Jumlah Saham DNAR yang Beredar dan Dampaknya bagi Investor

Daftar Isi

Mengetahui jumlah saham yang beredar dari sebuah emiten publik bukan sekadar angka statistik. Bagi investor, data ini merupakan dasar dalam menilai valuasi, potensi laba per saham, dan stabilitas harga di pasar. Salah satu emiten yang cukup sering menjadi sorotan adalah PT Bank Oke Indonesia Tbk dengan kode saham DNAR.

Pada Oktober 2025, jumlah saham DNAR yang beredar mencapai 16.867.292.274 lembar, atau sekitar 16,87 miliar saham. Angka ini diperoleh berdasarkan data terkini dari Lembarsaham.com, yang mengacu pada laporan publik emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Profil Singkat PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)

PT Bank Oke Indonesia Tbk, sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Dinar Indonesia Tbk, merupakan bank umum yang berfokus pada pembiayaan ritel dan segmen usaha kecil menengah (UKM). Setelah akuisisi oleh Apro Financial Co. Ltd., perusahaan asal Korea Selatan, nama dan arah bisnis DNAR mengalami perubahan signifikan.

Apro Financial kini menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi sekitar 90,47% dari total saham beredar. Dominasi ini menunjukkan posisi investor asing yang cukup besar dalam struktur permodalan DNAR.

Sebagai lembaga keuangan yang terdaftar di BEI, DNAR wajib melaporkan jumlah saham yang beredar, baik untuk kepentingan regulator maupun investor publik yang membutuhkan data fundamental untuk analisis keuangan.

Makna dan Pentingnya Jumlah Saham Beredar

Saham beredar (outstanding shares) adalah jumlah saham yang dimiliki oleh investor publik dan pemegang saham utama, dikurangi saham treasury (saham yang telah dibeli kembali oleh perusahaan). Angka ini berbeda dengan saham diterbitkan (issued shares), karena tidak semua saham yang diterbitkan aktif beredar di pasar.

Mengapa penting?

  • Jumlah saham beredar menjadi dasar perhitungan kapitalisasi pasar (market capitalization), yaitu nilai pasar dari seluruh saham yang dimiliki investor.

  • Angka ini juga berpengaruh pada Earnings Per Share (EPS), yakni laba bersih per lembar saham. Jika laba tetap namun jumlah saham meningkat, maka EPS cenderung menurun.

  • Selain itu, jumlah saham yang besar biasanya meningkatkan likuiditas saham, sehingga memudahkan transaksi jual beli di bursa.

Dengan demikian, bagi investor, mengetahui jumlah saham beredar bukan sekadar informasi administratif, tetapi bagian penting dari analisis fundamental saham.

Data dan Riwayat Perubahan Jumlah Saham DNAR

Berdasarkan data dari Lembarsaham dan laporan publik di BEI, jumlah saham DNAR saat ini adalah 16,87 miliar lembar. Angka ini mencerminkan total kepemilikan seluruh pemegang saham, baik publik maupun pengendali.

Perubahan jumlah saham DNAR cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebab utamanya adalah aksi korporasi berupa rights issue (penawaran umum terbatas/HMETD).

Pada tahun 2023, DNAR melakukan rights issue sebanyak 2.937.807.163 saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham dan harga pelaksanaan Rp170. Tujuan penerbitan saham baru ini adalah untuk memperkuat permodalan bank sekaligus mendukung ekspansi pembiayaan.

Dalam aksi tersebut, Apro Financial Co. Ltd. menyerap sebagian besar saham baru yang diterbitkan, sehingga kepemilikannya meningkat menjadi sekitar 91,99%. Data ini dikonfirmasi melalui keterbukaan informasi di IndoPremier dan laporan keuangan tahunan DNAR.

Di sisi lain, laporan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Mei 2025 mencatat jumlah saham hadir sebanyak 15.288.871.661 saham, atau sekitar 90,59% dari total saham beredar. Artinya, struktur kepemilikan saham DNAR masih didominasi oleh pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan yang relatif stabil.

Analisis Dampak Jumlah Saham terhadap Kinerja DNAR

Jumlah saham beredar berpengaruh langsung terhadap indikator utama kinerja saham, antara lain EPS, valuasi pasar, dan likuiditas perdagangan.

  1. Dampak pada EPS (Earnings Per Share)
    EPS dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.
    Semakin banyak saham beredar tanpa kenaikan laba yang sepadan, maka nilai EPS akan menurun.
    Contohnya, jika laba bersih DNAR mencapai Rp100 miliar dan saham beredar 10 miliar lembar, maka EPS = Rp10. Namun, jika saham bertambah menjadi 16,8 miliar, maka EPS turun menjadi sekitar Rp5,95.
    Hal ini penting bagi investor karena EPS menjadi dasar penilaian apakah suatu saham tergolong undervalued atau overvalued.

  2. Dampak pada Likuiditas dan Volatilitas Saham
    Saham dengan jumlah beredar besar seperti DNAR cenderung memiliki likuiditas lebih baik. Investor lebih mudah keluar-masuk posisi tanpa memengaruhi harga secara signifikan.
    Namun, apabila sebagian besar saham dikuasai oleh satu entitas, likuiditas publik bisa menurun karena jumlah saham yang aktif diperdagangkan lebih sedikit.

  3. Dampak terhadap Valuasi dan Kapitalisasi Pasar
    Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham beredar.
    Misalnya, dengan harga saham DNAR di kisaran Rp120 per lembar, kapitalisasi pasarnya mencapai sekitar Rp2,02 triliun (16,87 miliar × Rp120).
    Kapitalisasi pasar ini menempatkan DNAR sebagai salah satu bank dengan skala menengah di Bursa Efek Indonesia.

Perbandingan dengan Emiten Sejenis di Sektor Keuangan

Jika dibandingkan dengan emiten perbankan lain, jumlah saham DNAR relatif lebih besar dibandingkan bank kecil seperti Bank Neo Commerce (BBYB) atau Bank MNC Internasional (BABP), namun masih jauh di bawah bank besar seperti Bank BCA (BBCA) dan Bank Mandiri (BMRI) yang masing-masing memiliki lebih dari 100 miliar lembar saham.

Skala jumlah saham yang besar memungkinkan DNAR memiliki fleksibilitas tinggi dalam melakukan aksi korporasi lanjutan seperti private placement atau penambahan modal tanpa HMETD (PMTHMETD) di masa depan. Hal ini umum dilakukan oleh emiten yang tengah memperkuat struktur modal dan meningkatkan daya saing di sektor keuangan digital.

Prospek dan Hal yang Perlu Diperhatikan oleh Investor

Investor perlu mencermati setiap perubahan jumlah saham DNAR karena dapat memengaruhi nilai kepemilikan, laba per saham, dan struktur modal secara keseluruhan.
Beberapa poin penting untuk diperhatikan ke depan antara lain:

  • Kemungkinan rights issue lanjutan untuk memperkuat modal inti bank.

  • Stabilitas harga saham DNAR pasca aksi korporasi, terutama jika kepemilikan publik masih rendah.

  • Pertumbuhan laba bersih bank, agar peningkatan jumlah saham tidak justru menekan rasio profitabilitas seperti EPS dan ROE.

  • Rencana pengembangan digital banking DNAR yang dapat berdampak positif pada valuasi saham di masa mendatang.

Dengan pengawasan reguler dari OJK dan BEI, DNAR tetap termasuk dalam kategori bank yang aktif memperkuat permodalan dan ekspansi bisnisnya secara terukur. Investor yang memahami pergerakan jumlah saham beredar akan lebih siap menilai arah valuasi dan potensi pertumbuhan saham DNAR di masa mendatang.

Posting Komentar