Harga IPO Saham CDIA: Detail Penawaran, Prospek, dan Perkembangan Terbaru

Daftar Isi

Initial Public Offering (IPO) selalu menjadi momen penting bagi perusahaan yang ingin melangkah ke pasar modal. Tahun 2025, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menjadi salah satu emiten baru yang berhasil mencuri perhatian investor. Antusiasme luar biasa membuat IPO saham CDIA termasuk yang paling diminati di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun ini.

Pembahasan mengenai harga IPO saham CDIA, latar belakang perusahaan, strategi bisnis, hingga perkembangan harga pasca-pencatatan di BEI, menjadi hal yang wajib dipahami oleh investor ritel maupun institusi.

Profil dan Latar Belakang CDIA

CDIA merupakan perusahaan holding investasi yang berada di bawah naungan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), bagian dari Grup Barito milik konglomerat Prajogo Pangestu. Sejak 2023, CDIA juga bermitra dengan EGCO Group asal Thailand dalam mengelola aset strategis di bidang infrastruktur energi dan utilitas.

Segmen bisnis utama CDIA meliputi:

  • Energi (60% pendapatan): fokus pada pembangkit listrik berbasis gas, serta ekspansi ke energi terbarukan seperti PLTS.

  • Logistik & Pelabuhan (20%): mengelola terminal peti kemas dan fasilitas penyimpanan bahan kimia di Cilegon serta Gresik.

  • Pengolahan Air & Utilitas (20%): menyediakan layanan water treatment dan infrastruktur pendukung industri.

Dengan aset lebih dari Rp50 triliun, IPO ini menjadi langkah strategis untuk memperluas cakupan bisnis, memperkuat permodalan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pinjaman jangka panjang.

Rincian Harga IPO Saham CDIA

Penawaran saham CDIA menarik perhatian karena ukurannya yang besar dan minat investor yang tinggi. Berikut detail harga IPO dan proses penawarannya:

AspekDetail
Rentang harga awalRp170 – Rp190 per saham
Harga finalRp190 per saham (batas atas, dipilih karena permintaan tinggi)
Jumlah saham ditawarkan12,48 miliar saham baru (10% dari modal disetor)
Dana yang diperolehRp2,37 triliun (sebelum biaya underwriter)
Timeline pentingBookbuilding: 19–24 Juni 2025; Penawaran Umum: 2–7 Juli 2025; Allotment: 8 Juli 2025; Pencatatan: 9 Juli 2025
Valuasi IPOPER 43–48x; PBV 1,5–1,6x
Investasi minimal1 lot = 100 saham = Rp19.000
Performa debutDibuka Rp190, langsung melonjak ke Rp250 (+31,6%) dengan volume 1,2 miliar saham

Pencatatan CDIA di BEI tergolong sukses, dengan permintaan saham yang oversubscribed hingga 400 kali. Fenomena ini mirip dengan IPO Grup Barito sebelumnya, seperti CUAN dan BREN, yang juga mengalami lonjakan signifikan di hari pertama perdagangan.

Strategi Penggunaan Dana IPO

Dana segar Rp2,37 triliun yang dikumpulkan melalui IPO digunakan untuk:

  1. Ekspansi energi terbarukan, termasuk pengembangan PLTS dan rencana jangka panjang menuju energi hijau.

  2. Pengembangan logistik, khususnya terminal peti kemas dan fasilitas penyimpanan bahan kimia yang mendukung industri petrokimia.

  3. Penguatan struktur permodalan, termasuk pelunasan sebagian pinjaman untuk memperbaiki rasio utang.

Dengan strategi tersebut, CDIA ingin memperkuat posisi sebagai pemain utama di bidang energi dan infrastruktur pendukung industri, sekaligus menjaga pertumbuhan berkelanjutan.

Prospek Bisnis dan Kinerja Keuangan

CDIA menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 20% per tahun dengan margin EBITDA yang solid di kisaran 35–40%. Sinergi dengan TPIA (Chandra Asri Pacific) memberi nilai tambah, terutama untuk kebutuhan energi dan logistik dalam industri petrokimia.

Faktor pendukung prospek CDIA antara lain:

  • Permintaan energi yang terus meningkat di Indonesia, terutama dari PLN dan sektor swasta.

  • Dukungan pemerintah terhadap transisi energi, yang memberi peluang besar bagi proyek-proyek energi terbarukan.

  • Sinergi Grup Barito yang dikenal agresif dalam mengembangkan bisnis berbasis infrastruktur dan energi.

Namun, ada beberapa risiko yang perlu dicermati:

  • Ketergantungan pada harga energi global, khususnya gas dan batu bara.

  • Kepemilikan asing yang signifikan (EGCO 49%), yang bisa memengaruhi arah kebijakan bisnis.

  • Perubahan regulasi terkait energi nasional, termasuk kemungkinan pajak karbon di masa depan.

Perkembangan Harga Saham CDIA Pasca-IPO

Sejak resmi tercatat di BEI pada 9 Juli 2025, saham CDIA menunjukkan performa impresif.

  • Harga penutupan terbaru (8 September 2025): Rp1.430 per saham.

  • Kenaikan sejak IPO: +653% dari harga Rp190.

  • Tertinggi pasca-IPO: Rp1.500 pada Agustus 2025.

  • Market cap: Rp178,5 triliun, membuat CDIA berpotensi masuk indeks LQ45.

  • Volume perdagangan: 35–40 juta saham per hari, mencerminkan likuiditas tinggi.

Lonjakan harga ini didorong oleh:

  • Kontrak baru pembangunan PLTS senilai Rp1 triliun.

  • Sentimen positif terhadap energi hijau.

  • Dukungan kuat dari Prajogo Pangestu, yang kekayaannya ikut naik signifikan pasca-IPO CDIA.

Meski demikian, volatilitas tetap ada. Beberapa analis memberi rekomendasi Buy dengan target Rp1.800 (Mandiri Sekuritas), sementara lainnya menyarankan Hold (JPMorgan) karena mempertimbangkan risiko geopolitik dan fluktuasi harga energi.

Potensi Keuntungan Bagi Investor

Investor yang membeli saham CDIA saat IPO kini sudah meraih keuntungan berlipat. Dari modal Rp19.000 per lot (100 saham di harga Rp190), nilainya kini mencapai Rp143.000 di harga Rp1.430.

Potensi keuntungan ke depan tidak hanya berasal dari capital gain, tetapi juga kemungkinan pembagian dividen tunai, mengingat bisnis CDIA menghasilkan arus kas yang stabil.

Bagi investor ritel, strategi jangka panjang bisa menjadi pilihan untuk memanfaatkan tren pertumbuhan energi terbarukan. Sementara itu, investor institusi lebih menekankan pada diversifikasi portofolio dan prospek makro ekonomi yang mendukung sektor infrastruktur energi.

Posting Komentar