
    Banyak investor panik ingin melepas sahamnya, sehingga antrean di sisi offer membludak.

  2. Minim Pembeli
    Di sisi lain, investor jarang berani memasang bid di harga ARB karena takut harga masih bisa terus turun.

  3. Tidak Ada Pertemuan Bid dan Offer
    Transaksi saham hanya terjadi jika ada pertemuan antara penjual dan pembeli. Saat ARB, yang ada hanya penjual, sedangkan pembeli hampir tidak ada.

Akibatnya, order jual yang Anda pasang biasanya akan berstatus open tanpa pernah tereksekusi.

Apakah Saham ARB Bisa Dijual?

Jawabannya: bisa dijual secara sistem, tetapi belum tentu ada pembeli.

Selama BEI tidak melakukan suspensi perdagangan, Anda tetap bisa memasang order jual di harga ARB atau lebih tinggi. Namun, peluang order tersebut tereksekusi sangat kecil ketika tidak ada antrean beli yang aktif.

Strategi Jika Terjebak di Saham ARB

Terjebak saham ARB bukan berarti tidak ada jalan keluar. Ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:

1. Pasang Order di Harga ARB

Tetap pasang order jual di harga ARB. Meskipun kecil kemungkinan, kadang ada investor besar atau institusi yang masuk membeli dalam jumlah tertentu.

2. Coba di Hari Perdagangan Berikutnya

Jika hari ini tidak laku, tunggu perdagangan berikutnya. Namun, perlu disadari bahwa harga pembukaan keesokan harinya bisa lebih rendah dari harga ARB hari sebelumnya.

3. Analisis Fundamental Emiten

Cari tahu penyebab ARB: apakah hanya karena sentimen pasar atau ada masalah serius pada fundamental perusahaan? Jika masih solid, menahan saham mungkin lebih rasional dibanding menjual rugi.

4. Gunakan Fitur Stop Loss

Sebelum harga jatuh terlalu dalam, biasakan pasang stop loss. Dengan cara ini, Anda bisa meminimalkan risiko terjebak dalam antrean ARB berhari-hari.

Cara Menghindari Terjebak Saham ARB

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan:

  • Riset mendalam sebelum membeli saham. Jangan hanya ikut rekomendasi tanpa memahami kinerja perusahaan.

  • Diversifikasi portofolio. Jangan taruh seluruh modal di satu saham saja.

  • Hindari saham gorengan. Saham dengan pergerakan harga ekstrem tanpa alasan fundamental biasanya lebih berisiko terkena ARB.

  • Disiplin manajemen risiko. Tentukan batas maksimal kerugian (cut loss) sebelum masuk ke saham tertentu.

Faktor Lain yang Perlu Diperhatikan

Selain mekanisme ARB, ada kondisi pasar tertentu yang bisa memengaruhi kemampuan menjual saham:

  • Suspensi Perdagangan oleh BEI. Jika saham terus ARB berhari-hari atau ada isu besar pada emiten, BEI bisa menghentikan sementara perdagangan.

  • Trading Halt. Jika IHSG turun lebih dari 8%, BEI bisa menghentikan perdagangan sementara selama 30 menit.

  • Kondisi Makroekonomi. Faktor global, seperti kebijakan suku bunga atau gejolak geopolitik, dapat memperparah tekanan jual.

Posting Komentar