Harga IPO Saham SUPA Resmi Rp635, Valuasi Bank Digital Ini Dinilai Paling Kompetitif

Daftar Isi

Harga IPO saham SUPA atau PT Super Bank Indonesia Tbk (Superbank) ditetapkan di Rp635 per saham, berada tepat di tengah rentang book building Rp525–Rp695.

Harga ini langsung menarik perhatian investor karena dinilai berada pada level valuasi yang relatif murah bila dibandingkan dengan mayoritas bank digital lain yang sudah lebih dahulu listing di BEI.

Superbank akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 17 Desember 2025, menjadikan IPO ini sebagai salah satu event terbesar di sektor bank digital sepanjang 2025.

Penetapan Harga IPO SUPA dan Detail Penawaran Terbaru

Penawaran umum IPO SUPA dilakukan setelah proses book building yang mencatat minat kuat dari investor institusi dan ritel.

Informasi penting yang perlu dicatat:

  • Harga final: Rp635 per saham

  • Rentang book building: Rp525 – Rp695

  • Jumlah saham yang dilepas: 4,40 miliar lembar

  • Persentase free float: ±13%

  • Target dana yang dihimpun: sekitar Rp2,79 triliun

  • Nilai nominal per saham: Rp100

Seluruh proses penawaran mengikuti jadwal resmi BEI:

  • Masa penawaran umum: 10–15 Desember 2025

  • Penjatahan saham: 15–16 Desember 2025

  • Distribusi saham: 16 Desember 2025

  • Pencatatan di BEI: 17 Desember 2025

Di sisi penjaminan, IPO SUPA didukung empat institusi besar:

  • Mandiri Sekuritas

  • CLSA Sekuritas Indonesia

  • Trimegah Sekuritas Indonesia

  • Sucor Sekuritas Indonesia

Keberadaan empat penjamin emisi tersebut menunjukkan skala serta keyakinan tinggi terhadap prospek bisnis Superbank.

Analisis Valuasi SUPA: Mengapa Harga Rp635 Menjadi Sorotan?

Valuasi IPO SUPA menjadi sorotan utama investor karena posisinya yang paling kompetitif di antara bank digital publik lainnya.
Dalam laporan IDNFinancials, valuasi SUPA disebut 11 kali lipat di atas rata-rata bank digital yang ada, namun tingkat PBV-nya justru lebih rendah dibandingkan kompetitor utama.

Perbandingan valuasi PBV bank digital Indonesia (estimasi Desember 2025):

BankPBV
SUPA2,64–3,51x
ARTO (Bank Jago)±3,2x
BBHI (Allo Bank)±4,4x
BANK (Aladin Syariah)di atas 4x

Dari sisi price to earnings ratio (PER), SUPA memang masih tinggi di angka ±913x (belum disetahunkan), namun ini dianggap wajar karena SUPA sedang berada di fase investasi dan ekspansi agresif.

Beberapa analis memberi pandangan positif:

  • Sucor Sekuritas menilai harga Rp635 masih berada pada rentang yang wajar dan kompetitif, terutama karena dukungan pemegang saham yang kuat.

  • BCA Sekuritas melihat SUPA berpotensi mengalami rerating pasca-listing jika pertumbuhan kredit dan efisiensi digital meningkat.

Valuasi yang tidak terlalu premium inilah yang membuat IPO SUPA menjadi magnet bagi investor jangka menengah-panjang.

Prospek Bisnis Superbank: Transformasi, Ekosistem, dan Momentum Pertumbuhan

Superbank merupakan transformasi dari Bank Fama, yang kemudian diakuisisi dan didukung oleh jaringan korporasi besar. Perubahan ini membawa bank ke level kompetisi baru di sektor digital banking Indonesia.

Struktur pemegang saham Superbank menjadi keunggulan strategis:

  • Emtek Group – 27%

  • Kudo (Grab ecosystem) – 16,67%

  • Singtel – pemegang saham strategis dengan jaringan telekomunikasi luas

  • KakaoBank – bank digital asal Korea Selatan yang dikenal sukses secara global

Dukungan tersebut memperkuat akses SUPA terhadap:

  • teknologi digital dan AI

  • integrasi layanan Grab

  • jaringan merchant dan konsumen luas

  • akses modal yang lebih stabil

  • pengembangan produk kredit terarah

Superbank mulai menunjukkan perkembangan profitabilitas dengan laba bersih Rp60,12 miliar pada Q3 2025.
Performa ini menjadi indikator bahwa SUPA memasuki fase pertumbuhan yang lebih mapan, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap model bisnisnya.

Keunggulan kompetitif SUPA di sektor bank digital meliputi:

  • penetrasi ke segmen pengguna aktif ekosistem Grab

  • strategi kredit berbasis data (machine learning)

  • biaya operasional lebih efisien berkat digitalisasi penuh

  • kemampuan akuisisi nasabah lebih cepat dan murah

Penggunaan Dana IPO: Fokus pada Ekspansi Kredit dan Penguatan Teknologi

Dana sebesar ±Rp2,79 triliun dari IPO akan dialokasikan ke dua pos utama:

1. Modal kerja (penyaluran kredit)

SUPA menargetkan peningkatan portofolio kredit konsumer dan produktif, terutama:

  • kredit mikro terhubung ke mitra Grab

  • pembiayaan konsumen berisiko rendah

  • layanan kredit cepat melalui aplikasi

Pertumbuhan kredit menjadi motor utama ekspansi SUPA dalam 2–3 tahun ke depan.

2. Belanja modal (capex) untuk teknologi

Investasi dilakukan pada:

  • pengembangan infrastruktur teknologi informasi

  • peningkatan keamanan siber dan AML

  • integrasi AI untuk analisis risiko

  • pengembangan fitur digital baru

  • peningkatan pengalaman nasabah (UX)

Catatan kecil: Bank digital dengan investasi teknologi kuat biasanya mencatat biaya operasional yang lebih efisien di tahun ketiga hingga kelima.

Penggunaan dana yang terarah ini menunjukkan SUPA ingin mempertegas posisinya sebagai bank digital berbasis teknologi dengan profitabilitas berkelanjutan.

Cara Memesan IPO SUPA dan Mekanisme Penjatahan

Investor ritel dapat membeli saham SUPA melalui platform e-IPO dengan proses yang mudah dan transparan.

Langkah-langkah pemesanan:

  1. Daftar dan verifikasi akun di e-IPO.co.id.

  2. Pilih menu Penawaran Umum.

  3. Temukan penawaran SUPA – PT Super Bank Indonesia Tbk.

  4. Masukkan jumlah pesanan sesuai minat dan dana tersedia.

  5. Selesaikan pembayaran sesuai instruksi.

  6. Tunggu pengumuman penjatahan pada 15–16 Desember 2025.

Mekanisme penjatahan untuk ritel:

  • Menggunakan sistem pooling.

  • Saham akan dibagi proporsional jika terjadi oversubscribe.

  • Penjatahan dilakukan oleh penjamin emisi berdasarkan jumlah permintaan.

Risiko investasi yang perlu diperhatikan:

  • fluktuasi harga yang tinggi pada minggu pertama listing

  • valuasi PER masih premium

  • persaingan ketat di sektor bank digital

  • sensitivitas terhadap kualitas aset dan kredit bermasalah (NPL)

Investor dianjurkan melakukan analisis mandiri dan memahami profil risiko sebelum masuk ke IPO ini.

Posting Komentar