Fundamental Saham BEKS Terbaru 2026: Bank Banten Mulai Bangkit, Tapi Masih Penuh Tantangan

Daftar Isi

Saham BEKS kerap disebut sebagai saham “lama yang ingin bangkit”.

Harga murah, sejarah panjang, dan kini dibumbui narasi transformasi lewat KUB.

Namun dalam analisis fundamental, cerita saja tidak cukup.
Yang dicari investor adalah data, tren, dan arah ke depan.

Artikel ini membedah kondisi fundamental saham BEKS secara objektif.

Profil Singkat Emiten BEKS

BEKS merupakan kode saham dari PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk, bank milik Pemerintah Provinsi Banten.

Bank ini mengalami transformasi besar sejak berganti dari Bank Pundi menjadi Bank Banten.
Transformasi tersebut tidak instan. BEKS sempat terjebak dalam:

  • Kerugian berkepanjangan

  • Modal inti yang minim

  • Kredit bermasalah dari masa lalu

Baru dalam beberapa tahun terakhir, arah perbaikan mulai terlihat.

Posisi BEKS di Industri Perbankan

Sebagai BPD, BEKS memiliki captive market dari ekosistem Pemprov Banten.
Ini menjadi keunggulan struktural yang tidak dimiliki bank swasta kecil.

Namun dibanding BPD lain seperti BJTM atau BJB, skala dan efisiensi BEKS masih tertinggal.
Di sinilah pentingnya dukungan modal dan tata kelola.

Pergerakan Saham dan Valuasi Pasar

Hingga akhir 2025, saham BEKS masih bergerak di kisaran Rp28–31 per saham.

Kapitalisasi pasarnya relatif kecil, sekitar Rp1,5–1,6 triliun, sehingga:

  • Mudah bergerak cepat saat ada sentimen

  • Rentan volatilitas

  • Kurang cocok bagi investor konservatif

Dari sisi valuasi, BEKS terlihat murah, tapi perlu dibedah lebih dalam.

Kinerja Keuangan BEKS (2024–2025)

Laba Bersih: Titik Balik yang Penting

Tahun 2024 menjadi momen penting bagi BEKS.

  • Laba bersih 2024: ± Rp39,3 miliar

  • Tumbuh sekitar 47–48% YoY

Pada 2025, BEKS masih mencatatkan laba:

  • Hingga Kuartal III 2025: ± Rp10,7 miliar

Nominalnya belum besar, namun ini menunjukkan BEKS berhasil keluar dari fase rugi.

Pertumbuhan Aset yang Mulai Stabil

Total aset BEKS terus tumbuh secara bertahap:

  • 2024: naik sekitar 11%

  • Pertengahan 2025: aset berada di kisaran Rp8,4–8,6 triliun

Pertumbuhan aset ini mencerminkan bank mulai mendapatkan kembali kepercayaan pasar, meski skalanya belum agresif.

Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Likuiditas

Penghimpunan DPK masih menjadi tantangan.

Biaya dana BEKS relatif tinggi dibanding bank besar, sehingga margin harus dijaga ketat.
Ke depan, efisiensi pendanaan akan sangat menentukan kualitas laba.

Penyaluran Kredit dan Fokus Bisnis

BEKS fokus pada:

  • Kredit UMKM

  • Kredit konsumtif ASN dan daerah

  • Pembiayaan berbasis ekosistem Pemda

Strategi ini menekan risiko persaingan, namun kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama.

Aksi Korporasi Penentu Arah BEKS

Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim

Masuknya Bank Jatim (BJTM) sebagai pemegang saham strategis menjadi katalis utama.

Tujuan KUB ini meliputi:

  • Penguatan modal inti

  • Perbaikan manajemen dan IT

  • Transfer know-how dari bank yang lebih mapan

Bagi BEKS, KUB bukan sekadar opsi, tapi kebutuhan.

Rights Issue dan Inbreng Aset

BEKS juga melakukan penambahan modal melalui rights issue dan skema inbreng aset.

Langkah ini bertujuan untuk:

  • Memenuhi ketentuan OJK

  • Menopang pertumbuhan kredit

  • Menjaga rasio permodalan

Investor perlu mencermati potensi dilusi, terutama bagi pemegang saham lama.

Analisis Rasio Fundamental Saham BEKS

Price to Book Value (PBV)

PBV BEKS berada di kisaran 0,9–1,0x.

Secara teori, ini tergolong undervalued untuk sektor perbankan.
Namun PBV rendah baru bermakna jika profitabilitas membaik secara konsisten.


Price to Earnings Ratio (PER)

PER BEKS berada di atas 30x.

Ini bukan karena harga mahal, melainkan karena laba masih tipis.
Kondisi ini umum pada bank yang sedang turnaround.

Return on Equity (ROE)

ROE BEKS masih rendah:

  • Sekitar 2–4%

Angka ini menunjukkan modal belum dimanfaatkan optimal.
Bank sehat biasanya mencetak ROE dua digit.

Kualitas Aset (NPL)

NPL BEKS masih relatif tinggi, meski menunjukkan tren penurunan.

Masalah kredit legacy belum sepenuhnya bersih.
Ini menjadi risiko utama yang masih membayangi fundamental BEKS.

Tantangan Utama Saham BEKS

Beberapa tantangan yang masih dihadapi:

  • Tekanan pemenuhan modal inti minimum OJK

  • Profitabilitas yang masih tipis

  • Beban operasional yang perlu ditekan

  • Likuiditas saham yang terbatas di pasar

Risiko-risiko ini perlu dipahami sebelum masuk ke saham BEKS.

Prospek BEKS ke Depan

Masa depan BEKS sangat bergantung pada eksekusi:

  • Sinergi nyata dengan Bank Jatim

  • Konsistensi laba, bukan sekadar satu-dua kuartal

  • Penurunan NPL secara berkelanjutan

  • Transformasi digital yang efektif

Jika seluruh agenda berjalan sesuai rencana, BEKS berpotensi keluar dari status “saham harapan”.

Namun jika tersendat, valuasi murah bisa berubah menjadi jebakan.

Catatan Penting

Analisis ini disusun untuk memberikan gambaran fundamental saham BEKS, bukan rekomendasi beli atau jual.
Investor tetap perlu menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing

Posting Komentar