Prospek Saham APEX 2025: Peluang Cuan dari Kenaikan Migas, Utilisasi Rig, dan Kontrak Baru

Daftar Isi

Prospek saham APEX kembali hangat dibahas investor, terutama setelah pergerakannya menunjukkan momentum bullish dan fundamental perusahaan mulai pulih. Di tengah naiknya aktivitas eksplorasi migas nasional, kinerja APEX sebagai kontraktor pengeboran mulai kembali menonjol. Pembahasan berikut memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi terbaru APEX, katalis utama pendorong pertumbuhan, serta risiko yang perlu dipantau investor usia 25–55 tahun.

Profil Perusahaan: Si Pemain Kunci di Industri Pengeboran Nasional

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) merupakan salah satu kontraktor pengeboran migas terbesar di Indonesia. Perusahaan mengoperasikan:

  • Rig darat (onshore)

  • Rig lepas pantai (offshore)

  • Rig geothermal

  • Rig CBM (Coal Bed Methane)

Sejak berdiri pada 1984, APEX dikenal sebagai pemain berpengalaman dengan rekam kerja panjang bersama perusahaan migas besar seperti Pertamina Group, Medco, hingga KKKS internasional.

Posisi APEX di industri drilling penting karena tingginya ketergantungan perusahaan migas pada kontraktor rig yang memiliki standar keselamatan, efisiensi, dan ketersediaan alat yang mumpuni. Hal inilah yang membuat kinerja APEX sangat terikat dengan naik-turunnya aktivitas eksplorasi di industri migas.

Analisis Fundamental APEX (Update 2025)

Pertumbuhan Kinerja Keuangan yang Konsisten

Pemulihan APEX bukan sekadar efek sementara, tetapi hasil perbaikan operasional. Data terbaru mencatat:

  • Laba bersih Q3 2025: Rp 12,56 miliar
    ↳ Melonjak 142,78% YoY

  • Pendapatan utama: segmen rig offshore dengan kontribusi ±65%

  • EBITDA: Rp 350,33 miliar dengan margin 19,62%

  • ROE: kembali positif setelah sempat tertekan tiga tahun sebelumnya

  • Utilisasi rig offshore: stabil di 83% sejak 2024

Trend ini menandakan APEX kini memasuki periode pertumbuhan yang lebih stabil, terutama dari segmen offshore yang memiliki kontrak bernilai lebih besar.

Struktur Utang Masih Tinggi, Namun Lebih Terkendali

Selama beberapa tahun terakhir, APEX dikenal memiliki beban utang tinggi. Namun kondisi membaik berkat:

  • Konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) senilai US$115 juta pada Juli 2024

  • Perbaikan arus kas dari kontrak besar offshore

  • Pengurangan beban bunga secara bertahap

Meski demikian, rasio Debt to Equity Ratio (DER) masih berada di kisaran >2x, sehingga manajemen perlu menjaga disiplin keuangan.

Investor perlu melihat kualitas kontrak yang diterima APEX untuk memastikan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang.

Kekuatan Operasional & Kontrak Baru

Kontrak Strategis dari Pertamina Group

Sepanjang 2024–2025, APEX mendapatkan sejumlah kontrak besar yang memperkuat pendapatan berkelanjutan:

  • Pertamina Hulu Mahakam (PHM)

  • Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT)

  • Kontrak pengeboran offshore Kalimantan Timur sebesar US$13,7 juta

  • Proyek jangka menengah untuk rig geothermal dan CBM

Kontrak jangka panjang memberikan visibility pendapatan, sehingga pendapatan APEX tidak hanya bergantung pada fluktuasi harga minyak.

Peningkatan Utilisasi Rig

Tingkat utilisasi rig adalah indikator utama kinerja kontraktor pengeboran.

  • Offshore: naik dari 73% (2023) → 83% (2024–2025)

  • Onshore: mulai naik setelah kontrak baru geothermal

  • Rig idle: mulai dioptimalkan untuk penawaran kontrak baru 2025–2026

Semakin tinggi utilisasi rig, semakin besar pendapatan APEX.

Ekspansi ke Geothermal & CBM

APEX tidak hanya mengandalkan migas konvensional.

Ekspansi ke sektor panas bumi (geothermal) dan CBM memberi manfaat berikut:

  • diversifikasi sumber pendapatan,

  • meningkatkan peluang kontrak dengan durasi panjang,

  • mengurangi ketergantungan pada harga minyak global.

Khusus geothermal, pemerintah sedang mendorong percepatan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), yang menjadi peluang besar bagi APEX.

Katalis Penggerak Prospek Saham APEX

Harga Minyak Global Masih Solid

Harga minyak yang bertahan di atas US$80/barel membuat perusahaan migas agresif meningkatkan exploration & production (E&P).

Dampaknya langsung terasa pada:

  • permintaan rig,

  • percepatan tender pengeboran,

  • peningkatan kontrak jangka panjang.

APEX menjadi salah satu perusahaan yang paling diuntungkan dari tren ini.

Momentum Industri Migas Indonesia

Pemerintah melalui SKK Migas menargetkan:

  • 1 juta barel per hari produksi minyak

  • 12 BSCFD produksi gas

Untuk mencapainya, perusahaan migas wajib meningkatkan drilling campaign. Hal ini berarti permintaan rig akan meningkat secara natural hingga 2030.

Tren ini otomatis memperkuat prospek jangka menengah APEX.

Efisiensi Operasional yang Semakin Baik

APEX melakukan efisiensi di beberapa lini:

  • optimalisasi biaya bahan bakar rig

  • peningkatan reliability alat bor

  • penggunaan teknologi monitoring terbaru

  • efisiensi pergantian kru

Efeknya langsung terasa pada peningkatan margin operasional dan stabilitas arus kas.

Analisis Risiko Saham APEX

Ketergantungan pada Harga Minyak

Penurunan harga minyak global dapat menyebabkan:

  • kontrak drilling ditunda,

  • pembatalan tender,

  • renegosiasi tarif.

APEX harus menjaga diversifikasi kontrak untuk mengurangi risiko ini.

Fluktuasi Harga Saham & Sentimen Pasar

Saham APEX dikenal agresif:

  • Naik 40,77% dalam 1 bulan

  • Naik 39,69% dalam 1 minggu

  • Volatilitas: 32%

Risiko koreksi teknikal cukup tinggi, terutama setelah lonjakan besar satu hari sebelumnya.

Risiko Persaingan

Industri drilling menghadapi kompetisi dari:

  • perusahaan lokal lain,

  • penyedia rig internasional,

  • penyedia rig sewa harga murah.

APEX perlu menjaga kualitas layanan dan ketersediaan rig untuk memenangkan tender lebih konsisten.

Analisis Teknikal APEX (Update 2025)

Harga saham APEX saat ini berada di kisaran Rp 183 per saham, dengan karakteristik teknikal berikut:

  • Trend: uptrend kuat dalam jangka pendek

  • Support terdekat: Rp 150–170

  • Resistance utama: Rp 200–250

  • RSI: mendekati overbought

  • Volume: meningkat signifikan saat berita kontrak baru

Potensi pergerakan jangka pendek mengarah ke uji resistance Rp 200–250, namun peluang retracement tetap besar jika volume melemah.

Trader dapat memanfaatkan pola breakout, sedangkan investor dapat menunggu pembentukan support baru untuk entry lebih aman.

Posisi Prospek Saham APEX di Tengah Dinamika Migas

Prospek APEX didukung beberapa faktor penting:

  • kontrak stabil dari Pertamina Group,

  • utilisasi rig offshore yang tinggi,

  • pemulihan laba yang kuat,

  • expansi geothermal & CBM,

  • keuntungan dari harga minyak global yang masih tinggi.

Saham ini menarik untuk investor yang memahami risiko sektor migas dan berorientasi pada pertumbuhan jangka menengah, serta cocok sebagai saham siklikal yang potensial ketika harga komoditas menguat.

Posting Komentar