Harga IPO Saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)

Daftar Isi


PT Lotte Chemical Titan Tbk (kode saham: FPNI) merupakan salah satu emiten petrokimia terkemuka di Indonesia yang tergabung dalam grup besar asal Korea Selatan, Lotte Chemical Corporation. Sejak awal berdiri, perusahaan ini berperan penting dalam memproduksi bahan dasar plastik seperti polietilena dan polipropilena yang menjadi tulang punggung industri manufaktur nasional.

Banyak investor lama maupun baru yang tertarik mengetahui harga IPO saham FPNI, baik untuk tujuan riset, perbandingan valuasi, maupun analisis historis performa saham. Kata kunci “Harga IPO saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI)” mencerminkan niat pengguna yang ingin menelusuri data penawaran perdana saham ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

Sebelum bergabung ke dalam grup Lotte, perusahaan ini berdiri dengan nama PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk dan memulai aktivitas komersial di sektor petrokimia sejak akhir 1990-an. Akuisisi oleh Lotte Chemical Corporation pada tahun 2008 menjadi titik transformasi besar. Setelah proses restrukturisasi dan rebranding, nama perusahaan resmi berubah menjadi PT Lotte Chemical Titan Tbk pada tahun 2013.

Sebagai bagian dari jaringan Lotte Chemical yang beroperasi secara global, FPNI memproduksi bahan baku plastik yang digunakan di berbagai sektor industri, mulai dari kemasan makanan, otomotif, hingga konstruksi. Produk utamanya meliputi High Density Polyethylene (HDPE), Low Density Polyethylene (LDPE), dan Polypropylene (PP).

Tanggal dan Harga IPO Saham FPNI

PT Lotte Chemical Titan Tbk pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2002. Saat itu, perusahaan masih menggunakan nama PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk.

  • Tanggal IPO: Maret 2002

  • Harga Penawaran Awal (IPO): Sekitar Rp100 per saham

  • Jumlah Saham yang Dilepas ke Publik: ±3,5 miliar lembar saham

  • Sektor: Industri Dasar dan Kimia

Harga penawaran awal Rp100 per saham mencerminkan optimisme pasar terhadap industri petrokimia yang saat itu sedang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Meski skala usahanya belum sebesar sekarang, FPNI sudah memiliki infrastruktur produksi yang kuat di Cilegon dan mampu memenuhi sebagian besar permintaan bahan baku plastik di Indonesia.

Performa Saham Pasca IPO

Sejak IPO, saham FPNI menunjukkan pergerakan harga yang dinamis mengikuti fluktuasi harga minyak mentah dunia dan permintaan bahan baku plastik. Beberapa periode penting tercatat sebagai berikut:

  • Tahun 2009: Saham FPNI sempat menyentuh level terendah di kisaran Rp52 per saham, akibat krisis global yang menekan sektor industri dasar.

  • April 2017: FPNI mencatat harga tertinggi sepanjang masa di Rp700 per saham, seiring kenaikan harga minyak dan peningkatan ekspor produk kimia.

  • 2020–2024: Harga saham relatif stabil di kisaran Rp120–Rp250 per saham, meski menghadapi tekanan dari fluktuasi harga bahan baku dan kompetisi di pasar domestik.

  • November 2025: FPNI bergerak di rentang Rp188–Rp414 per saham, dengan kenaikan sekitar +34% dalam sebulan terakhir.

Kenaikan harga saham belakangan ini ditopang oleh sentimen positif terhadap proyek pabrik petrokimia baru milik Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon. Pabrik tersebut diproyeksikan menekan biaya bahan baku etilena dan memperkuat rantai pasok domestik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan margin laba FPNI dalam jangka menengah.

Kondisi Fundamental dan Prospek FPNI

Secara fundamental, FPNI masih mencatat rugi bersih sekitar Rp38,3 miliar pada kuartal III 2025, dengan ROE negatif. Namun, investor melihat potensi pemulihan yang cukup kuat berkat sinergi operasional dengan induk usaha, Lotte Chemical Corporation, yang memiliki pengalaman global dalam efisiensi produksi dan manajemen rantai pasok.

Selain itu, proyek investasi besar senilai lebih dari US$3,9 miliar di bawah Lotte Chemical Indonesia akan menciptakan efek berganda terhadap industri petrokimia nasional. FPNI berpotensi menjadi salah satu penerima manfaat utama karena berada dalam satu ekosistem produksi dan distribusi yang terintegrasi dengan grup Lotte.

Faktor lain yang memengaruhi kinerja saham ini adalah volatilitas harga minyak dunia dan permintaan plastik di sektor industri manufaktur dan konsumsi. Meskipun demikian, dengan beta saham sekitar 0,52, pergerakan FPNI relatif stabil dibanding rata-rata pasar, sehingga menarik bagi investor yang mencari saham defensif di sektor industri dasar.

Perbandingan dengan IPO Emiten Sektor Kimia Lain

Jika dibandingkan dengan TPIA (Chandra Asri Petrochemical), yang IPO pada 2010 dengan harga Rp1.400 per saham, posisi FPNI memang lebih kecil dari sisi kapitalisasi pasar. Namun, FPNI memiliki keunggulan dari sisi keterjangkauan harga dan potensi pertumbuhan pasca-ekspansi Lotte di Indonesia.

Sementara itu, saham seperti INTP (Indocement Tunggal Prakarsa) dan SMCB (Solusi Bangun Indonesia) berada di sektor material konstruksi, namun sering dijadikan pembanding karena sama-sama bergerak dalam industri dasar. Dari sisi valuasi, FPNI tergolong saham industri petrokimia yang masih undervalued dibanding rekan sejenis di kawasan Asia Tenggara.

Rekomendasi Akses Data dan Sumber Informasi

Bagi investor atau peneliti pasar modal yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai riwayat IPO dan data keuangan FPNI, beberapa sumber resmi yang bisa dikunjungi antara lain:

  • Situs Bursa Efek Indonesia (BEI): www.idx.co.id untuk prospektus IPO dan laporan tahunan.

  • IDNFinancials.com: Menyediakan data historis keuangan dan struktur pemegang saham.

  • Investing.com dan TradingView: Untuk grafik harga real-time serta analisis teknikal saham FPNI.

Data tersebut dapat membantu investor memahami arah pergerakan saham dan menilai kelayakan investasi, terutama bagi mereka yang fokus pada sektor petrokimia Indonesia yang tengah tumbuh pesat.

Posting Komentar