Right Issue INET: Strategi Jumbo Rp3,2 Triliun untuk Ekspansi Infrastruktur Digital

Daftar Isi

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) kembali menarik perhatian pasar setelah mengumumkan rencana Right Issue senilai maksimal Rp3,2 triliun. Aksi ini menjadi salah satu yang terbesar di sektor infrastruktur digital, terutama karena mencakup ekspansi agresif jaringan FTTH (Fiber To The Home), penguatan backbone kabel laut, dan penyuntikan modal ke sejumlah anak usaha. RUPSLB pada 20 Agustus 2025 telah menyetujui rencana ini, sementara pelaksanaannya masih menunggu persetujuan OJK.

Perkembangan ini penting bagi investor karena akan memengaruhi struktur kepemilikan, kinerja operasional, serta arah pertumbuhan INET dalam beberapa tahun ke depan.

Peran Strategis INET dalam Infrastruktur Digital Indonesia

INET memposisikan diri sebagai pemain yang ingin memperkuat jaringan serat optik dan layanan broadband di berbagai wilayah Indonesia. Permintaan data internet meningkat pesat seiring digitalisasi bisnis, hiburan, pendidikan, dan layanan pemerintah.

Ekspansi FTTH dan kabel laut menjadi tulang punggung industri telekomunikasi masa kini. Sehingga keputusan INET melakukan right issue dalam skala besar bukan semata untuk memperbaiki struktur modal, tetapi juga merebut peluang pertumbuhan pasar yang terus meningkat.

Upaya ini juga menegaskan posisi INET sebagai perusahaan yang ingin naik kelas menjadi penyedia infrastruktur internet regional, terutama di Bali, Lombok, dan Jawa.

Apa Itu Right Issue dan Mengapa Penting bagi Pemegang Saham?

Right issue adalah aksi korporasi ketika perusahaan menawarkan saham baru kepada pemegang saham existing pada harga tertentu dan rasio tertentu. Investor mendapatkan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) yang dapat:

  • Ditukar menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan.

  • Dijual di pasar negosiasi menggunakan kode INET-R.

  • Dibiarkan kadaluarsa, dengan risiko kepemilikan terdilusi.

Dalam kasus INET, right issue ini sangat memengaruhi investor karena:

  1. Skala penerbitan saham baru sangat besar.

  2. Dilusi mencapai 57,14% bagi investor yang tidak ikut.

  3. Ada penerbitan Waran Seri II yang memberi peluang tambahan di masa depan.

Aksi ini bukan hanya menambah modal perusahaan, tetapi mengubah struktur saham, valuasi, dan sentimen pasar.

Rincian Lengkap Right Issue INET (Data Terkini dan Akurat)

Berikut adalah detail resmi berdasarkan rancangan prospektus:

1. Total Dana yang Dihimpun

  • Maksimal Rp3,2 triliun

Jumlah ini masuk kategori jumbo untuk perusahaan infrastruktur digital berskala menengah.

2. Jumlah Saham Baru

  • Maksimal 12,8 miliar saham

Penerbitan saham sebesar ini akan meningkatkan total modal disetor secara signifikan.

3. Harga Pelaksanaan

  • Rp250 per saham

Harga ini biasanya diberikan dengan diskon dari harga pasar untuk menarik minat investor.

4. Rasio HMETD

  • Setiap 3 saham lama → berhak atas 4 HMETD

Investor dengan kepemilikan kecil sekalipun tetap mendapatkan hak proporsional.

5. Penerbitan Waran Seri II

  • Jumlah waran: 3,07 miliar

  • Rasio: Setiap 25 saham baru → 6 waran

  • Harga tebus waran: Rp300 per saham

Waran menjadi instrumen menarik karena menawarkan potensi keuntungan jangka panjang.

6. Tingkat Dilusi

  • 57,14% bagi pemegang saham yang tidak berpartisipasi

Dilusi sebesar ini menjadi faktor utama yang harus dipertimbangkan.

7. Pembeli Siaga

Pemegang saham pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN):

  • Menyerap seluruh haknya senilai Rp1,78 triliun

  • Menjadi standby buyer hingga Rp1,41 triliun

Komitmen ini membuat right issue lebih aman karena meminimalkan risiko under-subscribed.

Rencana Penggunaan Dana: Fokus pada Ekspansi Infrastruktur

Dana right issue digunakan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, bukan sekadar memperbaiki neraca. Berikut alokasinya:

1. Pengembangan 2 Juta Koneksi FTTH di Bali & Lombok

  • Alokasi: Rp2,8 triliun

  • Melalui anak usaha: PT Garuda Prima Internetindo (GPI)

  • Target: Memperluas akses internet rumah tangga berbasis serat optik.

Ekspansi ini berpotensi memberikan pendapatan recurring yang kuat dalam beberapa tahun ke depan.

2. Pembayaran IRU untuk Kabel Laut

  • Alokasi: Rp213,44 miliar

  • Melalui PT Pusat Fiber Indonesia (PFI)

  • Fokus: Penyewaan jangka panjang kapasitas kabel laut sebagai backbone jaringan.

Akses kabel laut akan memperkuat konektivitas dan meningkatkan kecepatan layanan FTTH.

3. Pengembangan FTTH di Pulau Jawa

  • Alokasi: Rp135 miliar

  • Melalui PT Internet Anak Bangsa (IAB)**

  • Fokus: Membangun jaringan FTTH di area dengan permintaan tinggi.

Jawa tetap menjadi pasar utama karena tingkat urbanisasi dan penetrasi internet yang tinggi.

4. Pendanaan Operasional dan Ekspansi Lainnya

Sisa dana akan digunakan untuk operasional, perbaikan infrastruktur, dan investasi strategis lainnya.

Analisis Dampak bagi Pemegang Saham

1. Peluang

  • Harga pelaksanaan terbilang menarik bagi investor yang berminat memperbesar kepemilikan.

  • Ekspansi FTTH dan kabel laut menawarkan potensi pertumbuhan pendapatan jangka panjang.

  • Tambahan waran memberi kesempatan cuan tambahan bila harga saham naik di masa depan.

  • Komitmen standby buyer mengurangi risiko gagal terserap.

2. Risiko

  • Dilusi yang besar dapat menekan harga saham dalam jangka pendek.

  • Realisasi proyek FTTH memiliki tantangan teknis dan finansial yang besar.

  • Persaingan dengan pemain besar broadband nasional cukup ketat.

  • Pasar akan menilai eksekusi manajemen dalam memaksimalkan dana ini.

Investor yang tidak ikut HMETD berpotensi kehilangan porsi kepemilikan secara drastis, sehingga penting untuk menghitung ulang posisi portofolio.

Prospek INET Pasca-Right Issue

INET berada dalam tahap transformasi menuju perusahaan infrastruktur internet yang lebih besar. Dengan suntikan dana jumbo, peluang ekspansi makin terbuka, terutama di wilayah dengan pertumbuhan ekonomi digital tinggi.

Jika ekspansi FTTH mencapai target 2 juta rumah, INET berpotensi mencetak pendapatan recurring yang stabil. Investasi pada kabel laut juga meningkatkan kapasitas jaringan dan memperkuat posisi INET di sektor telekomunikasi.

Arah perusahaan ke depan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengeksekusi proyek besar ini. Komitmen pemegang saham pengendali menjadi sinyal positif, namun dinamika pasar tetap harus diperhatikan oleh investor.

Posting Komentar