Prospek Saham KBLV (First Media): Murah, Spekulatif, dan Menanti Momentum Pemulihan

Daftar Isi

 

Saham PT First Media Tbk (kode: KBLV) tengah menjadi sorotan di kalangan investor ritel Indonesia. Alasannya sederhana: valuasinya terlihat sangat murah, tren teknikal mulai menunjukkan pergerakan positif, dan perdagangan sahamnya kembali aktif setelah sempat disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun di balik peluang tersebut, tersimpan sejumlah tantangan besar yang membuat saham ini lebih cocok disebut sebagai saham spekulatif undervalued daripada growth stock sejati.

Profil dan Perjalanan Singkat KBLV

PT First Media Tbk merupakan bagian dari grup besar Lippo Group, dengan fokus utama pada layanan jaringan komunikasi broadband, IPTV, dan distribusi sinyal elektronik.

Perusahaan ini sempat dikenal luas melalui produk First Media Cable TV dan internet rumah di bawah brand Link Net. Namun sejak divestasi saham PT Link Net Tbk (LINK) ke Axiata Group dan XL Axiata pada 2022, porsi pendapatan KBLV dari bisnis tersebut menurun drastis.

Setelah menjual kepemilikan mayoritas di Link Net, KBLV kini lebih berperan sebagai holding investment dengan aset di bidang teknologi, khususnya di PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), serta tengah mencari lini bisnis baru untuk memperkuat fundamental jangka panjang.

Pergerakan Harga dan Valuasi Saham KBLV

Hingga awal November 2025, harga saham KBLV bergerak fluktuatif di kisaran Rp 200–230 per lembar, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 275 miliar. Dalam setahun terakhir, saham ini sempat naik lebih dari 130% YoY, namun juga pernah turun tajam lebih dari 40% hanya dalam satu bulan karena aksi jual investor besar.

Secara valuasi, KBLV tergolong undervalued dibandingkan sektor telekomunikasi:

  • PER (Price to Earnings): sekitar 7,6×, lebih rendah dibanding rata-rata industri 19–20×.

  • PBV (Price to Book Value): di bawah , menunjukkan saham ini diperdagangkan lebih murah dari nilai bukunya.

Valuasi yang rendah inilah yang membuat saham KBLV sering dilirik investor bertipe value hunter. Meski begitu, harga murah belum tentu berarti prospek bisnisnya bagus—perlu melihat kinerja fundamental lebih dalam.

Kinerja Keuangan Terbaru

Dalam laporan keuangan Q2 2025, KBLV mencatat:

  • Laba bersih Rp 1,26 triliun (mayoritas berasal dari keuntungan investasi di MLPT).

  • Rugi operasional Rp 4,07 miliar, menunjukkan tantangan di sisi bisnis inti.

  • Arus kas operasi masih fluktuatif, bergantung pada hasil investasi dan penjualan aset.

Data tersebut mengindikasikan bahwa profitabilitas KBLV saat ini lebih banyak ditopang oleh keuntungan non-operasional, bukan oleh pertumbuhan usaha utama. Inilah alasan mengapa analis menilai saham ini menarik dari sisi valuasi, tetapi tetap berisiko tinggi untuk jangka menengah.

Katalis Positif yang Mendorong Prospek Saham KBLV

1. Valuasi Murah dan Potensi Re-rating

Investor melihat bahwa valuasi KBLV saat ini sudah berada di level yang “terdiskon”. Jika perusahaan mampu menunjukkan perbaikan laba atau efisiensi operasional, potensi kenaikan harga bisa cukup signifikan.

2. Unsuspensi Perdagangan oleh BEI

Salah satu sentimen positif datang dari pembukaan kembali suspensi perdagangan KBLV pada 26 Agustus 2025. Langkah ini memperbaiki kepercayaan pasar sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan saham di pasar sekunder.

3. Diversifikasi Aset dan Bisnis Teknologi

Meskipun tidak lagi fokus pada Link Net, KBLV masih memiliki saham di Multipolar Technology (MLPT)—perusahaan teknologi informasi dengan pertumbuhan laba positif. Selain itu, manajemen disebut tengah mengeksplorasi peluang di sektor digital dan teknologi komunikasi yang sejalan dengan tren industri masa depan.

4. Tren Teknikal yang Menguat

Secara teknikal, harga saham KBLV masih berada di fase konsolidasi, namun sejumlah indikator seperti Moving Average (20 & 50 hari) dan Relative Strength Index (RSI) menunjukkan momentum mulai mengarah ke area positif. Jika volume transaksi terus meningkat, potensi breakout ke area Rp 240–250 terbuka lebar.

Risiko dan Tantangan yang Harus Diperhatikan

1. Ketergantungan pada Aset Investasi

Laba bersih KBLV masih bergantung pada keuntungan dari investasi eksternal, bukan hasil bisnis operasional. Jika nilai investasi tersebut fluktuatif, maka laba perusahaan juga bisa berubah tajam.

2. Pengawasan BEI karena Aktivitas Perdagangan Tidak Wajar (UMA)

BEI sempat memberikan peringatan Unusual Market Activity (UMA) untuk saham KBLV pada Mei dan Agustus 2025. Ini menjadi sinyal agar investor lebih berhati-hati, karena fluktuasi ekstrem bisa dipicu oleh spekulasi jangka pendek.

3. Fundamental yang Masih Lemah

Perusahaan belum menunjukkan pemulihan berkelanjutan dari sisi operasional. Tanpa sumber pendapatan stabil, prospek jangka panjang akan sulit dipertahankan.

4. Likuiditas Terbatas

Meskipun sudah membaik setelah unsuspensi, volume perdagangan KBLV masih lebih rendah dibanding saham telekom lain seperti TLKM, EXCL, atau ISAT. Hal ini bisa menimbulkan volatilitas tinggi dalam jangka pendek.

Prospek Sektor dan Faktor Eksternal

KBLV masih bergerak di sektor telekomunikasi dan teknologi, dua sektor yang tetap prospektif di tengah transformasi digital nasional. Pemerintah mendorong peningkatan penetrasi broadband dan digitalisasi daerah, yang secara tidak langsung membuka peluang bagi perusahaan dengan infrastruktur jaringan.

Namun, persaingan di sektor ini sangat ketat, dengan pemain besar seperti TelkomGroup, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL Axiata. Untuk dapat bersaing, KBLV harus mampu menghadirkan model bisnis baru yang efisien dan relevan dengan kebutuhan digital masa kini.

Di sisi lain, tren ESG (Environmental, Social & Governance) dan penerapan teknologi ramah lingkungan juga menjadi faktor penting dalam penilaian investor global terhadap emiten di sektor ini.

Analisis Teknikal: Momentum Masih Terbentuk

Dari sudut pandang teknikal:

  • Support utama di area Rp 185–190.

  • Resistance kunci di Rp 236–250.

  • Jika harga menembus level 250 dengan volume tinggi, potensi kenaikan ke Rp 280–300 terbuka.

  • Namun, jika gagal bertahan di bawah Rp 185, tekanan jual bisa kembali menguat.

Bagi trader jangka pendek, KBLV menawarkan peluang swing trade dengan disiplin stop loss yang ketat. Untuk investor jangka panjang, fokus utama tetap pada kinerja fundamental dan arah strategi bisnis ke depan.

Gambaran Umum Peluang dan Risiko

AspekPeluangRisiko
ValuasiSangat murah dibanding sektorBisa jadi sinyal pasar tak percaya
BisnisPotensi ekspansi digital baruOperasional masih belum stabil
LikuiditasMembaik setelah unsuspensiMasih rendah dibanding emiten besar
Tren TeknisMulai menunjukkan momentum positifRisiko volatilitas tinggi
Investasi MLPTMenjadi penopang labaKetergantungan tinggi, fluktuatif

Pandangan Akhir untuk Investor

Saham KBLV saat ini menarik untuk investor yang berani berspekulasi dan memahami risiko tinggi di balik valuasi murah. Dengan PBV < 1 dan PER di bawah rata-rata industri, potensi re-rating terbuka jika fundamental mulai membaik.

Namun bagi investor konservatif, saham ini lebih tepat dipantau sambil menunggu kejelasan strategi bisnis baru dan hasil laporan keuangan Q3 2025 yang akan dirilis akhir November.

Sederhananya, KBLV masih berada dalam fase “menanti momentum”. Murah bukan berarti tanpa risiko, dan risiko besar kadang datang bersama peluang besar — tergantung seberapa siap Anda mengelolanya.

Catatan Kecil:
Data berdasarkan publikasi resmi BEI, laporan keuangan Q2 2025, dan analisis pasar hingga November 2025. Artikel ini disusun untuk tujuan edukatif dan informasi umum, bukan merupakan rekomendasi jual atau beli saham KBLV.

Posting Komentar