Fundamental Saham BEBS: Murah di Harga, Berat di Tantangan Bisnis
Pencarian tentang fundamental saham BEBS umumnya datang dari investor ritel yang ingin memastikan satu hal penting: apakah saham ini masih punya harapan dari sisi kinerja bisnis, atau sekadar terlihat murah di layar perdagangan.
Artikel ini disusun untuk menjawab kebutuhan tersebut secara lugas, terstruktur, dan berbasis data terkini—tanpa bertele-tele, namun tetap memberi gambaran utuh bagi pembaca usia 25–55 tahun.
Profil Perusahaan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS)
PT Berkah Beton Sadaya Tbk adalah perusahaan material konstruksi yang fokus pada produksi ready-mix concrete dan precast concrete.
Didirikan pada 23 Januari 2019, BEBS berkantor pusat di Subang, Jawa Barat, wilayah yang dekat dengan kawasan industri dan proyek infrastruktur strategis.
Perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2021 dengan harga IPO Rp100 per saham, dan sempat menjadi perhatian pasar karena lonjakan harga yang sangat agresif pasca-IPO.
Struktur kepemilikan utama:
-
PT Berkah Global Investama: ±31,29%
-
Masyarakat (publik): ±57%
Gambaran Pergerakan Harga Saham BEBS
Dari sisi pasar, saham BEBS sudah masuk kategori ekstrem.
-
Harga saat ini: sekitar Rp5 per saham (pertengahan 2025)
-
Harga tertinggi sepanjang masa: Rp1.490 (Februari 2022)
-
Harga terendah: Rp2 (Juli 2024)
Penurunan lebih dari 99% dari level puncak menunjukkan tekanan yang sangat besar, baik dari sisi fundamental maupun kepercayaan pasar. Saat ini BEBS berada di papan pemantauan khusus (watchlist board) dengan likuiditas perdagangan yang tipis.
Kinerja Pendapatan: Turun Tajam dan Belum Pulih
Penurunan kinerja keuangan menjadi perhatian utama dalam analisis fundamental BEBS.
Pada laporan keuangan terbaru, penjualan neto mengalami kontraksi signifikan. Di Q1 2024, pendapatan tercatat sekitar Rp32 miliar, turun drastis dibanding Q1 2023 yang masih di kisaran Rp188 miliar.
Turunnya pendapatan ini mencerminkan:
-
Minimnya proyek baru berskala besar
-
Lemahnya permintaan beton dari sektor konstruksi
-
Ketatnya persaingan harga di industri material bangunan
Laba Bersih: Dari Puluhan Miliar Menjadi Satu Digit
Tekanan pendapatan langsung berdampak pada laba.
Jika pada Q3 2023 BEBS masih mampu mencetak laba bersih sekitar Rp82 miliar, maka pada Q3 2024 laba bersih anjlok menjadi sekitar Rp1 miliar saja.
Penurunan ini menandakan margin keuntungan yang semakin menipis, bahkan rawan berbalik menjadi rugi jika beban operasional tidak terkendali.
Analisis Rasio Fundamental: Angka Murah yang Perlu Dicurigai
Price to Book Value (PBV)
PBV BEBS berada di kisaran 0,3–0,4 kali, yang secara teori menunjukkan saham diperdagangkan di bawah nilai buku.
Namun, dalam konteks BEBS, PBV rendah lebih mencerminkan pesimisme pasar terhadap prospek bisnis ke depan, bukan semata peluang valuasi murah.
Price to Earnings Ratio (PER)
PER BEBS sangat rendah, bahkan di beberapa periode menjadi tidak relevan karena laba yang sangat kecil. Kondisi ini membuat PER sulit dijadikan acuan valuasi jangka panjang.
Return on Equity (ROE)
ROE berada di level rendah, bahkan sempat negatif. Ini menunjukkan perusahaan belum mampu mengelola ekuitas pemegang saham secara optimal untuk menghasilkan laba.
Posisi Keuangan dan Struktur Modal
Secara struktur modal, BEBS belum menunjukkan tekanan utang ekstrem. Namun, tanpa pertumbuhan pendapatan yang sehat, struktur modal yang “aman” pun belum tentu menjamin keberlanjutan usaha.
Investor perlu mencermati:
-
Arus kas operasional
-
Kemampuan membiayai operasional tanpa tambahan utang
-
Konsistensi laba antar kuartal
Risiko Bisnis yang Melekat pada Saham BEBS
Beberapa risiko utama yang tidak bisa diabaikan:
-
Likuiditas saham sangat rendah
Transaksi tipis membuat harga mudah bergerak ekstrem. -
Riwayat suspensi perdagangan
BEBS beberapa kali disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia akibat penurunan harga yang dianggap tidak wajar. -
Ketergantungan pada proyek infrastruktur
Bisnis beton sangat sensitif terhadap siklus proyek pemerintah dan swasta. -
Isu going concern
Tanpa kontrak baru yang signifikan, keberlanjutan usaha menjadi perhatian serius investor.
BEBS dalam Kacamata Investor Ritel
Di kalangan investor ritel, BEBS sering masuk kategori saham high risk – high speculation. Harga gocapan memang terlihat “murah”, tetapi risiko kerugian tetap besar jika fundamental tidak membaik.
Untuk investor jangka panjang berbasis fundamental, BEBS saat ini lebih cocok dipantau ketimbang dikoleksi, sambil menunggu tanda-tanda pemulihan kinerja yang nyata.
Catatan Penting
-
Data keuangan BEBS bersifat dinamis dan dapat berubah seiring rilis laporan terbaru.
-
Selalu rujuk laporan resmi di situs IDX serta bandingkan dengan sumber data lain sebelum mengambil keputusan investasi.
-
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi, bukan sebagai rekomendasi beli atau jual saham.

Posting Komentar