Berapa Jumlah Saham BRIS yang Beredar Sekarang? Data & Dampaknya”
Sekilas tentang BRIS & Pentingnya Saham Beredar
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terbentuk lewat merger tiga bank syariah milik negara — BRI Syariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah — sejak 1 Februari 2021.
Mengapa “jumlah saham beredar” penting? Karena ini adalah salah satu pondasi analisis saham:
-
Menentukan kapitalisasi pasar.
-
Menjadi penyebut dalam perhitungan EPS (laba per saham).
-
Menunjukkan potensi likuiditas & risiko dilusi bagi investor.
Data Terbaru: Berapa Lembar Saham BRIS Beredar?
Berdasarkan data publik per September 2025:
-
Platform Investing.com menyebut saham beredar BRIS sebanyak 46,13 miliar lembar (46,13 B).
-
Bloomberg juga mencatat angka yang sama: 46,129 milyar lembar.
-
Sumber lokal LembarSaham mencatat 45,667,877,639 lembar sebagai data fundamental.
Catatan: Ada sedikit perbedaan antar sumber, kemungkinan karena pembaruan waktu, aksi korporasi, atau penyesuaian float saham.
Untuk melihat angka yang “resmi”, Anda bisa merujuk laporan tahunan/kuartalan BRIS di situs investor relations-nya.
Evolusi Jumlah Saham BRIS: Dari Merger hingga Sekarang
Periode / Momen | Jumlah Saham Beredar | Catatan / Peristiwa Penting |
---|---|---|
1 Februari 2021 | 41.031.208.943 lembar | Saat merger resmi, data dalam laporan tahunan BRIS 2021 |
Tahun-tahun pasca merger | ± 41-42 miliar | Stabilitas relatif sebelum ada aksi baru |
2025 | ~ 46,13 miliar | Berdasarkan data market platform publik |
Dari tabel itu tampak bahwa peningkatan jumlah saham tidak drastis sejak merger, tetapi memang ada tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir (atau setidaknya menurut data pasar).
Aksi Korporasi yang Bisa Mengubah Jumlah Saham Beredar
Agar Anda tidak kaget kalau tiba-tiba angka berubah, berikut jenis-jenis aksi korporasi yang berpotensi memengaruhi:
-
Rights Issue / Penawaran Umum Terbatas (HMETD / Private Placement)
Jika BRIS butuh tambahan modal, mereka bisa menjual saham baru kepada pemegang saham lama atau publik. Ini akan menambahkan jumlah saham beredar. -
Buyback / Pembelian Kembali Saham
Jika BRIS membeli sahamnya sendiri dan menahan atau membatalkan saham itu, jumlah beredar akan menurun. -
Stock Split / Reverse Split
Perubahan nilai nominal per lembar bisa mengubah jumlah lembar saham secara teknis, meskipun total nilai pasar tetap sama. -
Saham Treasury
Apabila BRIS memiliki saham treasury (saham yang “disimpan” sendiri), saham tersebut tidak dihitung sebagai saham beredar. Jika perusahaan “melepaskan” saham treasury ke publik, angka beredar bisa naik. -
Aksi Merger / Akuisisi Tambahan
Jika BRIS melakukan merger atau akuisisi baru, bisa terjadi penerbitan saham baru untuk mendanai transaksi tersebut.
Implikasi Angka Saham Beredar terhadap Kinerja & Nilai Saham BRIS
-
Kapitalisasi Pasar
Rumus dasar: Jumlah Saham Beredar × Harga Saham.
Di data Investing.com, market cap BRIS tercatat sekitar Rp 121,78 triliun berdasarkan jumlah saham beredar ~46,13 miliar dan harga saham ~Rp 2.640.
Platform lain (StockAnalysis) turut mencatat market cap ~Rp 123,17 triliun. -
EPS & Dilusi
Misalnya jika laba bersih tetap sama, tapi jumlah saham beredar naik (karena rights issue), maka EPS akan turun (laba dibagi lebih banyak lembar). Ini yang disebut “efek dilusi”. -
Likuiditas Saham
Semakin banyak saham yang beredar (dan aktif ditransaksikan), semakin besar kemungkinan likuiditasnya baik — jual atau beli akan lebih mudah. -
Porsi Kepemilikan / Kontrol
Bila perusahaan menerbitkan saham baru dan investor lama tidak ikut membeli (tidak exercise hak), maka kepemilikan mereka bisa terdilusi. -
Penilaian & Rasio Keuangan
Banyak rasio saham (P/E, Price to Book, dll) bergantung pada EPS, modal, dan total saham. Perubahan kecil pada jumlah saham bisa memengaruhi persepsi valuasi investor.
Tips Agar Anda Sebagai Investor Tidak Tertinggal
-
Selalu verifikasi laporan resmi BRIS (kuartalan & tahunan) melalui situs investor relations-nya.
-
Perhatikan pengumuman aksi korporasi seperti rights issue, buyback, atau stock split di situs BEI atau media finansial.
-
Bandingkan data dari platform pasar (Investing, Bloomberg, dll) dan data laporan resmi jika muncul perbedaan.
-
Gunakan angka saham beredar terkini saat menghitung metrik seperti EPS, valuasi, dan kapitalisasi pasar agar analisis Anda lebih akurat.
Posting Komentar