Jumlah Saham MASB yang Beredar dan Dampaknya bagi Investor

Daftar Isi

PT Bank Multiarta Sentosa Tbk (MASB) merupakan salah satu bank swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini bergerak di bidang perbankan umum dan melayani segmen korporasi, komersial, dan ritel.

Sejak resmi melantai di bursa, MASB menjadi sorotan investor karena stabilitas kinerjanya dan kepemilikan mayoritas yang masih dipegang oleh pemegang saham pengendali. Salah satu indikator penting yang sering diperhatikan investor adalah jumlah saham beredar (outstanding shares), yang berpengaruh langsung terhadap valuasi dan likuiditas saham di pasar.

Pengertian Saham Beredar

Saham beredar adalah total saham yang telah diterbitkan dan dimiliki oleh seluruh pemegang saham, baik individu, institusi, maupun investor publik.
Angka ini tidak termasuk saham treasury, yaitu saham yang dibeli kembali oleh perusahaan.

Jumlah saham beredar digunakan dalam berbagai perhitungan keuangan penting seperti:

  • Kapitalisasi pasar (market capitalization) = Harga saham × Jumlah saham beredar

  • Earnings Per Share (EPS) = Laba bersih ÷ Jumlah saham beredar

Semakin besar jumlah saham beredar, semakin kecil nilai laba per lembar saham jika laba tidak bertambah. Karena itu, angka ini menjadi dasar utama dalam analisis fundamental.

Data Jumlah Saham MASB yang Beredar (Update 2025)

Berdasarkan data terakhir yang tercatat di sejumlah platform pasar modal:

  • IDNFinancials mencatat jumlah saham MASB yang beredar sebanyak 1.402.010.763 lembar per Agustus 2025.

  • Angka tersebut meningkat dari laporan tahun sebelumnya (Agustus 2024) yang berjumlah 1.387.737.233 lembar.

  • Sebelumnya, saat awal pencatatan saham di BEI, total saham yang terdaftar hanya sekitar 1,22 miliar lembar, dan terus bertambah seiring adanya aksi korporasi.

Kenaikan jumlah saham beredar tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh penambahan modal melalui penerbitan saham baru, baik dalam bentuk right issue maupun pelaksanaan program insentif saham bagi karyawan dan manajemen.

Data resmi terkait perubahan tersebut dapat ditemukan di laporan keuangan kuartalan MASB atau pengumuman aksi korporasi yang dipublikasikan di situs resmi BEI (idx.co.id).

Struktur Kepemilikan Saham MASB

Struktur kepemilikan saham MASB menunjukkan dominasi pemegang saham pengendali, dengan rincian sebagai berikut:

  • PT Danabina Sentana: sekitar 59,44%

  • PT Multi Anekadana Sakti: sekitar 21,23%

  • Masyarakat (Publik): sekitar 14,93%

  • Lain-lain: sisanya dimiliki oleh investor minoritas

Dengan komposisi tersebut, porsi saham publik atau free float berada di kisaran 15%, relatif kecil dibandingkan dengan ketentuan minimal BEI yang menetapkan 7,5% sebagai batas minimum untuk tetap tercatat di papan utama.
Namun, semakin besar free float yang dimiliki suatu perusahaan, semakin tinggi pula potensi likuiditas sahamnya di pasar.

Analisis Free Float dan Likuiditas

Free float menggambarkan jumlah saham yang dapat diperdagangkan oleh publik. Saham dengan free float tinggi cenderung memiliki volume perdagangan lebih aktif, sementara saham dengan free float rendah berisiko memiliki likuiditas terbatas.

Dalam konteks MASB, karena sebagian besar saham masih dikuasai oleh pemegang saham pengendali, volume transaksi harian di bursa relatif rendah. Hal ini bisa menyebabkan pergerakan harga saham menjadi lebih sensitif terhadap jumlah transaksi kecil.

Namun dari sisi positif, kepemilikan besar oleh grup pengendali dapat menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap stabilitas perusahaan. Ini juga memberi sinyal bahwa manajemen berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan, bukan sekadar jangka pendek.

Dampak Jumlah Saham Beredar bagi Investor

Jumlah saham beredar memiliki pengaruh signifikan terhadap valuasi dan strategi investasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan investor antara lain:

  1. Perhitungan EPS (Earnings Per Share)
    Perubahan jumlah saham beredar akan memengaruhi nilai EPS. Jika perusahaan menerbitkan saham baru tanpa kenaikan laba bersih yang sepadan, EPS bisa turun.

  2. Kapitalisasi Pasar (Market Cap)
    Dengan jumlah saham beredar sekitar 1,4 miliar lembar dan harga saham di kisaran Rp400 (per Oktober 2025), kapitalisasi pasar MASB berada di sekitar Rp560 miliar. Angka ini menempatkan MASB di kategori small cap bank, yang masih memiliki potensi pertumbuhan besar di masa depan.

  3. Likuiditas dan Pergerakan Harga
    Free float yang kecil sering kali membuat saham lebih volatil. Artinya, pergerakan harga bisa cepat naik atau turun dengan volume kecil. Investor perlu memperhitungkan faktor ini jika berencana melakukan perdagangan jangka pendek.

  4. Peluang Aksi Korporasi
    Perusahaan perbankan seperti MASB berpotensi melakukan aksi korporasi berupa penambahan modal, penerbitan saham baru, atau program pembagian dividen saham. Setiap aksi semacam ini bisa mengubah jumlah saham beredar dan berdampak langsung pada valuasi perusahaan.

Proyeksi dan Arah Ke Depan

Jika melihat tren industri perbankan, bank-bank kecil seperti MASB cenderung memperkuat permodalan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum OJK sebesar Rp3 triliun.
Langkah yang paling umum adalah melalui penerbitan saham baru atau kerja sama strategis dengan investor baru.

Apabila MASB melakukan langkah serupa di masa mendatang, jumlah saham beredar tentu akan bertambah. Namun, dengan pengelolaan yang baik, peningkatan modal ini justru dapat memperkuat posisi bank dan menarik lebih banyak investor ritel maupun institusional.

Untuk memperoleh angka paling akurat dan terkini, investor disarankan selalu memantau:

  • Laporan keuangan triwulanan dan tahunan MASB di situs BEI (www.idx.co.id)

  • Keterbukaan informasi resmi Bank MAS di www.bankmas.co.id 

  • Sumber data pasar saham seperti IDNFinancials dan RTI Business

Posting Komentar