Jumlah Saham BBSI yang Beredar: Fakta, Struktur Kepemilikan, dan Dampaknya bagi Investor

Daftar Isi

Mengetahui jumlah saham beredar dari suatu emiten bukan sekadar angka statistik. Bagi investor, informasi ini menjadi dasar penting dalam menganalisis valuasi, menghitung laba per saham (EPS), hingga menilai likuiditas suatu saham di pasar.

Dalam konteks ini, kode saham BBSI merujuk pada PT Krom Bank Indonesia Tbk, sebuah bank digital yang berkembang pesat dan menjadi bagian dari ekosistem teknologi keuangan di bawah PT Finaccel Teknologi Indonesia, pemilik aplikasi Kredivo.

Profil Singkat PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI)

PT Krom Bank Indonesia Tbk awalnya dikenal sebagai PT Bank Bisnis Internasional Tbk, sebelum resmi berganti nama menjadi Krom Bank setelah diakuisisi oleh Finaccel. Bank ini berfokus pada layanan perbankan digital, dengan target utama segmen ritel dan UMKM.

Krom Bank Indonesia memulai transformasi digitalnya secara penuh sejak tahun 2023, dan kini beroperasi dengan model hybrid banking — menggabungkan layanan konvensional dan digital dalam satu ekosistem.

Saham Krom Bank tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BBSI, dan termasuk dalam sektor keuangan – perbankan.

Jumlah Saham BBSI yang Beredar (Outstanding Shares)

Berdasarkan data terbaru dari laman Lembarsaham.com dan laporan publik Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham BBSI yang beredar hingga Oktober 2025 tercatat sebesar:

3.637.976.068 lembar saham

Angka ini menunjukkan total saham yang dimiliki oleh publik, institusi, maupun pemegang saham utama, setelah memperhitungkan seluruh aksi korporasi yang pernah dilakukan perusahaan.

Dengan harga saham di kisaran Rp4.460 per lembar, kapitalisasi pasar (market capitalization) BBSI saat ini mencapai sekitar Rp16,2 triliun. Nilai ini menempatkan Krom Bank dalam jajaran bank digital dengan kapitalisasi menengah di Indonesia.

Komposisi Pemegang Saham BBSI

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi terakhir, berikut struktur kepemilikan saham BBSI:

  • PT Finaccel Teknologi Indonesia – 75,00%

  • Publik (masyarakat/investor ritel) – 11,66%

  • Lainnya (institusi & individu di bawah 5%) – 13,34%

Struktur ini menunjukkan bahwa kendali perusahaan masih berada di tangan Finaccel sebagai induk, sementara porsi publik yang tergolong rendah menjelaskan mengapa likuiditas saham BBSI di pasar masih terbatas.

Free float (saham publik) yang relatif kecil sering membuat pergerakan harga BBSI lebih volatil dibanding saham bank besar lainnya yang memiliki porsi kepemilikan publik lebih tinggi.

Sejarah dan Perkembangan Jumlah Saham BBSI

Jumlah saham BBSI tidak selalu tetap sejak awal pencatatan.

  • Saat pencatatan awal (IPO), BBSI memiliki sekitar 2,6 miliar lembar saham.

  • Setelah akuisisi oleh Finaccel dan proses penambahan modal, jumlah saham meningkat menjadi sekitar 3,64 miliar lembar.

  • Hingga kini, belum ada aksi korporasi besar seperti stock split, reverse stock, atau buyback yang mengubah jumlah saham beredar tersebut.

Perubahan besar terakhir terjadi ketika Finaccel resmi mengambil alih dan melakukan injeksi modal guna memperkuat struktur permodalan bank digital ini. Sejak saat itu, jumlah saham BBSI cenderung stabil.

Dampak Jumlah Saham Beredar bagi Investor

Jumlah saham yang beredar tidak hanya berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar, tetapi juga terhadap rasio keuangan utama perusahaan, seperti:

1. Earnings Per Share (EPS)

EPS dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.
Dengan jumlah saham BBSI sekitar 3,64 miliar lembar dan laba bersih kuartal I 2025 sebesar Rp35,33 miliar, maka estimasi EPS kuartalan BBSI sekitar Rp9,7 per saham (belum tahunan).

Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan laba belum sebanding dengan ekspansi jumlah saham, namun arah pertumbuhan tetap positif dari tahun ke tahun.

2. Price to Earnings Ratio (PER)

PER menunjukkan seberapa tinggi harga saham dibandingkan dengan laba per saham.
Dengan harga Rp4.460 dan EPS tahunan estimatif di kisaran Rp35–40 per lembar, PER BBSI berada di rentang 110–125 kali — mencerminkan valuasi premium khas saham digital banking yang sedang tumbuh.

3. Likuiditas Saham

Dengan free float hanya sekitar 11%, volume perdagangan BBSI di pasar relatif rendah. Ini membuat sahamnya cenderung lebih volatil dan bergerak cepat ketika ada transaksi besar dari investor institusional.

Kaitan Jumlah Saham dengan Kapitalisasi Pasar dan Kinerja Emiten

Jumlah saham yang beredar berfungsi langsung sebagai faktor penentu kapitalisasi pasar perusahaan.

Rumus sederhananya:

Kapitalisasi Pasar = Harga Saham × Jumlah Saham Beredar

Dengan jumlah saham 3,64 miliar dan harga Rp4.460, kapitalisasi pasar BBSI mencapai sekitar Rp16,25 triliun.

Besarnya kapitalisasi pasar ini menunjukkan bahwa Krom Bank kini menjadi salah satu bank digital menengah terbesar di Indonesia, bersaing dengan emiten seperti Bank Neo Commerce (BBYB) dan Allo Bank (BBHI).

Namun, dari sisi fundamental, rasio laba terhadap nilai pasar masih perlu digenjot agar valuasi saham lebih seimbang dengan kinerjanya.

Analisis Risiko dan Prospek Jumlah Saham BBSI ke Depan

Jumlah saham beredar dapat berubah jika perusahaan melakukan aksi korporasi seperti:

  • Rights Issue – menambah saham baru untuk pendanaan ekspansi, berpotensi menimbulkan dilusi nilai saham lama.

  • Buyback – mengurangi saham beredar dan meningkatkan nilai per saham jika dilakukan pada waktu yang tepat.

  • Stock Split – menambah jumlah lembar saham untuk meningkatkan likuiditas.

Hingga Oktober 2025, BBSI belum mengumumkan rencana rights issue maupun buyback, tetapi arah kebijakan Finaccel sebagai induk menunjukkan fokus pada efisiensi operasional dan pertumbuhan organik.

Ke depan, jika kinerja laba terus meningkat dan kepercayaan investor makin kuat, tidak menutup kemungkinan Krom Bank akan menambah porsi free float agar sahamnya lebih likuid di pasar.

Catatan untuk Investor

  • Verifikasi data terbaru selalu melalui situs resmi BEI, laporan keuangan triwulanan, atau laman publik seperti Lembarsaham.com dan Investing.com

  • Pantau perubahan kepemilikan — Finaccel dapat sewaktu-waktu menyesuaikan struktur saham sesuai strategi ekspansi digital banking.

  • Perhatikan rasio keuangan utama (EPS, PER, PBV) untuk memahami apakah valuasi saham BBSI masih wajar.

Dengan memahami jumlah saham beredar secara tepat, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih terukur dan logis, terutama pada saham-saham dengan free float rendah seperti BBSI yang volatilitasnya lebih tinggi.

Posting Komentar