Harga IPO Saham RISE dan Fenomena Kenaikannya di Hari Pertama
Saham RISE milik PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk menarik perhatian sejak pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2018. Perusahaan properti yang juga dikenal dengan nama Tanrise Property ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp244,5 miliar dari hasil penawaran umum perdana (IPO).
Harga penawaran saat IPO ditetapkan di Rp163 per saham, dengan jumlah saham yang dilepas ke publik sebanyak 1,5 miliar lembar atau setara 15,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Tak butuh waktu lama, pada hari pertama perdagangan, harga saham RISE langsung melonjak ke level Rp276 per saham, menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA)—tanda antusiasme pasar yang sangat tinggi.
Kenaikan tajam ini menimbulkan pertanyaan menarik: apa yang sebenarnya mendorong fenomena “IPO rise” seperti yang terjadi pada RISE?
Mengenal Lebih Dekat PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE)
Tanrise Property merupakan bagian dari Tanoto Group, yang memiliki portofolio luas di bidang pengembangan properti komersial, residensial, dan kawasan industri. Perusahaan ini dikenal melalui proyek-proyek seperti Voza Premium Office dan The 100 Residence, dua pengembangan prestisius di Surabaya.
Dalam prospektus resminya, manajemen RISE menyebutkan bahwa sebagian besar dana IPO digunakan untuk pembangunan proyek properti baru dan penguatan modal kerja, dengan fokus pada ekspansi di wilayah Jawa Timur. Strategi ini sejalan dengan tren permintaan hunian dan ruang usaha yang meningkat di kota besar di luar Jakarta.
Dari sisi struktur bisnis, RISE mengelola kegiatan mulai dari pengembangan lahan, pembangunan, hingga pengelolaan properti—memberikan nilai tambah dan efisiensi di setiap tahap rantai bisnisnya.
Faktor yang Mendorong Harga Saham RISE Naik Usai IPO
Kenaikan signifikan pada hari pertama perdagangan bukanlah kebetulan. Ada beberapa faktor kunci yang menjelaskan mengapa saham RISE langsung melejit.
1. Penetapan Harga yang Terukur (Underpricing)
Harga IPO sebesar Rp163 per saham dinilai cukup menarik dibandingkan valuasi perusahaan. Strategi underpricing ini lazim dilakukan untuk meningkatkan minat investor sekaligus menjamin keberhasilan IPO. Ketika permintaan jauh melampaui penawaran, harga otomatis terdorong naik di pasar sekunder.
2. Prospek Fundamental Perusahaan
Sektor properti di Indonesia pada periode 2018 menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dengan proyek premium dan portofolio lahan yang strategis, RISE berhasil menarik perhatian investor institusional maupun ritel. Laporan keuangan perusahaan juga menunjukkan tren positif dalam aset dan pendapatan dari sewa serta penjualan properti.
3. Sentimen Pasar dan Efek Psikologis
Momentum pasar sangat berperan. Banyak investor ritel yang tak ingin ketinggalan euforia IPO—fenomena yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out). Ketika banyak pihak yakin harga akan terus naik, tekanan beli meningkat drastis dan harga melesat dalam waktu singkat.
4. Jumlah Saham yang Terbatas
Dengan hanya melepas sekitar 15% saham ke publik, suplai saham di pasar menjadi terbatas. Hal ini menciptakan kelangkaan buatan (artificial scarcity) yang mendorong kenaikan harga ketika permintaan tinggi.
5. Dukungan Underwriter dan Citra Perusahaan
IPO RISE ditangani oleh underwriter berpengalaman yang menjaga stabilitas harga di awal perdagangan. Reputasi Tanrise Property sebagai pengembang bereputasi turut memperkuat kepercayaan pasar, terutama di kalangan investor yang mencari saham properti jangka menengah.
Dampak Kenaikan Harga IPO Bagi Perusahaan dan Investor
Kenaikan harga saham setelah IPO membawa dampak langsung bagi dua pihak utama: perusahaan dan investor.
Bagi Perusahaan
Kenaikan harga saham memberikan sinyal positif ke pasar bahwa perusahaan memiliki fundamental kuat. Kapitalisasi pasar meningkat, dan citra perusahaan di mata publik maupun kreditur menjadi lebih baik. Hal ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk menerbitkan obligasi atau melakukan rights issue di masa depan dengan nilai yang lebih menguntungkan.
Bagi Investor
Investor yang membeli saham di harga penawaran berpotensi memperoleh keuntungan cepat (quick gain) di hari pertama perdagangan. Namun, kenaikan yang terlalu cepat juga sering diikuti oleh volatilitas tinggi. Investor yang tidak memahami valuasi riil perusahaan bisa terjebak membeli di harga puncak.
Risiko di Balik “IPO Rise”
Meski terlihat menguntungkan, fenomena saham IPO yang langsung naik tajam punya sisi risiko yang tidak bisa diabaikan.
- Overvaluation (Harga Terlalu Tinggi): Kenaikan drastis bisa membuat valuasi saham tidak lagi sejalan dengan nilai intrinsiknya. Jika kinerja perusahaan tak sesuai ekspektasi, harga bisa turun tajam.
- Profit Taking: Ketika masa “lock-up period” (periode larangan jual bagi pemegang saham lama) berakhir, aksi ambil untung bisa menekan harga.
- Minimnya Likuiditas: Karena jumlah saham publik relatif kecil, pergerakan harga bisa menjadi sangat fluktuatif.
Investor yang cerdas biasanya akan menunggu hingga harga stabil dan data kinerja pasca-IPO tersedia sebelum mengambil posisi.
Tips Cermat untuk Investor Usia 25–55 Tahun
Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan berinvestasi pada saham-saham IPO seperti RISE, berikut langkah yang layak diperhatikan:
-
Pelajari Prospektus Resmi
Cek bagaimana dana hasil IPO akan digunakan. Untuk RISE, sebagian besar diarahkan pada pembangunan proyek-proyek strategis di Surabaya. -
Perhatikan Kinerja Keuangan
Lihat tren laba, rasio utang, dan pertumbuhan aset. Hindari saham yang hanya mengandalkan “cerita besar” tanpa data keuangan kuat. -
Analisis Valuasi Wajar
Gunakan indikator seperti PER (Price to Earnings Ratio) dan PBV (Price to Book Value). Jika terlalu tinggi dibanding rata-rata industri, berarti saham tersebut berisiko mahal. -
Tentukan Strategi Jual dan Beli
Tentukan sejak awal apakah tujuan Anda jangka pendek (trading saat euforia) atau jangka panjang (investasi berdasarkan fundamental). -
Pantau Kinerja Pasca IPO
Setelah harga stabil, perhatikan laporan keuangan triwulanan. Perusahaan yang mampu mempertahankan pertumbuhan biasanya memberikan imbal hasil lebih konsisten.
Catatan Akhir
Harga IPO saham RISE di Rp163 menjadi titik awal kesuksesan Tanrise Property di pasar modal Indonesia. Lonjakan harga pada hari pertama menunjukkan kepercayaan pasar terhadap prospek bisnisnya. Namun, bagi investor modern, memahami kenapa harga bisa naik dan apa risiko di baliknya jauh lebih penting daripada sekadar mengikuti euforia sesaat.
Memasuki era digital dan transparansi informasi, strategi investasi berbasis riset dan analisis tetap menjadi kunci agar tidak hanya ikut hype, tetapi benar-benar memperoleh nilai dari setiap keputusan investasi.
Posting Komentar