Fundamental Saham ARKA: Pendapatan Mulai Pulih, Tapi Beban Utang Masih Menekan

Daftar Isi

Pencarian tentang fundamental saham ARKA meningkat seiring munculnya tanda-tanda pemulihan kinerja PT Arkha Jayanti Persada Tbk. Emiten yang lama dikenal sebagai saham gocap ini mulai menunjukkan perbaikan pendapatan dan kembali mencetak laba di 2025.

Namun, di balik angka yang terlihat membaik, ARKA masih menyimpan sejumlah risiko besar. Artikel ini membedah kondisi fundamental ARKA secara utuh, berbasis data, dan mudah dipahami.

Profil dan Posisi Bisnis ARKA

PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA) merupakan perusahaan manufaktur yang fokus pada:

  • Fabrikasi komponen alat berat

  • Struktur dan konstruksi baja

  • Jasa pendukung industri, termasuk pengangkutan untuk sektor tambang

Segmen bisnis ARKA sangat erat dengan aktivitas industri berat. Artinya, kinerja perusahaan sangat bergantung pada siklus sektor tambang, konstruksi, dan manufaktur nasional.

Dari sisi pasar, ARKA memiliki hubungan kerja dengan beberapa klien besar seperti Komatsu Indonesia dan Hino Motors, yang menjadi kekuatan utama dalam menjaga keberlangsungan proyek.

Model Bisnis dan Sumber Pendapatan

Pendapatan ARKA berasal dari beberapa lini utama:

  • Fabrikasi baja dan komponen alat berat sebagai kontributor terbesar

  • Proyek konstruksi baja industri

  • Jasa logistik dan pengangkutan

Perusahaan juga terlibat dalam proyek strategis nasional, salah satunya RDMP Balikpapan, yang memberi tambahan order book dan menjaga utilisasi pabrik.

Fasilitas produksi ARKA berada di Bogor dan didukung lisensi khusus untuk struktur tertentu, termasuk pekerjaan teknis seperti jembatan kereta api.

Kinerja Pendapatan: Mulai Terlihat Pemulihan

Dari sisi top-line, ARKA menunjukkan perbaikan yang cukup jelas.

Pada Kuartal III 2025, pendapatan neto tercatat mencapai sekitar Rp102,94 miliar. Angka ini naik signifikan dibandingkan periode sebelumnya dan mencerminkan meningkatnya aktivitas proyek fabrikasi serta konstruksi baja.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren ini menjadi sinyal positif bahwa operasional ARKA kembali bergerak setelah sempat tertekan.

Laba Bersih: Sudah Hijau, Tapi Masih Rentan

ARKA berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp4,06 miliar pada 9M 2025, tumbuh sekitar 18% secara tahunan.

Namun, jika ditarik ke level tahunan:

  • FY 2024: laba bersih hanya sekitar Rp2,9 miliar

  • FY 2023: sempat mencapai Rp10,2 miliar

Perbandingan ini menunjukkan bahwa profitabilitas ARKA masih belum stabil. Laba sudah kembali, tetapi daya tahannya belum teruji sepenuhnya.

Margin Usaha: Tipis dan Perlu Perhatian

Margin menjadi salah satu titik lemah dalam fundamental saham ARKA.

Pada FY 2024, Net Profit Margin (NPM) hanya sekitar 2,4%. Artinya, dari setiap Rp100 pendapatan, laba bersih yang benar-benar tersisa sangat kecil.

Margin setipis ini membuat perusahaan:

  • Rentan terhadap kenaikan biaya bahan baku

  • Sensitif terhadap keterlambatan proyek

  • Tertekan oleh beban bunga

Struktur Utang: Tantangan Terbesar ARKA

Jika bicara fundamental, bagian ini tidak bisa diabaikan.

Debt to Equity Ratio (DER) ARKA berada di kisaran 2,36 kali, yang tergolong tinggi. Struktur ini mencerminkan ketergantungan besar pada pendanaan utang.

Gambaran kasar posisi keuangan:

  • Ekuitas: sekitar Rp118 miliar

  • Total liabilitas: sekitar Rp326 miliar

Dengan komposisi tersebut, kemampuan ARKA menjaga arus kas menjadi sangat krusial, terutama untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan membayar beban bunga.

Arus Kas: Faktor Penentu Keberlanjutan

Perbaikan laba belum tentu langsung memperbaiki arus kas.

Bagi ARKA, arus kas operasional menjadi kunci untuk:

  • Menjaga likuiditas harian

  • Membayar utang jatuh tempo

  • Mendukung ekspansi proyek tanpa menambah utang baru

Investor perlu mencermati laporan arus kas, bukan hanya laba rugi, untuk menilai kesehatan fundamental secara lebih realistis.

Valuasi Saham: Murah di Angka, Mahal di Risiko

Secara harga, ARKA saat ini berada di area saham penny stock, bahkan sering bergerak di rentang Rp13–Rp35 per saham.

Sebagai perbandingan:

  • Harga IPO: Rp236 per saham

  • Harga saat ini: turun lebih dari 80%

Rasio seperti PER dan PBV terlihat rendah, tetapi kondisi ini lebih mencerminkan:

  • Risiko bisnis

  • Tekanan utang

  • Status saham di bursa

Bukan berarti sahamnya otomatis undervalued.

Status Papan Pemantauan Khusus (FCA)

Hingga akhir 2025, ARKA masih berada di Papan Pemantauan Khusus (Full Call Auction/FCA) dengan notasi khusus dari BEI.

Dampak langsung bagi investor:

  • Mekanisme perdagangan terbatas

  • Likuiditas rendah

  • Pergerakan harga bisa sangat fluktuatif

Status ini menandakan bahwa ARKA masih berada dalam pengawasan ketat bursa.

Aksi Pemegang Saham Pengendali

Pada Juli 2025, pemegang saham pengendali tercatat melakukan pembelian sekitar 300 juta lembar saham ARKA.

Aksi ini sering dibaca pasar sebagai:

  • Bentuk kepercayaan terhadap prospek jangka panjang

  • Upaya memperkuat struktur kepemilikan

Namun, sinyal ini tetap perlu dibaca berdampingan dengan kondisi fundamental dan status FCA yang masih berjalan.

Cara Membaca Fundamental Saham ARKA Saat Ini

Fundamental saham ARKA menunjukkan pemulihan pendapatan dan kembalinya laba, tetapi masih dibayangi oleh:

  • Margin yang sangat tipis

  • Beban utang tinggi

  • Risiko likuiditas akibat status FCA

ARKA lebih relevan dipantau sebagai saham turnaround berisiko tinggi, bukan saham defensif atau investasi jangka panjang yang stabil.

Catatan kecil:
Data keuangan disarikan dari laporan perusahaan, BEI, dan referensi seperti carisaham.com. Artikel ini bersifat informatif dan bukan ajakan membeli atau menjual saham.

Posting Komentar