Berapa Banyak Saham BINA yang Beredar Sekarang?
Sekilas Profil & Kepemilikan Saham BINA
PT Bank Ina Perdana Tbk (kode: BINA) adalah salah satu bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada laman resmi Bank INA, tercantum bahwa jumlah saham yang beredar (shares outstanding) adalah 6.134.716.665 lembar.
Dalam struktur kepemilikan, data resmi Bank INA juga menyebutkan pembagian berikut:
-
PT Indolife Pensiontama menguasai ~22,83% (≈ 1,400,830,852 lembar)
-
Masyarakat (publik) memegang sekitar 20,63%
-
PT Samudera Biru ~18,16%
-
UOB Kay Hian Pte Ltd ~16,86%
-
PT Gaya Hidup Masa Kini ~11,84%
-
DBS Bank Ltd melalui trustee ~9,67%
Semua ini menjumlah ke 100% dari saham yang beredar (≈ 6,1347 miliar lembar).
Karena itu, angka 6,13 miliar lembar yang sering dikutip di platform keuangan seperti Yahoo Finance atau StockAnalysis sesuai dengan data internal perusahaan dan platform pasar modal.
Verifikasi Data & Sumber Pasar Modal
Angka saham beredar yang diambil dari situs resmi perusahaan perlu divalidasi dengan sumber pasar modal, karena sering terjadi pembaruan melalui laporan keuangan atau aksi korporasi. Beberapa sumber pasar modal mencatat sebagai berikut:
-
MarketWatch menyebutkan “Public Float 2,3 miliar” untuk BINA, dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar saat ini.
-
Financial Times / FT.com menyampaikan bahwa BINA ditutup pada harga IDR 4.480, dan jumlah saham beredar di laporan mereka adalah ~6,07 miliar (telah disesuaikan)
-
Investing.com melaporkan harga saham terkini BINA adalah IDR 4.450
-
TradingView juga mencatat rentang harga saham BINA sekitar IDR 4.440
Perbedaan kecil dalam angka saham beredar dari berbagai platform biasanya disebabkan oleh perbedaan cut-off tanggal pelaporan atau penyesuaian (misalnya, dividen saham, rights issue, atau buyback).
Free Float & Aturan Bursa tentang Kepemilikan Publik
Mengetahui berapa lembar saham total saja belum cukup — investor juga harus memahami berapa banyak dari saham itu yang benar-benar dapat diperdagangkan publik (free float).
1. Apa itu Free Float & kaitannya dengan regulasi IDX
Menurut aturan IDX terbaru, saham bebas (free float) adalah saham yang:
-
Dimiliki oleh pemegang saham yang memiliki < 5% total saham
-
Tidak dimiliki oleh pengendali atau afiliasinya
-
Bukan saham milik direksi/komisaris atau saham treasury
Mulai 21 Desember 2023, perusahaan yang ingin tetap terdaftar di Main Board IDX harus memenuhi persyaratan free float minimal:
-
≥ 50 juta lembar saham
-
≥ 7,5% dari total saham terdaftar
Bahkan, regulasi masih dibahas untuk kemungkinan menaikkan minimum free float menjadi 10%.
2. Data Free Float BINA
Dalam laporan MarketWatch, disebut bahwa publik (free float) memiliki ~2,3 miliar lembar saham BINA.
Namun, data FT menyebut free float ~2,54 miliar lembar, yang lebih konservatif dibanding total ~6,07 miliar saham beredar yang mereka catat dalam laporan mereka sendiri.
Artinya, dari total ~6,13 miliar saham beredar, sekitar ± 2,3–2,5 miliar lembar adalah saham yang secara aktif diperdagangkan di pasar publik.
Aksi Korporasi yang Memengaruhi Saham Beredar
Angka saham beredar tidak bersifat statis — sering kali berubah akibat langkah-langkah korporasi. Berikut hal-hal yang pernah atau berpotensi terjadi:
a. Rights Issue / Penambahan Modal
Misalnya, BINA pernah melaksanakan rights issue (PMHMETD VI) sekitar tahun 2022 yang menambah ~296,85 juta saham baru, atau sekitar 4,76% dari saham lama.
Langkah ini menyebabkan dilusi terhadap pemegang saham lama jika laba bersih tidak tumbuh sebanding.
b. Pembelian Kembali Saham (Buyback) / Treasury Stock
Jika perusahaan membeli kembali sahamnya, itu akan mengurangi jumlah saham beredar secara efektif. Namun, tidak ada data publik terbaru yang menyebut BINA melakukan buyback saham besar-besaran dalam waktu dekat.
c. Stock Split / Reverse Split
Kebijakan pemecahan saham (stock split) atau penggabungan saham (reverse split) bisa mengubah nominal saham beredar tanpa merubah nilai perusahaan secara fundamental — tetapi sampai saat ini belum ada pengumuman resmi bahwa BINA melakukan hal tersebut.
Dampak Perubahan Saham Beredar bagi Investor
Berikut beberapa efek langsung yang muncul ketika jumlah saham beredar berubah:
-
Kapitalisasi Pasar (Market Cap)
Perusahaan akan dinilai berdasarkan harga per lembar dikali jumlah saham beredar. Penambahan saham (jika harga per lembar tetap) akan menaikkan kapitalisasi secara nominal. -
EPS & Dilusi
Jika laba bersih tidak meningkat, penambahan jumlah saham akan menurunkan Earnings per Share (EPS) — ini disebut efek dilusi.
Sebaliknya, jika pertumbuhan laba lebih tinggi dari tambahan saham, EPS bisa naik meskipun jumlah saham meningkat. -
Book Value per Share (BVPS)
Penambahan modal melalui penerbitan saham baru dapat meningkatkan total ekuitas perusahaan. Jika modal tambahan diinvestasikan secara produktif, nilai buku per lembar bisa tumbuh. -
Likuiditas & Volatilitas
Semakin besar free float dibandingkan total saham, semakin banyak peluang transaksi — dan pasar menjadi lebih likuid.
Namun, jika frekuensi transaksi rendah atau free float relatif kecil, harga saham bisa lebih mudah bergerak besar akibat transaksi besar sedikit saja. -
Kepatuhan Bursa & Risiko Delisting
Jika perusahaan gagal memenuhi persyaratan free float (% minimal), IDX bisa memindahkan saham dari Main Board ke Development Board, atau menempatkannya dalam daftar pengawasan (watchlist) yang berdampak psikologis terhadap investor.
Catatan Pemantauan & Saran Bagi Investor
-
Gunakan laporan keuangan tahunan / triwulanan sebagai acuan paling sahih.
-
Lihat pengumuman resmi perusahaan / prospektus rights issue untuk memahami dampak langsung terhadap saham beredar.
-
Perhatikan aturan IDX & kemungkinan revisi regulasi free float, karena bisa memengaruhi status kelayakan perusahaan di pasar utama.
-
Bandingkan nilai pasar dan rasio (P/E, P/B) dengan perusahaan sejenis, sambil mempertimbangkan ukuran free float dan risiko likuiditas.
Posting Komentar