BBNI Stock Split Berapa Kali? Sejarah, Rasio, dan Dampak Lengkap

Daftar Isi

Dalam dunia pasar modal, stock split adalah aksi korporasi ketika perusahaan memecah nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil dengan rasio tertentu. Misalnya rasio 1:2 berarti satu saham lama dipecah menjadi dua saham baru.
Langkah ini tidak mengubah total kapitalisasi pasar, tetapi menurunkan harga per saham agar terlihat lebih murah di mata investor. Tujuannya adalah meningkatkan likuiditas, memperluas basis pemegang saham, dan memudahkan investor ritel untuk membeli saham.

Bagi investor, stock split biasanya menjadi sinyal positif karena menunjukkan keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis ke depan. Harga saham yang lebih terjangkau pasca-split juga sering memicu kenaikan volume transaksi.

Mengenal BBNI Sebagai Emiten

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI adalah salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia. Sahamnya resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 November 1996 dengan kode emiten BBNI.
Sebagai salah satu bank papan atas bersama BBRI, BMRI, dan BBCA, kinerja BBNI menjadi perhatian investor institusi maupun ritel. Setiap aksi korporasi—termasuk stock split—selalu ditunggu pelaku pasar karena berpotensi memengaruhi harga dan minat beli.

Berapa Kali BBNI Melakukan Stock Split

Berdasarkan data BEI, keterbukaan informasi emiten, dan catatan historis per September 2025, BBNI hanya pernah melakukan stock split sebanyak satu kali sejak IPO.
Aksi korporasi ini terjadi pada tahun 2023 dan menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan saham BBNI.

Rincian Stock Split Pertama BBNI (2023)

Berikut informasi lengkap mengenai stock split BBNI yang berlaku sejak Oktober 2023:

TanggalRasioKeputusanCatatan
6 Oktober 20231:2Disetujui dalam RUPS Luar Biasa pada 19 September 2023Stock split pertama sejak IPO 1996. Nilai nominal saham Seri B & Dwiwarna turun dari Rp7.500 menjadi Rp3.750, dan Seri C dari Rp375 menjadi Rp187,5.
  • Harga Saham Sebelum Split: Sekitar Rp10.375 per lembar di pasar reguler.

  • Harga Saham Setelah Split: Disesuaikan menjadi sekitar Rp5.200 per lembar.

  • Tujuan: Menurunkan harga agar lebih terjangkau investor ritel dan meningkatkan likuiditas perdagangan.

Langkah ini sekaligus menjadi sinyal kepercayaan manajemen terhadap fundamental BBNI yang terus membaik, terutama setelah pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Dampak Stock Split Terhadap Saham BBNI

Stock split BBNI pada 2023 membawa sejumlah dampak signifikan bagi pergerakan harga dan perilaku investor.

  1. Harga Saham Lebih Terjangkau
    Penurunan harga per lembar saham membuat investor ritel lebih mudah membeli saham BBNI. Modal yang dibutuhkan untuk memiliki lot saham menjadi lebih ringan dibandingkan sebelum split.

  2. Likuiditas Perdagangan Meningkat
    Volume transaksi BBNI melonjak setelah harga saham turun. Data BEI mencatat lonjakan aktivitas beli-jual pada pekan pertama pasca-split, mencerminkan antusiasme investor.

  3. Aksesibilitas Investor Ritel
    Dengan harga baru sekitar Rp5.200 per saham, BBNI semakin menarik bagi investor pemula yang ingin memiliki saham bank BUMN tanpa modal besar.

  4. Kapitalisasi Pasar Tetap Sama
    Meskipun jumlah saham beredar menjadi dua kali lipat, nilai kapitalisasi pasar tidak berubah. Investor hanya melihat penyesuaian pada harga per lembar, bukan nilai keseluruhan perusahaan.

Posisi BBNI Dibanding Bank Lain

Jika dibandingkan dengan emiten bank besar lain, BBNI tergolong konservatif dalam melakukan stock split.

  • Bank Central Asia (BBCA) tercatat sudah 4 kali melakukan stock split sejak IPO.

  • Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sudah 2 kali melakukan stock split, terakhir pada 2021.

  • Mandiri (BMRI) juga pernah melakukan stock split, meski frekuensinya tidak sesering BBCA.

Fakta ini menunjukkan BBNI baru mengambil langkah stock split ketika harga sahamnya dinilai cukup tinggi dan likuiditas perlu didorong.

Prospek Saham BBNI Pasca Stock Split

Pasca stock split, saham BBNI terus menunjukkan kinerja yang solid. Hingga kuartal III 2025, BBNI mencatat pertumbuhan laba bersih dua digit, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan perbaikan rasio kredit bermasalah (NPL).
Analis menilai keputusan stock split pada 2023 menjadi salah satu faktor yang mendorong meningkatnya jumlah investor ritel dan memperkuat sentimen positif terhadap saham BBNI.

Dengan fundamental yang sehat dan posisi sebagai bank BUMN strategis, saham BBNI masih menjadi salah satu pilihan menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang. Jika harga saham kembali menanjak ke level yang terlalu tinggi, peluang stock split berikutnya tetap terbuka meski belum ada rencana resmi dari manajemen.

Catatan Data Terkini:
Informasi ini diperbarui hingga September 2025 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, CNBC Indonesia, Stockbit, dan Investing.com. Untuk keputusan investasi, selalu cek keterbukaan informasi emiten melalui situs BEI atau publikasi resmi BBNI.

Posting Komentar