Terungkap: Jumlah Saham BBHI yang Beredar & Dampaknya Bagi Investor
Bagi investor, jumlah saham beredar bukan sekadar angka. Data ini menjadi kunci untuk menghitung kapitalisasi pasar, laba per saham (Earnings per Share/EPS), hingga menilai seberapa besar saham publik yang bisa diperdagangkan (free float).
Semakin besar jumlah saham beredar, semakin luas distribusi kepemilikan. Sebaliknya, semakin kecil jumlahnya, potensi volatilitas harga bisa lebih tinggi karena pasokan terbatas.
Karena itu, sebelum berinvestasi di saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), memahami berapa jumlah saham yang beredar saat ini adalah langkah penting.
Sekilas Tentang BBHI (Allo Bank)
Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) awalnya dikenal sebagai Bank Harda Internasional. Transformasi besar terjadi setelah CT Corp melalui PT Mega Corpora resmi menjadi pemegang saham pengendali.
Pasca akuisisi, BBHI mengubah citra menjadi bank digital yang agresif memperluas layanan keuangan berbasis teknologi. Perubahan ini juga diiringi dengan aksi korporasi, termasuk rights issue, yang membuat jumlah saham beredar melonjak drastis.
Jumlah Saham BBHI yang Beredar
Berdasarkan keterbukaan informasi dan data pasar terbaru:
-
Jumlah saham beredar BBHI berada di kisaran 21,5 – 21,8 miliar lembar.
-
Data yang tercatat di LembarSaham menyebutkan angka 21.512.953.877 lembar.
-
Sementara itu, beberapa platform data keuangan internasional seperti Fintel dan Investing mencatat jumlah mendekati 21,73 miliar lembar.
Perbedaan ini umumnya disebabkan oleh pembaruan data yang mengacu pada periode laporan keuangan yang berbeda. Namun, angka resmi yang digunakan dalam perhitungan di Bursa Efek Indonesia tetap mengacu pada keterbukaan informasi perseroan.
Komposisi Kepemilikan Saham BBHI
Struktur kepemilikan saham BBHI relatif stabil sejak rights issue terakhir. Berikut gambaran komposisinya:
-
PT Mega Corpora (CT Corp Group): sekitar 60,88%
-
PT Bukalapak.com Tbk: ±11,50%
-
Abadi Investment Pte Ltd: ±7,00%
-
PT Indolife Investama Perkasa: ±6,00%
-
Publik (free float): sekitar 14,61% atau ±3,17 miliar lembar
Selain itu, BBHI juga memiliki saham treasury (saham yang dibeli kembali) sekitar 46 juta lembar atau 0,21%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar saham BBHI masih dikuasai pemegang saham institusi, sementara ruang gerak investor publik ada di kisaran 15% saja.
Dampak Jumlah Saham Beredar bagi Investor
1. Likuiditas Pasar
Dengan free float sekitar 14–15%, saham BBHI memiliki likuiditas yang cukup untuk diperdagangkan, tetapi tidak sebesar bank-bank besar lain dengan free float tinggi. Artinya, pergerakan harga bisa lebih cepat naik atau turun tergantung sentimen pasar.
2. Potensi Volatilitas
Keterbatasan saham publik membuat harga saham BBHI lebih rentan terhadap pergerakan dalam volume kecil. Investor ritel perlu memperhatikan faktor ini sebelum masuk ke pasar.
3. Risiko Dilusi
Jika Allo Bank kembali melakukan rights issue atau penerbitan saham baru, jumlah saham beredar akan meningkat. Dampaknya, laba per saham (EPS) bisa terdilusi. Inilah risiko yang harus dipertimbangkan investor jangka panjang.
4. Dominasi Pemegang Saham Besar
Dengan penguasaan lebih dari 80% oleh pemegang saham institusi, arah kebijakan perusahaan sangat dipengaruhi oleh keputusan mereka. Investor publik perlu memahami bahwa ruang kendali pasar relatif kecil.
Prospek Ke Depan
Jumlah saham beredar BBHI kemungkinan besar tetap di kisaran saat ini, kecuali perusahaan melakukan aksi korporasi baru. Allo Bank sendiri masih agresif dalam mengembangkan layanan digital, yang bisa membuka peluang kebutuhan tambahan modal di masa mendatang.
Apabila rights issue kembali dilakukan, jumlah saham beredar akan meningkat dan berdampak pada struktur kepemilikan serta perhitungan EPS. Sebaliknya, jika perusahaan melakukan buyback, jumlah saham beredar bisa menurun sehingga memberi efek positif pada EPS.
Bagi investor, memantau jumlah saham beredar bukan hanya soal angka, tetapi juga strategi memahami likuiditas, valuasi, dan potensi pertumbuhan jangka panjang dari BBHI sebagai bank digital.
Posting Komentar