Jumlah Saham BCIC yang Beredar: Data Terbaru, Struktur Kepemilikan, dan Kepatuhan Free Float

Daftar Isi

PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) adalah bank yang dimiliki oleh grup finansial asal Jepang, J Trust Group. Bank ini bergerak di bidang perbankan umum dan berfokus pada pembiayaan korporasi, komersial, serta ritel.

Sebagai bagian dari ekspansi J Trust Group di Asia, BCIC berperan penting dalam memperkuat kehadiran lembaga keuangan Jepang di Indonesia. Sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BCIC.

Dalam konteks investasi, data jumlah saham beredar menjadi indikator penting untuk menilai nilai pasar perusahaan, tingkat likuiditas, dan kepemilikan publik.

Apa Itu Saham Beredar?

Saham beredar (outstanding shares) adalah total saham yang diterbitkan perusahaan dan dimiliki oleh investor — baik oleh pihak internal (manajemen, pemegang saham pengendali) maupun publik.

Jumlah ini tidak termasuk saham yang telah dibeli kembali oleh perusahaan (treasury shares). Data saham beredar menjadi dasar perhitungan kapitalisasi pasar (market capitalization) dan Earnings Per Share (EPS).

Semakin besar saham beredar, semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu emiten, namun juga dapat memengaruhi tingkat pengendalian dan persebaran kepemilikan.

Jumlah Saham BCIC yang Beredar

Berdasarkan data terbaru per Oktober 2025, jumlah saham yang beredar untuk PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) tercatat sebanyak 17.926.071.041 lembar saham.
Sumber lain, seperti laporan keterbukaan informasi BEI dan situs resmi perusahaan, menyebutkan total 18.109.922.009 lembar saham per 30 September 2025.

Perbedaan angka ini disebabkan oleh waktu pelaporan dan proses administratif di KSEI maupun BEI. Namun, kisarannya tetap konsisten di antara 17,9 miliar – 18,1 miliar saham.

Jumlah saham BCIC sempat mengalami perubahan akibat aksi korporasi seperti penerbitan saham baru, right issue, dan penyesuaian struktur kepemilikan oleh grup J Trust.

Kapitalisasi Pasar dan Perkembangan Harga

Dengan jumlah saham sekitar 18 miliar lembar, dan harga saham BCIC yang bergerak di kisaran Rp 120 – Rp 130 per lembar pada awal Oktober 2025, kapitalisasi pasar BCIC diperkirakan berada di sekitar Rp 2,1 – 2,3 triliun.

Kapitalisasi pasar ini menempatkan BCIC dalam kategori emiten berkapitalisasi menengah (mid-cap) di sektor perbankan.
Pergerakan harga saham BCIC sangat dipengaruhi oleh progres pemenuhan aturan free float serta sentimen terhadap stabilitas grup induk J Trust Co. Ltd.

Struktur Kepemilikan Saham BCIC

Data kepemilikan saham BCIC menunjukkan bahwa sebagian besar saham masih dikuasai oleh entitas di bawah J Trust Group. Berdasarkan laporan perusahaan terbaru, struktur kepemilikan adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamPersentaseJumlah Saham (perkiraan)
J Trust Co., Ltd. (Jepang)72,23 %± 13,08 miliar
J Trust Asia Pte. Ltd. (Singapura)19,11 %± 3,44 miliar
PT J Trust Investments Indonesia1,39 %± 249 juta
Publik / Free Float7,26 %± 1,30 miliar

Struktur ini memperlihatkan bahwa lebih dari 90 % saham BCIC dikuasai oleh pemegang saham pengendali, sementara porsi publik masih terbatas.

Pergerakan Kepemilikan dan Aksi Korporasi

Pada pertengahan 2025, J Trust Asia Pte. Ltd. melepas sebagian kepemilikannya sekitar 32,15 juta lembar saham. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan minimal free float BEI yang mengharuskan saham publik mencapai 7,5 % dari total saham beredar.

Setelah transaksi tersebut, kepemilikan publik meningkat dari sekitar 7,10 % menjadi 7,28 %.
Namun, angka ini masih sedikit di bawah batas minimum yang ditetapkan oleh BEI.

Upaya peningkatan free float terus dilakukan oleh manajemen BCIC agar sahamnya dapat kembali diperdagangkan secara normal di bursa tanpa risiko suspensi.

Aturan Free Float dan Status BCIC

Bursa Efek Indonesia mewajibkan setiap emiten memiliki paling sedikit 7,5 % saham yang dimiliki publik atau setara minimal 50 juta lembar saham.

Ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham, memperluas partisipasi investor ritel, serta memastikan adanya distribusi kepemilikan yang sehat.

BCIC sebelumnya pernah terkena suspensi perdagangan akibat belum memenuhi persyaratan tersebut. Namun, pada pertengahan 2025, manajemen menyatakan bahwa mereka sudah berada di jalur pemulihan dengan peningkatan porsi saham publik secara bertahap.

Direktur Utama BCIC menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk segera memenuhi syarat free float agar aktivitas perdagangan di BEI dapat kembali normal dan likuiditas saham meningkat.

Dampak Free Float terhadap Pergerakan Saham

Tingkat free float yang rendah membuat volume perdagangan BCIC terbatas. Jumlah saham yang tersedia di pasar relatif sedikit, sehingga transaksi dalam volume besar bisa berdampak langsung pada pergerakan harga.

Kondisi ini menyebabkan saham BCIC cenderung kurang likuid dan lebih volatil dibandingkan saham bank lainnya dengan porsi publik yang lebih besar.

Namun, bagi sebagian investor jangka menengah, situasi ini bisa menjadi peluang — terutama jika manajemen berhasil meningkatkan free float, karena potensi kenaikan volume perdagangan dapat mendongkrak minat pasar.

Di sisi lain, dominasi kepemilikan oleh J Trust Group memberikan stabilitas pengendalian manajemen, yang bisa berdampak positif terhadap arah kebijakan perusahaan dan strategi bisnis jangka panjang.

Prospek Saham BCIC ke Depan

Langkah BCIC untuk memperbesar porsi kepemilikan publik menjadi fokus utama dalam waktu dekat. Jika persentase free float dapat mencapai atau melebihi 7,5 %, maka status perdagangan di BEI berpotensi pulih penuh, meningkatkan likuiditas dan kepercayaan investor.

Secara fundamental, BCIC masih menunjukkan upaya perbaikan dalam profitabilitas dan efisiensi setelah beberapa tahun restrukturisasi.
Keberhasilan memenuhi ketentuan free float akan menjadi sinyal positif bagi investor ritel dan institusional.

Dengan total saham beredar sekitar 18 miliar lembar, BCIC memiliki ruang besar untuk mengembangkan strategi permodalan dan ekspansi bisnis perbankan yang lebih agresif di masa depan.

Catatan: Angka kepemilikan dan jumlah saham BCIC dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan keterbukaan informasi BEI dan laporan KSEI. Untuk data harian atau pembaruan triwulanan, investor disarankan memantau situs resmi www.idx.co.id dan jtrustbank.co.id

Posting Komentar