Jumlah Saham BBNI yang Beredar Terbaru (2025): Data Lengkap, Faktor, dan Dampaknya bagi Investor

Daftar Isi

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI adalah salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai emiten perbankan papan atas, BBNI kerap menjadi incaran investor ritel maupun institusi.

Salah satu data fundamental yang tidak boleh diabaikan adalah jumlah saham yang beredar (outstanding shares). Data ini menjadi kunci untuk menghitung kapitalisasi pasar, laba per saham (earnings per share/EPS), dan menilai seberapa besar pengaruh aksi korporasi terhadap nilai perusahaan.

Definisi Saham Beredar

Saham beredar adalah total saham yang dimiliki oleh seluruh pemegang saham, baik publik, institusi, pemerintah, maupun manajemen, dikurangi saham yang dimiliki kembali oleh perusahaan sendiri (treasury shares).

Poin penting mengenai saham beredar:

  • Berbeda dengan saham diterbitkan (issued shares): Issued shares adalah jumlah saham yang dikeluarkan perusahaan sejak IPO atau penerbitan tambahan, sedangkan saham beredar adalah yang benar-benar berada di tangan pemegang saham.

  • Data ini terus berubah seiring aksi korporasi seperti penerbitan saham baru, pembelian kembali saham, atau pemecahan nilai nominal saham (stock split).

Jumlah Saham BBNI yang Beredar Saat Ini

Berdasarkan data resmi yang dipublikasikan emiten dan Bursa Efek Indonesia, jumlah saham BBNI yang beredar per September 2025 tercatat sebanyak 37.297.312.916 lembar saham. Angka ini berlaku setelah perusahaan melakukan stock split dengan rasio 1:2 pada 6 Oktober 2023.

Sebelum aksi pemecahan nilai nominal saham tersebut, jumlah saham BBNI berada di kisaran 18,65 miliar lembar. Stock split membuat jumlah lembar saham berlipat dua, namun tidak mengubah nilai kapitalisasi pasar karena hanya menurunkan nilai nominal per saham.

Pergerakan jumlah saham beredar BBNI dalam beberapa periode terakhir:

  • Pra-Stock Split (September 2023): sekitar 18,65 miliar lembar.

  • Pasca-Stock Split (Oktober 2023): meningkat menjadi sekitar 37,3 miliar lembar.

  • 2024–2025: tetap di kisaran 37,3 miliar karena tidak ada aksi korporasi penerbitan saham baru atau buyback besar-besaran.

Data rinci mengenai kepemilikan saham dapat diakses melalui laporan tahunan BBNI, situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), atau Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menampilkan struktur pemegang saham terkini.

Struktur Kepemilikan Saham BBNI

Struktur pemegang saham BBNI menunjukkan dominasi kepemilikan pemerintah melalui PT Danareksa (Persero) sebagai perwakilan negara. Berikut gambaran per Agustus 2025:

  • Pemerintah Republik Indonesia: sekitar 60% saham melalui PT Danareksa (Persero).

  • Publik (investor ritel dan institusi): sekitar 40%, terdiri dari investor lokal dan asing.

Komposisi ini menjadikan BBNI sebagai bank milik negara dengan porsi kepemilikan publik yang cukup besar, sehingga sahamnya memiliki likuiditas tinggi di bursa.

Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Saham Beredar

Jumlah saham beredar dapat berubah seiring dengan berbagai aksi korporasi, di antaranya:

  1. Penerbitan Saham Baru

    • Right Issue: Perusahaan menerbitkan saham tambahan untuk menambah modal.

    • Follow-on Offering: Penawaran umum lanjutan yang meningkatkan jumlah saham yang diperdagangkan.

  2. Pembelian Kembali Saham (Buyback)

    • Perusahaan dapat membeli sahamnya sendiri untuk menstabilkan harga atau meningkatkan nilai EPS.

    • Saham yang dibeli kembali menjadi treasury shares dan mengurangi jumlah saham beredar.

  3. Stock Split atau Reverse Stock Split

    • Stock split menambah jumlah saham dengan menurunkan nilai nominal per lembar, sedangkan reverse split melakukan kebalikannya.

    • Pada kasus BBNI, stock split 2023 menggandakan jumlah lembar saham beredar.

  4. Konversi Obligasi atau Waran

    • Jika obligasi konversi atau waran diubah menjadi saham biasa, jumlah saham beredar otomatis bertambah.

Investor yang mengikuti BBNI sebaiknya memantau setiap pengumuman RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) atau keterbukaan informasi BEI karena setiap aksi korporasi akan berdampak langsung pada data ini.

Dampak Jumlah Saham Beredar bagi Investor

Memahami jumlah saham beredar tidak hanya soal statistik, tetapi juga strategi investasi. Beberapa dampak utama antara lain:

  • Kapitalisasi Pasar
    Rumus perhitungan kapitalisasi pasar adalah:

    Market Cap = Jumlah Saham Beredar × Harga Saham
    Dengan jumlah saham sekitar 37,3 miliar lembar dan harga saham BBNI di kisaran Rp4.100 per September 2025, kapitalisasi pasar BBNI mencapai sekitar Rp153–155 triliun.

  • Laba per Saham (EPS)
    EPS dihitung dari laba bersih dibagi jumlah saham beredar. Jika jumlah saham meningkat tanpa pertumbuhan laba sebanding, EPS bisa terdilusi, yang berdampak pada valuasi.

  • Likuiditas Saham
    Jumlah saham yang besar umumnya meningkatkan likuiditas, memudahkan investor untuk membeli atau menjual saham tanpa mengganggu harga pasar secara signifikan.

  • Valuasi dan Pergerakan Harga
    Pertambahan saham beredar akibat right issue atau konversi waran dapat memengaruhi permintaan-penawaran sehingga menekan atau menahan harga saham. Sebaliknya, buyback yang mengurangi saham beredar bisa mendorong kenaikan harga bila permintaan tetap tinggi.

Catatan untuk Investor

Bagi calon investor BBNI, selalu periksa:

  • Laporan keuangan kuartalan dan tahunan.

  • Keterbukaan informasi BEI terkait aksi korporasi.

  • Struktur kepemilikan saham terbaru di situs resmi perusahaan.

Pemantauan rutin ini penting untuk mengantisipasi potensi dilusi EPS, peluang buyback, atau rencana penerbitan saham baru yang dapat memengaruhi valuasi BBNI ke depan.

Artikel ini memberikan gambaran menyeluruh tentang jumlah saham BBNI yang beredar, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta dampaknya terhadap keputusan investasi. Dengan informasi yang akurat dan terkini, investor dapat menilai nilai wajar saham BBNI secara lebih tepat dan mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas.

Posting Komentar