Fundamental Saham BLTA Akhir 2025: Valuasi Murah, Fundamental Mulai Rapi, Tapi Masih Selektif
Saham pelayaran selalu menarik perhatian saat valuasinya terlihat murah. Salah satu yang sering masuk radar investor ritel adalah PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA).
Harga sahamnya kecil, PBV di bawah 1, dan laporan keuangan menunjukkan laba positif. Namun di balik itu, BLTA juga membawa sejarah panjang restrukturisasi yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Karena itu, melihat fundamental saham BLTA tidak cukup hanya dari harga atau sentimen pasar. Perlu dibedah dari model bisnis, kesehatan keuangan, hingga risikonya.
Profil Singkat PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA)
BLTA merupakan perusahaan pelayaran nasional yang fokus pada angkutan muatan cair (liquid bulk cargo).
Jenis muatan yang dilayani antara lain:
-
Bahan kimia cair
-
Gas (LPG)
-
Minyak dan produk turunannya
Perusahaan melayani rute domestik dan internasional, dengan klien dari sektor energi, petrokimia, dan industri turunannya.
BLTA termasuk emiten lama di Bursa Efek Indonesia, namun dikenal publik karena krisis utang besar di masa lalu yang memaksa perusahaan melakukan restrukturisasi panjang.
Status Saham BLTA di Bursa Efek Indonesia
Hingga akhir 2025, saham BLTA:
-
Masih tercatat dan aktif diperdagangkan
-
Berada di Papan Pemantauan Khusus
-
Likuiditas harian relatif tipis
Status ini penting karena mencerminkan bahwa pasar masih berhati-hati terhadap konsistensi kinerja dan tata kelola perusahaan.
Catatan kecil: saham di papan pemantauan bukan berarti tidak layak, tetapi risikonya lebih tinggi dibanding saham papan utama.
Model Bisnis BLTA dan Karakter Pendapatan
Fokus pada Time Charter
Sebagian besar pendapatan BLTA berasal dari kontrak time charter, bukan spot charter.
Artinya:
-
Pendapatan lebih stabil
-
Risiko fluktuasi tarif jangka pendek lebih terkendali
-
Ketergantungan pada kualitas charterer menjadi sangat penting
Mayoritas penyewa kapal BLTA berasal dari perusahaan dengan reputasi baik.
Armada Kapal dan Fleksibilitas Operasional
BLTA mengoperasikan kombinasi:
-
Kapal milik sendiri
-
Kapal sewaan
Keunggulan utama armada BLTA ada pada fleksibilitas jenis muatan.
Beberapa kapal dapat dialihkan dari satu segmen ke segmen lain, tergantung kondisi pasar.
Misalnya:
-
Dari bahan kimia ke minyak sawit
-
Dari produk energi ke FAME
Fleksibilitas ini membantu perusahaan menjaga utilisasi kapal tetap optimal.
Kinerja Keuangan BLTA dalam Beberapa Tahun Terakhir
Pendapatan dan Laba Bersih
Setelah keluar dari fase restrukturisasi berat, BLTA kembali mencetak laba.
-
Laba bersih 2023 mencapai sekitar Rp240 miliar
-
2024–2025 masih mencatat laba, namun menurun tajam dibanding tahun puncaknya
Penurunan laba terutama dipengaruhi oleh:
-
Normalisasi tarif sewa kapal global
-
Biaya operasional yang meningkat
-
Kondisi pasar energi yang lebih volatil
Meski demikian, perusahaan belum kembali merugi, ini poin krusial dalam menilai turnaround.
Profitabilitas Perusahaan
Secara rasio:
-
Net Profit Margin (NPM) pernah berada di atas 10%
-
Margin menurun seiring tekanan biaya, namun masih positif
Ini menandakan bahwa secara operasional, BLTA masih mampu menghasilkan laba dari aktivitas intinya.
Struktur Utang yang Jauh Lebih Sehat
Salah satu perubahan paling signifikan di BLTA adalah penurunan beban utang.
-
Debt to Equity Ratio (DER) berkisar 0,18x – 0,40x
-
Tidak lagi masuk kategori over-leverage
-
Beban bunga jauh lebih ringan dibanding satu dekade lalu
Struktur ini memberi ruang napas bagi perusahaan untuk fokus pada operasional, bukan sekadar membayar utang.
Likuiditas dan Rasio Lancar
BLTA memiliki:
-
Aset lancar yang memadai
-
Kewajiban jangka pendek yang masih bisa ditutup oleh aset lancar
Rasio lancar yang sehat penting di industri pelayaran, karena biaya docking dan perawatan kapal tidak bisa ditunda.
Arus Kas Operasional
Arus kas operasional BLTA relatif positif.
Ini menjadi fondasi penting untuk:
-
Perawatan armada
-
Sertifikasi kapal
-
Kesiapan operasional jangka panjang
Tanpa arus kas yang stabil, laba akuntansi tidak banyak berarti di bisnis pelayaran.
Valuasi Saham BLTA di Mata Pasar
Price to Book Value (PBV)
-
PBV sekitar 0,5 – 0,6 kali
-
Harga saham masih jauh di bawah nilai bukunya
Secara valuasi aset, BLTA terlihat sangat murah.
Price to Earnings Ratio (PER)
-
PER berkisar 9x hingga 21x
-
Variatif tergantung laba tahunan
PER ini masih tergolong wajar, namun sangat sensitif terhadap fluktuasi laba.
Dibandingkan Emiten Pelayaran Lain
Jika disejajarkan dengan:
-
SMDR
-
TMAS
-
PSSI
BLTA unggul di valuasi murah, tetapi tertinggal dalam:
-
Konsistensi laba
-
Tata kelola
-
Likuiditas perdagangan saham
Ini menjelaskan mengapa pasar memberi diskon besar pada BLTA.
Kebijakan Dividen BLTA
Hingga kini, BLTA belum membagikan dividen.
Alasannya:
-
Laba ditahan masih digunakan untuk memperkuat ekuitas
-
Fokus utama perusahaan adalah pemulihan dan ekspansi bertahap
Investor yang mengincar dividen rutin perlu memahami kondisi ini sejak awal.
Prospek Usaha dan Potensi Katalis
Beberapa faktor yang berpotensi mendukung kinerja BLTA ke depan:
-
Permintaan angkutan energi dan kimia yang relatif stabil
-
Portofolio kontrak jangka menengah dan panjang
-
Struktur biaya yang lebih terkendali
-
Armada yang fleksibel mengikuti siklus komoditas
Manajemen menyampaikan bahwa 2025 masih menantang, namun 2026 diharapkan lebih kondusif jika kondisi global stabil.
Risiko Utama yang Tidak Bisa Diabaikan
Fundamental BLTA memang membaik, tetapi risikonya tetap nyata:
-
Fluktuasi harga bahan bakar kapal
-
Ketegangan geopolitik di jalur perdagangan internasional
-
Reputasi masa lalu akibat restrukturisasi
-
Likuiditas saham yang rendah
BLTA lebih cocok untuk investor yang memahami risiko dan memiliki horizon menengah–panjang.
Catatan Penting untuk Investor
Dalam membaca fundamental saham BLTA, investor sebaiknya tidak hanya terpaku pada PBV murah.
Perhatikan secara berkala:
-
Konsistensi laba tahunan
-
Arus kas operasional
-
Perubahan ekuitas
-
Kualitas kontrak charter
Turnaround sejati bukan soal harga saham naik cepat, tetapi kinerja yang stabil dan berulang.

Posting Komentar