Jumlah Saham NOBU yang Beredar: Update Terbaru 2025 dan Dinamikanya

Daftar Isi

Jumlah saham beredar atau outstanding shares merupakan salah satu indikator fundamental penting dalam dunia investasi. Angka ini digunakan untuk menghitung kapitalisasi pasar, rasio keuangan seperti EPS (Earnings Per Share), hingga potensi likuiditas suatu saham. Investor biasanya menjadikan data saham beredar sebagai salah satu dasar analisis sebelum mengambil keputusan membeli atau menjual saham.

Profil Singkat Bank NOBU

PT Bank Nationalnobu Tbk, dengan kode saham NOBU, adalah bank swasta nasional yang tergolong ke dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) I. Bank ini berfokus pada segmen ritel, UMKM, serta layanan perbankan digital yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai bank yang masih dalam tahap ekspansi, NOBU aktif melakukan aksi korporasi untuk memperkuat permodalan sekaligus menarik investor strategis.

Jumlah Saham NOBU yang Beredar Saat Ini

Per September 2025, jumlah saham beredar PT Bank Nationalnobu Tbk tercatat sekitar 7,48 miliar lembar saham. Data ini sejalan dengan laporan dari sejumlah sumber keuangan internasional seperti Yahoo Finance, Investing.com, dan StockAnalysis.

Sementara itu, beberapa platform lokal seperti Lembarsaham menampilkan angka yang sedikit berbeda, yakni sekitar 7,40 miliar lembar. Perbedaan ini wajar terjadi karena pembaruan data pada laporan keuangan atau pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memiliki jeda waktu.

Angka tersebut mencerminkan total saham yang dimiliki investor publik, institusi, dan pemegang saham utama, dengan pengecualian saham treasuri apabila perusahaan melakukan pembelian kembali (buyback).

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Jumlah Saham Beredar

  1. Rights Issue (Penambahan Modal dengan HMETD)
    Dalam beberapa tahun terakhir, NOBU melakukan aksi rights issue untuk memperkuat modal inti minimum sesuai ketentuan OJK. Setiap rights issue menambah jumlah saham beredar karena perusahaan menerbitkan saham baru yang ditempatkan dan disetor penuh.

  2. Divestasi Saham oleh Pemegang Mayoritas
    Pada 2025, Grup Lippo melalui PT Putera Mulia Indonesia (LPLI) melepas sekitar 384,55 juta lembar saham NOBU pada harga Rp1.110 per saham. Transaksi ini menurunkan kepemilikan Grup Lippo dari 13,45% menjadi sekitar 8,31%. Meski jumlah saham beredar tidak berubah, komposisi kepemilikan mengalami pergeseran signifikan.

  3. Masuknya Investor Strategis
    Investor asing besar, Hanwha Life Insurance Co., Ltd. dari Korea Selatan, melakukan akuisisi sekitar 2,99 miliar lembar saham NOBU atau setara 40% kepemilikan. Masuknya Hanwha dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat modal, memperluas jaringan bisnis, serta meningkatkan kepercayaan pasar.

  4. Aksi Buyback (Pembelian Kembali Saham)
    Sampai saat ini, belum terdapat laporan resmi terkait program buyback besar-besaran oleh NOBU. Jika dilakukan, aksi buyback bisa mengurangi jumlah saham beredar karena saham yang dibeli kembali tidak lagi diperdagangkan di pasar.

Struktur Kepemilikan Saham Terkini

Struktur kepemilikan NOBU mengalami perubahan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir:

  • Hanwha Life Insurance: ~40%

  • Grup Lippo (LPLI/Star Pacific dan entitas terkait): ~8,31%

  • Publik dan institusi lain: sisanya tersebar di pasar

Perubahan ini memberi dampak pada strategi jangka panjang NOBU. Dengan masuknya Hanwha, arah pengembangan bisnis perbankan kemungkinan akan lebih fokus pada inovasi produk keuangan berbasis teknologi, penguatan modal, serta ekspansi jaringan internasional.

Implikasi bagi Investor

Perubahan jumlah dan struktur saham beredar memiliki beberapa implikasi penting:

  • Likuiditas Saham: Dengan 7,48 miliar lembar saham beredar, likuiditas NOBU relatif terjaga. Namun, kepemilikan dominan Hanwha bisa mengurangi porsi saham yang benar-benar bebas diperdagangkan (free float).

  • Valuasi dan Kapitalisasi Pasar: Kapitalisasi pasar NOBU dihitung dari jumlah saham beredar dikalikan harga saham. Setiap perubahan jumlah saham beredar atau aksi korporasi akan langsung berdampak pada valuasi ini.

  • Prospek Ke Depan: Investor strategis asing biasanya membawa keahlian, modal, dan strategi baru. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi kinerja saham, meski tetap perlu diantisipasi potensi volatilitas akibat perubahan kepemilikan.

Posting Komentar