Jumlah Saham SDRA yang Beredar 2025: Fakta, Analisis, dan Dampaknya bagi Investor
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) merupakan salah satu bank yang cukup dikenal di kalangan investor ritel karena sejarah panjang dan stabilitasnya di sektor perbankan nasional. Seiring waktu, jumlah saham beredar SDRA menjadi perhatian penting karena berpengaruh langsung terhadap valuasi pasar, laba per saham, hingga potensi likuiditas di bursa.
Artikel ini menguraikan secara rinci perkembangan jumlah saham beredar SDRA, faktor yang memengaruhinya, serta dampak strategis bagi para investor yang memegang atau memantau saham ini.
Profil Singkat SDRA dan Perkembangannya
SDRA merupakan singkatan dari PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, bank hasil merger antara Bank Woori Indonesia dengan Bank Saudara pada tahun 2014. Bank ini melayani segmen ritel dan usaha kecil menengah (UKM), serta memiliki fokus kuat pada pengembangan layanan perbankan digital dan efisiensi operasional.
Dengan dukungan pemegang saham utama dari Korea Selatan, Woori Bank, SDRA memperoleh akses modal yang kuat untuk memperluas jaringan dan memperkuat struktur permodalan. Hal inilah yang menjadikan aksi korporasi seperti rights issue atau penerbitan saham baru kerap dilakukan sebagai langkah memperkuat rasio modal inti (CAR) sesuai regulasi OJK.
Makna Saham Beredar (Outstanding Shares) dalam Analisis Investasi
Dalam konteks pasar modal, saham beredar (outstanding shares) adalah jumlah saham yang saat ini dimiliki oleh publik dan dapat diperdagangkan di bursa. Angka ini tidak termasuk saham yang dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock).
Perubahan pada jumlah saham beredar dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
-
Right Issue (HMETD) – penerbitan saham baru untuk menambah modal perusahaan.
-
Stock Dividend – pembagian dividen dalam bentuk saham, bukan tunai.
-
Buyback – aksi korporasi di mana perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri untuk mengurangi jumlah saham beredar.
Bagi investor, angka ini sangat penting karena menjadi dasar dalam menghitung beberapa indikator utama, seperti:
-
Earnings Per Share (EPS) = Laba bersih ÷ Jumlah saham beredar.
-
Kapitalisasi Pasar (Market Cap) = Harga saham × Jumlah saham beredar.
-
Rasio Valuasi (PER dan PBV) yang digunakan untuk menilai mahal atau murahnya saham.
Jumlah Saham SDRA yang Beredar Tahun 2025
Berdasarkan data terkini yang dirilis oleh LembarSaham dan sumber keuangan lain seperti Investing.com, jumlah saham beredar PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) per Oktober 2025 tercatat sekitar:
14.545.267.990 lembar saham (≈ 14,55 miliar saham)
Angka ini menunjukkan bahwa SDRA memiliki struktur permodalan yang besar di antara bank kelas menengah.
Dengan harga saham SDRA yang berada di kisaran Rp290–Rp300 per lembar, kapitalisasi pasar (market cap) SDRA berada di sekitar Rp4,3–Rp4,4 triliun.
Sebelum periode ini, jumlah saham SDRA pernah mengalami perubahan akibat beberapa aksi korporasi:
-
2014: Lonjakan signifikan setelah merger antara Bank Woori Indonesia dan Bank Saudara.
-
2016–2018: Penambahan saham melalui program right issue untuk memperkuat modal inti.
-
2022–2023: Tidak ada perubahan besar, menunjukkan stabilitas pada struktur kepemilikan dan manajemen modal.
Tren Historis Saham Beredar SDRA
Jika menilik data historis lima tahun terakhir, jumlah saham SDRA relatif stabil setelah peningkatan besar pada periode pasca-merger. Tren ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah memasuki fase pertumbuhan yang lebih konservatif, di mana ekspansi tidak lagi agresif melalui penerbitan saham baru, tetapi lebih difokuskan pada peningkatan efisiensi operasional dan profitabilitas.
Dalam konteks pasar modal, stabilitas jumlah saham beredar ini memberikan sinyal positif bagi investor jangka panjang karena:
-
Risiko dilusi laba per saham (EPS dilution) menjadi minim.
-
Struktur kepemilikan lebih terjaga, terutama dari pemegang saham pengendali.
-
Potensi pergerakan harga lebih terukur karena tidak ada tambahan saham besar yang masuk pasar.
Dampak Jumlah Saham Beredar terhadap Kinerja dan Valuasi SDRA
1. Terhadap EPS (Earnings Per Share)
Jika jumlah saham beredar meningkat tanpa diiringi pertumbuhan laba, EPS akan turun karena laba dibagi ke lebih banyak saham. Namun, SDRA dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren stabil, sehingga EPS tidak terdilusi signifikan.
2. Terhadap Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar SDRA yang kini mencapai sekitar Rp4,3 triliun menunjukkan posisi bank ini di kategori mid-cap bank di Bursa Efek Indonesia. Kapitalisasi pasar ini mencerminkan persepsi pasar terhadap kinerja dan prospek pertumbuhan SDRA yang relatif solid di sektor perbankan menengah.
3. Terhadap Likuiditas Saham
Jumlah saham yang besar secara teoritis meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar, karena lebih banyak saham yang dapat ditransaksikan. Dalam praktiknya, likuiditas SDRA termasuk moderat, dengan volume harian yang stabil di bursa. Artinya, saham ini tidak terlalu fluktuatif dan cenderung disukai investor jangka menengah.
Implikasi Strategis bagi Investor
Bagi investor, memahami jumlah saham beredar sangat penting untuk pengambilan keputusan investasi yang akurat. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan antara lain:
-
Gunakan Data Terkini dalam Valuasi.
Pastikan jumlah saham beredar yang digunakan dalam perhitungan PER dan EPS berasal dari laporan terakhir, bukan data lama. Perbedaan kecil dalam angka bisa menghasilkan kesalahan besar dalam valuasi. -
Waspadai Rights Issue Baru.
Jika SDRA berencana menambah modal lewat rights issue, investor perlu memperhitungkan dampak dilusi terhadap EPS dan harga saham jangka pendek. -
Pantau Potensi Buyback.
Bila manajemen mengumumkan rencana pembelian kembali saham, hal itu bisa menjadi sinyal positif bahwa saham SDRA sedang undervalued di pasar. -
Perhatikan Struktur Pemegang Saham.
Komposisi kepemilikan yang terkonsentrasi pada investor institusional (seperti Woori Bank Korea) menandakan dukungan kuat terhadap stabilitas perusahaan, namun bisa memengaruhi likuiditas di pasar ritel.
Pandangan ke Depan
Melihat stabilitas jumlah saham beredar dan strategi manajemen yang konservatif, SDRA tampaknya berfokus pada pertumbuhan organik ketimbang ekspansi agresif melalui penerbitan saham baru.
Jika laba bersih meningkat seiring transformasi digital dan efisiensi biaya, valuasi saham SDRA berpotensi naik tanpa perlu penambahan modal baru.
Investor yang mencari saham perbankan dengan fundamental solid dan risiko dilusi rendah dapat mempertimbangkan SDRA sebagai bagian dari portofolio jangka menengah, sambil tetap memantau laporan keuangan triwulanan serta aksi korporasi dari manajemen.
Catatan Penulis:
Data jumlah saham beredar SDRA bersifat dinamis dan dapat berubah mengikuti aksi korporasi atau pembaruan laporan keuangan. Untuk memastikan akurasi, selalu rujuk ke situs resmi Bursa Efek Indonesia (IDX), Laporan Tahunan SDRA, atau portal fundamental seperti LembarSaham.com dan IDNFinancials.com.
Posting Komentar