Prospek Saham GPSO (Geoprima Solusi): Peluang, Risiko, dan Arah Baru Setelah Masuknya Tjokro Group
PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) adalah perusahaan yang fokus pada solusi geospasial dan perdagangan alat survei presisi. Produk yang mereka jual mencakup total station, theodolite, GPS/RTK receiver, drone mapping, serta perangkat pendukung Sistem Informasi Geografis (SIG).
Sektor utama yang dilayani: konstruksi, pertambangan, perkebunan, pemetaan wilayah, dan instansi pemerintah yang membutuhkan dukungan survei tanah.
GPSO resmi melantai di BEI pada 6 September 2021, menjadikannya salah satu pemain baru dalam industri pemetaan modern.
Permintaan produk geospasial sendiri meningkat pesat seiring perkembangan infrastruktur nasional dan kebutuhan digitalisasi data spasial.
Struktur Bisnis dan Posisi Industri
GPSO memiliki model bisnis yang relatif stabil: distribusi alat survei presisi, layanan purna jual, dan penyediaan paket layanan geospasial. Kekuatan mereka berada pada jejaring distribusi dan hubungan dengan vendor teknologi global.
Dalam industri geospasial Indonesia, GPSO berada di tengah persaingan dengan beberapa distributor alat survei lain. Tantangannya adalah menjaga harga kompetitif tanpa mengorbankan kualitas, mengingat sebagian besar alat survei masih merupakan produk impor.
Peluang industri geospasial terus berkembang karena tiga faktor utama:
-
Proyek infrastruktur besar seperti IKN, jaringan transportasi, agrikultur modern, dan kawasan industri.
-
Kebutuhan data spasial real-time dari sektor logistik, keamanan wilayah, sampai urban planning.
-
Masuknya teknologi baru berbasis cloud, AI, dan drone yang membuat survei lebih cepat dan akurat.
GPSO berada pada posisi yang cukup strategis untuk menangkap tren ini, terutama bila menambah portofolio layanan bernilai tambah.
Kinerja Keuangan Terbaru (Update 2025)
Performa GPSO dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kombinasi antara tantangan profitabilitas dan peningkatan likuiditas. Data yang tersedia menunjukkan hal-hal berikut:
1. Pendapatan & Laba
-
Pendapatan GPSO pada 2024 tercatat sekitar Rp63,86 miliar.
-
Laba bersih masih negatif, mencerminkan beban operasional yang cukup tinggi dan tekanan margin di sektor perdagangan alat survei.
-
Margin laba bersih (TTM) berada di kisaran –57%, menurut ringkasan keuangan terbaru.
Fluktuasi penjualan dan ketergantungan pada tender proyek mempengaruhi stabilitas pendapatan GPSO.
2. Likuiditas dan Kas
Di sisi lain, GPSO menunjukkan perbaikan signifikan dalam pengelolaan kas:
-
Arus kas operasi per 30 September 2025 berbalik menjadi positif Rp316,68 juta.
-
Kas dan setara kas naik menjadi Rp2,26 miliar, meningkat hampir tiga kali lipat dari posisi akhir 2024.
-
Piutang usaha pihak ketiga turun drastis dari Rp4,75 miliar menjadi hanya Rp167,99 juta, menandakan penagihan yang jauh lebih disiplin.
Peningkatan likuiditas ini menjadi salah satu katalis positif untuk operasional jangka pendek.
3. Struktur Modal
-
GPSO memiliki DER sangat rendah, sekitar 0,02 kali, yang berarti perusahaan berada dalam kondisi relatif aman dari sisi beban utang.
-
Struktur modal yang ringan memberikan ruang bagi perusahaan untuk mengambil pembiayaan baru jika ingin melakukan ekspansi.
4. Valuasi
Karena GPSO masih merugi, valuasi seperti PER belum bisa digunakan. Namun PBV GPSO saat ini cenderung rendah, mengindikasikan pasar belum memberikan valuasi premium terhadap saham ini — umumnya terjadi pada emiten yang masih dalam fase pemulihan.
Arah Baru GPSO Setelah Masuknya Tjokro Group
Masuknya investor besar merupakan peristiwa yang paling banyak dibicarakan terkait prospek GPSO.
1. Perubahan Pengendali
-
PT PIMSF Pulogadung, bagian dari Tjokro Group, resmi menguasai 45,45% saham GPSO.
-
Aksi ini diikuti rencana Mandatory Tender Offer (MTO) atas sisa saham publik.
-
Pengendali lama, Karnadi Margaka, melepas 170 juta saham (25,49%) dengan harga Rp59 per saham, menurunkan total kepemilikannya menjadi sekitar 27%.
Perubahan pengendali sering menjadi tanda awal arah bisnis baru, termasuk potensi efisiensi atau perluasan pasar.
2. Potensi Sinergi dan Transformasi
Dengan modal dan jaringan Tjokro Group, GPSO berpeluang melakukan:
-
Perluasan pasar ke proyek infrastruktur besar.
-
Integrasi layanan yang lebih modern, termasuk teknologi drone, LiDAR, dan cloud mapping.
-
Penguatan manajemen operasional, mengingat perusahaan sedang memperbaiki efisiensi biaya.
Aksi korporasi besar seperti akuisisi hampir selalu membawa sentimen positif jangka pendek, meski eksekusi strateginya perlu waktu.
Peluang Pertumbuhan (Katalis untuk GPSO)
1. Kebutuhan Survei Infrastruktur
Dengan meluasnya pembangunan IKN, tol, kawasan industri, dan proyek pemerintah lainnya, permintaan alat survei presisi sangat tinggi. Ini menjadi pasar utama GPSO.
2. Digitalisasi Data Spasial
Penggunaan teknologi pemetaan berbasis cloud, drone otomatis, AI, dan data spasial 3D terus berkembang. Emiten yang mampu menyediakan layanan lengkap (hardware + software + maintenance) akan lebih kompetitif.
3. Perbaikan Arus Kas
Kemampuan GPSO menjaga arus kas positif dapat menjadi fondasi pertumbuhan baru, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor ritel yang sensitif terhadap risiko likuiditas.
4. Momentum Pasar Pasca-Aksi Korporasi
Setelah akuisisi, saham emiten kecil biasanya mengalami:
-
Peningkatan minat trading,
-
Perbaikan volume,
-
Sentimen positif terhadap restrukturisasi internal.
GPSO berpotensi mengikuti pola tersebut.
Risiko yang Patut Diperhatikan
Untuk menilai prospek secara objektif, risiko-hantaman GPSO juga perlu dipahami.
1. Profitabilitas Belum Stabil
Meskipun likuiditas membaik, GPSO masih mencatat kerugian. Perbaikan ini harus berlanjut agar fundamental lebih kuat.
2. Ketergantungan pada Proyek
Pendapatan GPSO banyak terkait tender proyek konstruksi dan pemerintahan. Jika proyek melambat, pendapatan juga bisa terhambat.
3. Persaingan Perdagangan Alat Survei
Banyak distributor menawarkan harga lebih agresif. GPSO harus terus meningkatkan layanan, bukan hanya mengandalkan produk.
4. Volatilitas Saham Kecil (Small Cap)
Sebagai emiten dengan kapitalisasi kecil, harga saham GPSO bisa bergerak cepat, baik naik maupun turun. Aksi korporasi seperti MTO juga bisa memicu gejolak harga.
Catatan Tambahan untuk Investor
-
GPSO cocok untuk investor yang mengikuti growth recovery story dan comfortable dengan risiko.
-
Pemegang jangka menengah bisa menanti implementasi strategi Tjokro Group sebelum memperbesar posisi.
-
Pemantauan laporan keuangan 2025–2026 akan menjadi titik penting untuk melihat arah baru perusahaan.
-
Likuiditas pasar GPSO harus diperhatikan bagi investor dengan modal besar.

Posting Komentar