Harga IPO Saham RATU: Fakta, Detail IPO, dan Performa Terkini
Dalam dunia investasi, Initial Public Offering (IPO) selalu menjadi momen penting bagi emiten maupun investor. Salah satu IPO yang paling menyita perhatian di awal 2025 adalah milik PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi (migas).
Antusiasme investor terhadap RATU begitu besar, terlihat dari tingginya tingkat oversubscribe dan lonjakan harga pasca-IPO. Artikel ini membahas secara detail harga IPO saham RATU, latar belakang perusahaannya, performa saham setelah listing, hingga prospek dan risikonya.
Profil Perusahaan RATU
PT Raharja Energi Cepu Tbk didirikan tahun 2006, awalnya bernama PT Syabas Usaha Migas. Perusahaan kemudian berganti nama hingga akhirnya resmi menjadi RATU dan fokus sebagai perusahaan investasi di sektor hulu migas.
RATU menguasai dua aset utama:
-
Blok Cepu (Jawa Timur) – melalui PT Petrogas Jatim Utama Cendana dengan participating interest 2,2423%. Blok ini dioperasikan ExxonMobil dan menyumbang produksi minyak terbesar di Indonesia, sekitar 25–30% dari total nasional.
-
Blok Jabung (Jambi) – melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung dengan participating interest 8%, dioperasikan oleh PetroChina.
Kedua aset ini memiliki kontrak produksi jangka panjang hingga tahun 2043. Dengan struktur kepemilikan tersebut, RATU menjadi salah satu perusahaan energi yang strategis di Indonesia.
Harga IPO Saham RATU dan Detail Penerbitan
IPO RATU berlangsung dengan sukses dan mencatat sejumlah rekor. Berikut detail lengkapnya:
-
Periode bookbuilding: 17–23 Desember 2024
-
Masa penawaran umum: 2–6 Januari 2025
-
Tanggal listing di BEI: 8 Januari 2025
-
Harga IPO final: Rp1.150 per saham (batas atas dari kisaran Rp900–Rp1.150)
-
Jumlah saham ditawarkan: 543,01 juta lembar atau 20% modal setelah IPO
-
Jumlah dana dihimpun: Rp624,46 miliar
-
Jumlah investor yang berpartisipasi: 137.932 investor
-
Oversubscribe: 313,15 kali (salah satu tertinggi di BEI)
Dana hasil IPO dialokasikan sebagai berikut:
-
Rp157,36 miliar untuk pinjaman kepada PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ) guna mendukung cash call Blok Jabung sebesar US$10 juta.
-
Rp34,96 miliar untuk pinjaman kepada PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) guna mendukung cash call Blok Cepu sebesar US$2,2 juta.
-
Sisanya untuk modal kerja perusahaan.
Performa Saham RATU Pasca-IPO
Setelah resmi tercatat di BEI, saham RATU langsung menjadi primadona. Pergerakannya mencerminkan tingginya minat pasar, meski diiringi volatilitas tajam.
-
Hari pertama (8 Januari 2025): Saham RATU ditutup di Rp1.435, naik 24,78% dari harga IPO.
-
Akhir Januari 2025: Harga mencapai Rp8.200, melonjak 613% hanya dalam tiga pekan.
-
Februari–Maret 2025: Mengalami koreksi hingga Rp6.000 karena aksi ambil untung dan sentimen global.
-
Agustus 2025: Naik kembali ke Rp7.400 setelah masuk ke indeks MSCI Small Cap.
-
Awal September 2025: Diperdagangkan di kisaran Rp6.000–Rp6.200, masih +421% dibanding harga IPO.
Kenaikan yang sangat tinggi di awal perdagangan sempat membuat saham RATU terkena UMA (Unusual Market Activity) dan beberapa kali disuspensi oleh BEI. Namun hal ini juga menegaskan besarnya euforia investor ritel.
Kinerja Keuangan RATU
Fundamental RATU cukup solid untuk mendukung performa sahamnya:
-
Pendapatan 2023: US$47 juta
-
Pendapatan 6M24: US$27,96 juta (+142% YoY)
-
Laba bersih 6M24: US$7,39 juta (+20% YoY)
-
Rasio keuangan: Debt to Asset Ratio (DAR) 0,59x; Current Ratio (CR) 1,99x, tergolong sehat.
-
Kebijakan dividen: Hingga 60% dari laba bersih, dengan rencana pembagian mulai tahun buku 2024.
Faktor inilah yang membuat valuasi IPO RATU terbilang kompetitif, meskipun P/E dan P/BV relatif tinggi dibanding emiten migas lain.
Prospek Saham RATU
Ada beberapa faktor yang membuat prospek RATU tetap menarik:
-
Aset migas strategis: Blok Cepu dan Jabung memiliki produksi stabil dan kontrak jangka panjang.
-
Kinerja keuangan positif: Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih menunjukkan bisnis yang sehat.
-
Potensi dividen besar: Kebijakan membagikan dividen hingga 60% laba bersih menarik bagi investor jangka panjang.
-
Masuk indeks global: Keanggotaan di MSCI Small Cap sejak Agustus 2025 meningkatkan eksposur RATU kepada investor institusional asing.
-
Sinergi dengan RAJA: Sebagai induk usaha, RAJA masih menjadi pemegang saham mayoritas meski melakukan divestasi sebagian kepemilikan pada Agustus 2025.
Risiko Saham RATU
Meski prospeknya cerah, ada sejumlah risiko yang perlu diperhatikan investor:
-
Volatilitas harga saham: Kenaikan ekstrem di awal membuat saham RATU rawan koreksi tajam.
-
Harga minyak dunia: Ketergantungan pada migas membuat kinerja RATU sangat dipengaruhi harga Brent dan WTI.
-
Transisi energi: Kebijakan menuju energi hijau berpotensi mengurangi ketergantungan pada migas dalam jangka panjang.
-
Risiko operasional: Meliputi kebutuhan cash call besar dan potensi kendala teknis dalam produksi migas.
Catatan untuk Investor
Harga IPO saham RATU sebesar Rp1.150 kini menjadi tolok ukur penting untuk menilai valuasi. Walaupun saat ini harga sudah naik lebih dari 400% dibanding IPO, saham ini tetap fluktuatif dan berisiko tinggi.
Analis merekomendasikan strategi “buy on support” di kisaran Rp6.100–Rp6.275 dengan target teknikal Rp7.000 ke atas, sambil tetap memperhatikan tren harga minyak global. Bagi investor jangka panjang, fundamental RATU dan potensi dividen besar membuat saham ini patut dipertimbangkan.
Data dalam artikel ini dihimpun dari prospektus IPO, laporan keuangan RATU, serta keterbukaan informasi BEI hingga awal September 2025.
Posting Komentar