PT Green Power Group Tbk (LABA): Dari Baja ke Energi Hijau dan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Daftar Isi


Bagi banyak investor pasar modal, pertanyaan “saham LABA bergerak di bidang apa?” kini menjadi topik hangat. Emiten dengan kode LABA yang dulu dikenal sebagai PT Ladangbaja Murni Tbk, kini telah berubah haluan besar-besaran menjadi PT Green Power Group Tbk, perusahaan yang fokus pada energi baru terbarukan (EBT) dan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).

Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan arah bisnis yang benar-benar baru. LABA sedang meninggalkan bisnis baja konvensional dan menyiapkan diri menjadi pemain utama di industri hijau yang kini tengah naik daun di Indonesia.

Perjalanan Transformasi: Dari Baja ke Energi Baru

Sebelum pertengahan 2024, LABA dikenal luas sebagai distributor baja dan produk turunannya. Perusahaan ini memasok bahan baja, mould base, precision mold, hingga rule die steel untuk kebutuhan industri manufaktur.

Namun, titik balik terjadi pada Juni 2024, ketika PT Nev Stored Energy dan PT Longping Investasi Indonesia resmi mengakuisisi sekitar 50,75% saham perusahaan. Kedua entitas ini merupakan investor strategis yang berpengalaman di bidang baterai litium dan energi hijau asal Tiongkok.

Setelah akuisisi tersebut, manajemen LABA melakukan perubahan besar: mengganti nama menjadi PT Green Power Group Tbk, membentuk struktur anak usaha baru, dan mengubah visi menjadi “pelopor solusi energi hijau di Asia Tenggara”.

Langkah ini disambut positif oleh investor karena menandai pergeseran bisnis dari industri baja tradisional ke sektor teknologi masa depan yang berpotensi besar, yaitu energi bersih dan kendaraan listrik.

Bidang Usaha Utama PT Green Power Group Tbk (LABA)

Saat ini, LABA memiliki portofolio usaha yang luas namun saling terintegrasi, terutama di sektor energi baru terbarukan dan teknologi baterai.
Berikut beberapa lini bisnis utamanya:

1. Produksi Baterai Litium dan Komponen EV

Melalui anak usahanya PT Green Power Battery (GPB), perusahaan mengembangkan lini produksi baterai litium dan battery pack untuk kendaraan listrik.
Fasilitas ini juga dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Battery Management System (BMS) — teknologi yang menjadi otak pengendali baterai pada EV.

2. Perdagangan Komponen dan Suku Cadang EV

LABA mendirikan PT Sustainable Energy Development Trading (SEDT), yang berperan sebagai unit perdagangan suku cadang dan peralatan kendaraan listrik.
SEDT juga mengembangkan sistem stasiun swap baterai, yang memungkinkan pengguna motor listrik mengganti baterai secara cepat tanpa harus menunggu pengisian daya.

3. Produksi Komponen Plastik untuk Battery Pack

Pada November 2025, LABA menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal China, Suzhou Xuran Plastic Co., Ltd., dan mendirikan PT Green Power Plastic Industry (GPPI).
Fokus utama GPPI adalah memproduksi komponen plastik untuk casing battery pack dan peralatan pendukung industri kendaraan listrik.

4. Teknologi dan Konsultasi Energi Baru Terbarukan

LABA juga menjalankan proyek di bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta teknologi penyimpanan energi (energy storage system) melalui kerja sama dengan PT ZTE Indonesia dan beberapa mitra lainnya.
Langkah ini menunjukkan bahwa LABA tidak hanya bermain di hilir (produksi baterai), tetapi juga mulai membangun kehadiran di hulu industri energi hijau.

Struktur Anak Usaha dan Sinergi Bisnis

Hingga akhir 2025, struktur anak usaha LABA terbagi ke dalam empat klaster utama:

KlasterAnak UsahaFokus Bisnis
Energi BaruPT Green Power Battery (GPB)Produksi baterai litium dan sistem penyimpanan energi
Komponen & MaterialPT Green Power Plastic Industry (GPPI)Komponen plastik untuk battery pack
Perdagangan & DistribusiPT Sustainable Energy Development Trading (SEDT)Perdagangan komponen EV dan swap baterai
Teknologi & InovasiPT Green Power Precision IndonesiaPengembangan BMS, teknologi baterai, dan konsultasi energi

Struktur ini memperlihatkan bahwa LABA sedang membangun rantai pasok end-to-end untuk sektor energi baru, dari manufaktur hingga layanan teknologi dan distribusi.

Klasifikasi Saham LABA di Bursa Efek Indonesia

Per November 2025, LABA masih tercatat di sektor Perindustrian, sub-sektor Mesin di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, seiring ekspansi ke sektor energi baru dan baterai, para analis memperkirakan reklasifikasi sektor akan dilakukan setelah perusahaan menunjukkan konsistensi pendapatan dari lini bisnis EBT.

Secara komersial, LABA kini lebih dikenal publik sebagai saham baterai atau saham energi hijau karena keterlibatannya dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan solusi energi berkelanjutan.

Prospek Pasar dan Arah Strategis ke Depan

Peluang bisnis LABA ke depan cukup besar. Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta kendaraan listrik roda dua dan 500 ribu roda empat beroperasi pada 2030.
Permintaan terhadap baterai, sistem penyimpanan energi, dan teknologi BMS akan meningkat tajam. Di sinilah LABA berupaya memposisikan diri sebagai pemain utama di ekosistem ini.

Dari sisi strategi, manajemen berencana memperluas integrasi vertikal dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki bahan baku penting untuk baterai, termasuk tambang mineral logam.
LABA juga aktif menjajaki kemitraan dengan perusahaan internasional untuk transfer teknologi dan efisiensi produksi.

Namun, di tengah peluang besar, tantangan juga tidak kecil. Persaingan dengan produsen baterai global, kebutuhan investasi tinggi, serta perubahan regulasi menjadi faktor penting yang harus dikelola secara hati-hati.
Meski begitu, fokus LABA pada inovasi dan energi hijau sejalan dengan arah kebijakan global menuju net zero emission.

Identitas dan Citra Baru Perusahaan

Situs resmi perusahaan, www.greenpowergroup.id, menampilkan citra baru LABA sebagai “Innovative Battery Solutions for Electric Vehicles.”
Pesan ini menegaskan transformasi menyeluruh: dari sekadar distributor baja menjadi pencipta solusi energi bersih dengan visi jangka panjang.

Di mata investor, LABA kini tidak hanya dinilai dari kinerja keuangannya, tetapi juga dari potensi masa depan di industri strategis bernilai tinggi — energi terbarukan dan kendaraan listrik.

Catatan:
Informasi diperbarui hingga November 2025, bersumber dari keterbukaan informasi BEI, IDN Financials, dan situs resmi PT Green Power Group Tbk.

Posting Komentar