Jumlah Saham BANK - Bank Aladin Syariah Tbk. yang Beredar: Struktur, Kepemilikan, dan Dampaknya di Pasar

Daftar Isi

PT Bank Aladin Syariah Tbk (kode saham: BANK) merupakan bank syariah digital yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1 Februari 2021.
Bank ini dikenal sebagai pelopor layanan perbankan digital berbasis syariah di Indonesia, dengan fokus pada layanan perbankan melalui aplikasi yang terhubung dengan ekosistem ritel seperti Alfamart dan berbagai mitra keuangan syariah.

Sebagai bank syariah digital, BANK memiliki visi untuk memperluas akses layanan keuangan halal berbasis teknologi, terutama untuk masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional.

Makna Jumlah Saham Beredar bagi Investor

Jumlah saham beredar atau Outstanding Shares adalah total saham yang telah diterbitkan dan dimiliki oleh seluruh pemegang saham, termasuk publik, institusi, dan pengendali perusahaan.
Data ini penting untuk menghitung berbagai indikator valuasi seperti:

  • Earnings Per Share (EPS) = Laba bersih ÷ jumlah saham beredar

  • Market Capitalization (Kapitalisasi Pasar) = Harga saham × jumlah saham beredar

  • Book Value Per Share (BVPS) = Ekuitas ÷ jumlah saham beredar

Dengan mengetahui jumlah saham beredar, investor bisa menilai valuasi saham BANK secara lebih akurat serta memahami potensi risiko dilusi jika terjadi aksi korporasi baru.

Jumlah Saham BANK yang Beredar (Update 2025)

Berdasarkan data terakhir dari Bank Aladin Syariah (per 30 Juni 2025), jumlah saham yang beredar adalah 14.768.499.683 lembar.
Angka ini sama seperti yang tercatat di situs IDX (Bursa Efek Indonesia) dan LembarSaham.com, yang mencatat bahwa total saham BANK belum mengalami perubahan signifikan sejak rights issue terakhir pada 2022.

Perbandingan struktur modal Bank Aladin Syariah:

  • Modal dasar: 50.000.000.000 lembar saham

  • Modal ditempatkan dan disetor penuh: 14.768.499.683 lembar saham

  • Nilai nominal per saham: Rp 100

Artinya, BANK masih memiliki ruang cukup besar untuk menerbitkan saham baru di masa mendatang, baik untuk ekspansi modal maupun kolaborasi strategis.

Struktur dan Komposisi Kepemilikan Saham BANK

Berdasarkan laporan struktur kepemilikan saham per Juni 2025, pembagian kepemilikan Bank Aladin Syariah adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamJumlah SahamPersentase Kepemilikan
PT Aladin Global Ventures7.591.658.24651,40%
Masyarakat (Publik)7.176.841.43748,60%
Total14.768.499.683100%

PT Aladin Global Ventures bertindak sebagai pemegang saham pengendali (PSP) dengan porsi di atas 50%, sementara sisanya dimiliki oleh publik dan investor ritel.
Struktur ini mencerminkan keseimbangan antara stabilitas kepemilikan dan likuiditas pasar, karena hampir separuh saham BANK beredar bebas di pasar (free float).

Riwayat Aksi Korporasi yang Mempengaruhi Jumlah Saham

1. IPO (Initial Public Offering)

Bank Aladin Syariah resmi melantai di BEI pada 1 Februari 2021, setelah mengubah nama dari PT Bank Net Syariah menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk.
IPO ini menjadi tonggak awal transformasi bank menjadi platform digital berbasis syariah.

2. Rights Issue I (PMHMETD I) Tahun 2022

Aksi korporasi besar terakhir yang berpengaruh terhadap jumlah saham adalah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) pada tahun 2022.
Dalam aksi tersebut, BANK menerbitkan sebanyak 1.999.933.723 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 2.000 per saham, setara 11,12% dari total saham setelah pelaksanaan.
Dana hasil rights issue ini digunakan untuk memperkuat modal inti dan mendukung ekspansi bisnis digital syariah.

Sejak rights issue tersebut, belum ada aksi korporasi baru yang memengaruhi struktur kepemilikan hingga pertengahan tahun 2025.

Analisis Dampak Jumlah Saham terhadap Kinerja Saham BANK

1. Pengaruh terhadap EPS dan Valuasi

Dengan jumlah saham beredar yang besar, laba bersih BANK akan terbagi lebih lebar di setiap saham.
Sebagai contoh, pada semester I-2025 Bank Aladin mencatat laba bersih Rp 83,12 miliar, berbalik dari kerugian Rp 57,57 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Jika dihitung kasar, maka EPS BANK sekitar Rp 5,6 per saham, yang menandakan mulai adanya perbaikan kinerja setelah masa ekspansi digital dua tahun terakhir.

2. Likuiditas dan Free Float

Kepemilikan publik sebesar 48,6% menunjukkan bahwa saham BANK memiliki free float yang tinggi, artinya potensi likuiditas perdagangan cukup baik di pasar sekunder.
Namun, karena sebagian saham publik masih dipegang investor institusi, pergerakan harga BANK cenderung stabil, tidak terlalu fluktuatif seperti saham berkapitalisasi kecil lainnya.

3. Konsentrasi Kepemilikan dan Kontrol

Dengan 51,4% saham dimiliki PT Aladin Global Ventures, pengendalian manajemen tetap kuat di tangan pemilik mayoritas.
Kondisi ini sering dipandang positif karena menjaga konsistensi arah bisnis, meskipun bagi investor minoritas perlu perhatian terhadap transparansi dan tata kelola (GCG).

Kinerja dan Prospek Saham BANK ke Depan

Di tahun 2025, Bank Aladin menunjukkan tanda-tanda pemulihan kinerja dengan peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan efisiensi operasional.
Pertumbuhan pengguna aplikasi Aladin juga terus meningkat seiring kolaborasi strategis dengan Alfamart, Muhammadiyah, dan jaringan pesantren digital.

Dari sisi struktur saham, BANK masih memiliki potensi untuk menambah modal melalui rights issue baru di masa mendatang. Hal ini mungkin dilakukan jika manajemen ingin memperkuat rasio kecukupan modal (CAR) sesuai ketentuan OJK untuk bank digital syariah.

Dengan total saham beredar 14,768 miliar lembar dan kapitalisasi pasar yang stabil di kisaran Rp 8–9 triliun, BANK mulai menarik perhatian investor yang mencari saham berbasis syariah dengan potensi pertumbuhan digital jangka panjang.

Catatan Tambahan

  • Data terakhir: per 30 Juni 2025 (sumber: Bank Aladin Syariah, IDX, LembarSaham.com).

  • Harga saham rata-rata kuartal III-2025: Rp 590–640 per lembar.

  • Market Cap estimasi (Oktober 2025): sekitar Rp 8,7 triliun.

  • Investor disarankan memantau laporan keuangan kuartalan dan RUPS karena jumlah saham beredar dapat berubah sewaktu-waktu jika terjadi aksi korporasi baru.

Posting Komentar