Harga Saham IPO GOTO: Dari Rp338 per Lembar hingga Perkembangan Terkini 2025

Daftar Isi

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (kode saham: GOTO) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022. IPO ini menjadi salah satu yang paling bersejarah di pasar modal Indonesia, bahkan masuk jajaran terbesar di Asia Tenggara.

GoTo adalah hasil merger dua raksasa teknologi Indonesia, Gojek dan Tokopedia, yang menawarkan layanan transportasi online, e-commerce, hingga layanan keuangan digital.

Detail IPO GOTO: Sejarah Baru di BEI

Pada saat IPO, GoTo menetapkan harga penawaran sebesar Rp338 per lembar saham. Investor ritel dapat membeli saham mulai dari 1 lot atau 100 lembar, sehingga modal awal yang dibutuhkan saat itu adalah Rp33.800.

Beberapa poin penting dari IPO GOTO:

  • Tanggal pencatatan: 11 April 2022

  • Harga penawaran: Rp338 per saham

  • Jumlah saham yang ditawarkan: sekitar 46,7 miliar lembar saham baru

  • Dana yang diperoleh: Rp15,8 triliun

  • Kapitalisasi pasar awal: ±Rp400,3 triliun, setara dengan US$28 miliar

  • Posisi global: IPO terbesar ketiga di Asia dan kelima di dunia pada 2022

Data ini menunjukkan bahwa GOTO memulai debutnya dengan valuasi sangat tinggi dibanding perusahaan sejenis di kawasan Asia Tenggara.

Perjalanan Harga Saham GOTO dari 2022–2025

Setelah resmi diperdagangkan, saham GOTO mengalami perjalanan yang bisa disebut roller coaster.

  • Hari pertama (11 April 2022): Saham langsung naik lebih dari 15% ke Rp388 per lembar.

  • Kuartal II 2022: Harga sempat mencapai puncak di Rp392.

  • Oktober 2023: Saham anjlok ke Rp56 per lembar, seiring berakhirnya periode lock-up yang membuat banyak investor awal melepas saham.

  • 2024: Harga cenderung stagnan di kisaran Rp58–Rp63 per lembar, mencerminkan sikap hati-hati investor.

  • September 2025: Harga berada di kisaran Rp57–Rp59 per lembar.

Artinya, nilai saham telah turun lebih dari 80% sejak IPO. Saat ini, 1 lot GOTO hanya bernilai sekitar Rp5.700–Rp5.900, jauh di bawah harga awal Rp33.800.

Faktor Internal yang Memengaruhi Harga Saham

  1. Kinerja Keuangan

    • Pendapatan GOTO meningkat dari layanan on-demand dan e-commerce, namun beban operasional tetap tinggi.

    • Perusahaan masih mencatatkan kerugian bersih, sehingga investor menunggu kepastian soal “jalan menuju profitabilitas”.

  2. Efisiensi dan Restrukturisasi

    • GOTO melakukan pemangkasan biaya, termasuk pengurangan tenaga kerja, untuk memperbaiki arus kas.

    • Fokus pada integrasi layanan dan efisiensi teknologi agar biaya lebih ramping.

  3. Strategi Ekspansi

    • Ekosistem layanan diperkuat dengan integrasi dompet digital, logistik, dan marketplace.

    • Potensi monetisasi besar, namun membutuhkan waktu untuk benar-benar menghasilkan laba.

Faktor Eksternal yang Menekan Harga

  1. Sentimen Global

    • Tren bearish pada saham teknologi di seluruh dunia, terutama akibat kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi global.

    • Investor cenderung menghindari saham teknologi yang belum mencetak laba.

  2. Persaingan di Asia Tenggara

    • Grab Holdings dan Sea Group menjadi kompetitor utama yang juga menawarkan layanan serupa.

    • Tekanan harga dan perang diskon mempersempit margin keuntungan.

  3. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

    • Aturan terkait ekonomi digital, perlindungan data konsumen, dan layanan keuangan ikut berpengaruh.

    • Kebijakan pajak atas transaksi digital juga menjadi faktor yang diperhatikan investor.

Valuasi Saham GOTO: Dari Premium ke Diskon Besar

Pada saat IPO, harga Rp338 dianggap premium. Menurut analis Samuel Sekuritas, valuasi IPO mencapai 69 kali EV/Sales FY22F. Namun, dengan nilai buku per saham sekitar Rp109, harga IPO masih berada di kisaran PBV 2,9–3,1 kali.

Kini, dengan harga hanya Rp57–Rp59 per saham, kapitalisasi pasar GOTO menyusut drastis menjadi sekitar Rp70–80 triliun. Hal ini menunjukkan koreksi besar, meski di sisi lain membuka peluang bagi investor yang mencari harga murah.

Prospek Saham GOTO ke Depan

Walau harga saham GOTO tertekan, peluang di masa depan masih terbuka.

  • Peluang:

    • Ekosistem digital terbesar di Indonesia dengan basis pengguna ratusan juta.

    • Potensi pertumbuhan e-commerce, ride-hailing, dan fintech masih sangat besar.

    • Sinergi antar-layanan bisa memperkuat monetisasi.

  • Tantangan:

    • Kerugian yang masih besar dan kebutuhan untuk segera mencapai profitabilitas.

    • Kompetisi ketat dari perusahaan teknologi regional.

    • Sentimen investor yang cenderung konservatif terhadap saham teknologi.

Beberapa analis memperkirakan adanya potensi rebound ke level Rp78–Rp108 dalam jangka menengah, terutama jika GOTO berhasil menunjukkan perbaikan signifikan pada laporan keuangan. Namun, volatilitas tetap tinggi, sehingga saham ini lebih cocok bagi investor yang memahami risiko.

Catatan: Data harga saham GOTO dalam artikel ini diperbarui hingga September 2025. Untuk harga real-time dan update terkini, investor disarankan memantau aplikasi sekuritas atau situs resmi BEI.

Posting Komentar