Berapa Jumlah Saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) yang Beredar? Data dan Analisis Terbaru 2025

Daftar Isi

Saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali menjadi sorotan investor dalam beberapa bulan terakhir. Lonjakan harga dan volume transaksi membuat banyak pihak ingin tahu: berapa sebenarnya jumlah saham CBRE yang beredar di pasar?

Pertanyaan ini penting karena jumlah saham beredar (outstanding shares) bukan sekadar angka statistik. Data tersebut menjadi dasar perhitungan kapitalisasi pasar, likuiditas perdagangan, hingga struktur kepemilikan perusahaan yang menentukan arah pergerakan harga di bursa.

Profil Singkat PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE)

CBRE adalah perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang jasa angkutan laut untuk barang tambang, konstruksi, dan energi. Perseroan menyediakan layanan kapal tunda (tugboat) dan tongkang (barge), terutama untuk sektor pertambangan dan infrastruktur energi.

Perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2023 dengan kode saham CBRE. Pada saat penawaran umum perdana (IPO), CBRE melepas 738 juta saham kepada publik atau setara 16,26% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO ditetapkan sebesar Rp 108 per saham, dengan dana hasil penawaran digunakan untuk ekspansi armada serta modal kerja.

Jumlah Saham CBRE yang Beredar

Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan hingga 31 Maret 2025, jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh oleh CBRE adalah 4.538.067.441 lembar saham.

Angka ini merupakan jumlah saham beredar secara total (total outstanding shares) — yakni seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham, baik pengendali maupun publik. Data ini juga menjadi acuan resmi di BEI dan laman idnfinancials.com.

Sebagai pembanding, saat pertama kali IPO pada awal 2023, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh adalah sama: 4,538 miliar lembar. Artinya, hingga triwulan I 2025 belum terdapat aksi korporasi seperti stock split atau rights issue yang mengubah jumlah saham beredar.

Struktur Kepemilikan Saham CBRE

Struktur pemegang saham CBRE menunjukkan bahwa mayoritas saham masih dikendalikan oleh pemegang saham utama. Berdasarkan laporan publik BEI dan data perusahaan per Agustus 2025, komposisinya adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamJumlah SahamPersentase
PT Omudas Investment Holdco2.774.000.00061,13%
PT Republik Capital Indonesia513.000.00011,30%
Bes Trust Pte Ltd342.000.0007,54%
Masyarakat (Publik)909.067.44120,03%
Total4.538.067.441100%

Dari tabel tersebut, terlihat jelas bahwa CBRE merupakan perusahaan dengan kepemilikan yang terkonsentrasi. Lebih dari 61% saham dikuasai oleh PT Omudas Investment Holdco sebagai pengendali utama. Sementara saham publik (free float) hanya sekitar 20% dari total saham yang beredar.

Makna dan Peran Saham Beredar bagi Investor

Istilah saham beredar merujuk pada seluruh saham yang dimiliki oleh investor, termasuk manajemen dan pemegang besar, dikurangi saham treasury (jika ada). Dalam kasus CBRE, perusahaan tidak memiliki saham treasury, sehingga seluruh 4,538 miliar lembar saham dianggap beredar penuh di pasar.

Bagi investor, mengetahui jumlah saham beredar sangat penting karena:

  1. Menentukan Kapitalisasi Pasar
    Kapitalisasi pasar CBRE dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham beredar.
    Jika harga saham CBRE pada awal November 2025 berada di kisaran Rp 1.165 per lembar, maka kapitalisasi pasar mencapai sekitar Rp 5,29 triliun.

  2. Menjadi Dasar Perhitungan EPS dan P/E Ratio
    Laba per saham (Earnings Per Share) dan rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio) dihitung berdasarkan jumlah saham beredar. Investor dapat menggunakan rasio ini untuk menilai apakah harga saham CBRE tergolong mahal atau masih wajar.

  3. Mengukur Likuiditas dan Risiko Volatilitas
    Dengan free float hanya sekitar 20%, saham CBRE tergolong kurang likuid dibanding emiten besar dengan kepemilikan publik di atas 40%. Kondisi ini membuat harga saham CBRE lebih mudah berfluktuasi tajam saat terjadi peningkatan permintaan di pasar.

Analisis Free Float dan Dampaknya di Pasar

Bursa Efek Indonesia mensyaratkan setiap emiten memiliki minimal 7,5% saham publik untuk tetap tercatat di papan pengembangan. CBRE telah memenuhi syarat tersebut karena memiliki free float di atas 20%.

Namun, dari sisi perdagangan, kepemilikan publik yang hanya seperlima dari total saham menimbulkan karakteristik tersendiri. Volume transaksi harian bisa melonjak drastis bila ada sentimen positif, seperti kabar ekspansi bisnis atau akumulasi oleh investor besar.

Pada Oktober 2025, misalnya, saham CBRE mencatat kenaikan harga lebih dari 100% dalam sebulan, diikuti lonjakan jumlah investor ritel dari sekitar 22 ribu menjadi lebih dari 67 ribu pemegang saham. Fenomena ini menunjukkan bahwa free float relatif kecil dapat mempercepat pergerakan harga karena suplai saham di pasar terbatas.

Keterkaitan Struktur Saham dan Kinerja Emiten

Struktur kepemilikan CBRE yang terpusat memberikan keuntungan dan tantangan tersendiri.
Di satu sisi, kendali kuat dari pemegang saham mayoritas memungkinkan manajemen membuat keputusan strategis dengan cepat, tanpa banyak hambatan dari pihak minoritas.
Namun di sisi lain, investor publik perlu lebih cermat memantau aksi korporasi seperti penambahan modal, perubahan pengendali, atau akuisisi yang dapat berdampak pada nilai saham di masa depan.

Beberapa analis pasar juga mencatat bahwa likuiditas terbatas pada saham CBRE bisa menjadi faktor pendorong volatilitas tinggi. Hal ini membuat saham tersebut menarik bagi trader jangka pendek, tetapi perlu kehati-hatian bagi investor jangka panjang.

Data Saham CBRE Terkini (per November 2025)

KeteranganNilai
Kode SahamCBRE
Jumlah Saham Beredar4.538.067.441 lembar
Harga Saham (Penutupan 7 November 2025)Rp 1.165 per lembar
Market Cap~Rp 5,29 triliun
Pemegang Saham Publik (Free Float)~20,03%
Jumlah Pemegang Saham± 67.982 orang
Tanggal IPO9 Januari 2023
Jumlah Saham IPO738 juta (16,26%)
SektorTransportasi dan Logistik Energi

Catatan untuk Investor

Data kepemilikan saham dapat berubah dari waktu ke waktu seiring transaksi besar, pelepasan saham oleh pemegang utama, atau aksi korporasi lainnya. Oleh karena itu, investor disarankan untuk memantau pembaruan data resmi dari BEI atau laporan publikasi CBRE setiap triwulan.

Memahami jumlah saham beredar bukan hanya soal angka, tetapi bagian penting dari analisis fundamental — dasar untuk menilai potensi pertumbuhan, risiko volatilitas, dan posisi saham dalam portofolio investasi.

Posting Komentar