Harga IPO Saham CBDK Terungkap: Dari Rp 4.060 hingga Performa Pasca-Listing
PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), anak usaha dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang merupakan kolaborasi Agung Sedayu Group dan Salim Group, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 13 Januari 2025. IPO ini menjadi salah satu yang paling menyita perhatian awal tahun karena skalanya besar dan antusiasme investor yang luar biasa.
Profil Singkat Perusahaan
CBDK merupakan pengembang kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) di Tangerang, Banten, dengan luas pengembangan mencapai 735 hektar. Proyek ini meliputi hunian, area komersial, hingga fasilitas MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions).
Salah satu proyek andalan CBDK adalah Nusantara International Convention and Exhibition (NICE), kompleks konvensi berkelas internasional yang berdiri di atas lahan 40 hektar dengan luas bangunan mencapai 120.000 m². NICE diproyeksikan menjadi pusat MICE terbesar di Indonesia, dengan operasional parsial dimulai pada September 2025.
Perusahaan juga memiliki sumber pendapatan utama dari:
-
Penjualan kavling tanah di PIK 2,
-
Hunian residensial,
-
Area komersial, dan
-
Rencana recurring income dari proyek NICE.
Detail Harga IPO Saham CBDK
Dalam proses book building yang berlangsung 13–20 Desember 2024, rentang harga IPO ditetapkan di Rp 3.000–Rp 4.060 per lembar saham. Setelah melalui proses penawaran umum, harga final ditetapkan pada batas atas, yaitu Rp 4.060 per saham.
CBDK melepas 566.894.500 saham baru, setara 10% modal ditempatkan, dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Dari IPO ini, perusahaan berhasil meraup dana segar sebesar Rp 2,3 triliun.
Dana hasil IPO sepenuhnya digunakan untuk penyertaan modal di anak usaha PT Industri Pameran Nusantara (IPN), yang menggarap proyek NICE. Langkah ini dianggap strategis karena berpotensi menciptakan aliran pendapatan berulang (recurring income) dari penyelenggaraan acara berskala nasional maupun internasional.
Antusiasme Investor & Oversubscription
Saham CBDK menjadi salah satu IPO dengan minat investor tertinggi. Tercatat ada 168.874 investor yang ikut serta, dengan tingkat oversubscription mencapai 344,28 kali.
Fenomena ini mencerminkan kepercayaan besar publik terhadap prospek CBDK. Investor melihat potensi kawasan PIK 2 yang terus berkembang, ditambah dukungan kuat dari grup besar seperti Agung Sedayu dan Salim.
Pergerakan Harga Pasca-Listing
Pada hari perdana pencatatan, harga saham CBDK langsung melonjak 25% ke Rp 5.075 per saham, menyentuh batas auto-rejection atas (ARA). Lonjakan ini berlanjut selama beberapa hari berikutnya hingga mencapai puncak di Rp 10.450 per saham pada akhir Januari 2025, atau naik lebih dari +157% dibanding harga IPO.
Namun, seperti saham IPO lainnya, volatilitas cukup tinggi. Hingga akhir Agustus 2025, harga saham berada di kisaran Rp 6.300–Rp 6.450 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 33–36 triliun.
Valuasi & Kinerja Keuangan
Harga IPO CBDK dinilai menarik karena menawarkan diskon besar terhadap nilai aset bersih (NAV). Berdasarkan riset sejumlah sekuritas, diskon IPO berada di kisaran 74–85% dari estimasi NAV Rp 113–146 triliun.
Meski begitu, dari sisi valuasi relatif, Price to Earnings Ratio (PER) CBDK berada di 34,99x, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata emiten properti yang hanya sekitar 6–9x. Hal ini menunjukkan valuasi premium, meski investor menilai prospeknya sepadan karena CBDK menguasai lahan strategis dan memiliki proyek MICE berskala internasional.
Dari sisi fundamental, pendapatan CBDK tumbuh signifikan dalam tiga tahun terakhir:
-
2021: Rp 125,2 miliar
-
2022: Rp 1,2 triliun
-
2023: Rp 1,95 triliun
Margin laba bersih perusahaan relatif tinggi, yakni net profit margin sekitar 49%, didukung oleh model bisnis berbasis penjualan kavling tanah dengan marjin besar.
Prospek Saham CBDK
Beberapa faktor yang mendukung prospek positif saham CBDK antara lain:
-
Ekspansi NICE sebagai pusat MICE terbesar di Indonesia, yang berpotensi mendongkrak recurring income.
-
Sinergi dengan PANI yang tengah merencanakan rights issue Rp 16,12 triliun untuk memperbesar kepemilikan hingga 90% di CBDK.
-
Stimulus pemerintah berupa insentif PPN DTP untuk properti dan tren penurunan suku bunga yang mendorong sektor ini.
-
Lokasi premium PIK 2 yang diproyeksikan menjadi kawasan bisnis dan hunian elite baru di Jabodetabek.
Namun, terdapat pula risiko yang harus diperhatikan investor:
-
Volatilitas harga pasca-IPO yang sangat tinggi.
-
Potensi dilusi akibat aksi korporasi rights issue.
-
Ketergantungan pada daya beli masyarakat di tengah potensi perlambatan ekonomi.
-
Regulasi properti dan pajak yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Posting Komentar